banner-detik
WORK & CAREER

Skala Prioritas Ibu Bekerja Seperti Apa?

author

?author?04 Mar 2019

Skala Prioritas Ibu Bekerja Seperti Apa?

Tak melulu soal pekerjaan, urutan skala prioritas ibu bekerja seperti saya, mengedepankan rasa kemanusiaan terhadap diri sendiri.

Skala Prioritas Ibu Bekerja - Mommies DailyImage: Laura Olsen on Unsplash

“Put your own oxygen mask on first so you have enough air to breathe and energy for yourself before you can assist and give to others.” –NN

Setiap pagi saya termasuk tipe pekerja yang harus menyesap kopi, mendapatkan energi tambahan ketika efek cafein perlahan masuk ke dalam darah. Ada adrenalin yang ikut memompa semangat saya. Jelang makan siang, jika tak membawa bekal dari rumah, menu makan siang saya tidak boleh seadanya. Prinsip saya: makan menu yang punya gizi seimbang, bentuk diet yang nyaman untuk saya jalankan, sebagai ibu bekerja.

Untuk pekerjaan, semua saya urutkan sesuai skala prioritasnya. Mulai dari yang tenggat waktunya paling urgent, sampai yang bisa saya kerjakan keesokannya harinya. Untuk memudahkan cara kerja saya, daftar pekerjaan yang saya buat, juga dilengkapi dengan strategi mengerjakannya. Mind mapping-nya detail, tidak hanya berupa key word.

Mengerjakan segala sesuatu sesuai skala prioritas, bukan sporadis, memudahkan kita mengenal batas kemampuan berpikir. Biasanya nih, kalau saya di atas jam empat sore, otak sudah mengirim signal lelah. Hargai itu!, bangun sejenak dari bangku kerja mommies. Jalan mengambil minum, atau ke toilet, bisa memberikan sedikit ruang untuk mommies bertanya pada diri sendiri – “Masih sanggup?.”

Rumah apa kabar?

Rumah masih berantakan di Sabtu pagi? Maklumi saja, kan nggak akan disidak sama Marie Kondo :D. Proses mengerjakan bersih-bersih rumah, menunggu mood enak, kadang lebih efektif buat saya, malahan jadi ajang terapi.

Urusan makanan, sesekali di akhir pekan nggak dosa kok, menggunakan jasa GoFood untuk memesan menu favorit sekeluarga. Daripada masak, tapi mulut ngomel, karena kombinasi capek, tapi sok idealis si kecil harus makan makanan ibunya di akhir pekan. Percayalah mommies, pertahanan semacam ini sering kali runtuh dikala stamina kita terkuras di hari kerja. Bukannya, kewarasan ibu yang utama, ya? Kalau ngomel melulu, anak dan pasangan bisa kena imbas nggak baik, kan?

Anak dan pasangan jadinya diurutan berapa?

Semenjak mereka berdua adalah salah satu support system terkuat saya, tentu apapun yang menyangkut mereka berdua, saya kedepankan. Urusan kantor bisa saya gugurkan, khususnya jika sudah bicara mempertaruhkan nyawa. Seperti yang baru-baru ini terjadi, ketika Jordy anak saya dirawat karena DBD. Fokus saya hanya satu: keselamatan anak saya tidak bisa diganti oleh apapun. Dan saya harus tahu diri, tak mungkin bisa 100% maksimal di banyak hal sekaligus.

Saya harus bijak dengan diri sendiri, saya harus pandai menggunakan masker oksigen yang saya bawa kemana-mana. Agar apapun yang saya kerjakan, selalu punya cukup amunisi energi, tak terengah-engah di tengah jalan.  

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan