banner-detik
BEHAVIOR & DEVELOPMENT

Kenapa Anak Berperilaku Baik di Daycare tapi Menguji Kesabaran di Rumah?

author

?author?25 Jan 2019

Kenapa Anak Berperilaku Baik di Daycare tapi Menguji Kesabaran di Rumah?

Laporan dari pihak daycare tidak pernah aneh-aneh, begitu di rumah, kadang perilakunya berbanding terbalik. Apa penyebabnya, dan bagaimana mengatasinya?

perilaku anak - Mommies DailyImage: by Allen Taylor on Unsplash

Situasi di atas, masih suka saya alami. Sampai di rumah ada saja hal-hal kecil, yang tadinya bukan masalah, jadi sumber diskusi alot saya dengan Jordy (4,5). Di daycare lancar jaya pakai baju dan celana sendiri, sampai di rumah, praktiknya on off. Ternyata menurut babyology ada penyebabnya.

Rumah itu zona amannya anak

Rumah adalah tempat anak-anak merasa aman untuk berekspresi. Ruang dimana mereka dapat melepaskan semua bentuk emosi, dan mencoba hal-hal baru yang mereka mau. Tapi di beberapa situasi ,benar-benar menguji kesabaran orangtua. Terlebih kita yang sudah seharian bekerja, dan harus menghadapi si kecil.

Jadi harus gimana dong?

Dari pada pusing sama perilaku buruk si kecil, dan ngotot berubah dalam hitungan detik, fokus saja mengeluarkan kalimat-kalimat positif. Misalnya anak kekeuh mau makan malam menu A pulang dari daycare, padahal perjanjiannya, makan apapun yang tersedia di rumah atau yang dibelikan oleh mama papa. Pas anak lagi merajuk, menuju ngambek, saya nggak sibuk mendiamkan dia. Melainkan lempeng dan tenang, tapi tetap fokus mengingatkan perilaku positif yang selama ini sudah Jordy lakukan, terkait kegiatan dia sepulang dari daycare. Atau betapa enaknya, makanan favorit dia yang sudah kami sediakan.

Saya percaya sama rumus: aksi menimbulkan reaksi. Makanya berlatih setiap hari menjadi orangtua sabar dan tenang itu hukumnya wajib. Agar reaksi anak juga ikutan tenang.

Pick you battles

Mommies dan pasangan memilih akan “bertempur” atas hal yang paling penting, dan fokus pada hal tersebut. Urai masalahnya dan bereskan satu persatu dari yang paling serius. Mencegah misbehave anak makin nggak karuan.

Contoh: Jordy tidak mau cuci tangan jelang makan malam. Bilang pakai nada tinggi. Yang saya lakukan, fokus menggiring dia ke tempat cuci tangan. Daripada semua kegiatan tertunda gara-gara nunggu Jordy sampai tenang 100%. Yang sudah-sudah walau sambil manyun, dia tetap cuci tangan, kok. Sambil pelan-pelan bilang ke Jordy, harus minta maaf. Ketika suasana sudah kondusif, Jordy inisiatif minta maaf ke saya.

Berikan konsekuensi yang manusiawi

Jika reaksi si kecil makin intens, saya biasanya terkondisikan memberikan konsekuensi yang masih manusiawi. Sesuatu yang tidak berdampak signifikan pada kehidupan anak. Misalnya, jika Jordy tidak sopan ke ayah dan bunda, tidak ada baca buku sebelum tidur. Hanya karena dia tidak mendapatkan cerita, bukan berarti dia tidak akan mendapatkan cinta. Tak lupa saya barengi dengan sentuhan fisik, berapa belaian dan pelukan. Tatap matanya ketika berbicara sangat membantu untuk mendapatkan perhatian si kecil, dan meluluhkan hatinya.

 Artikel ini diadaptasi dari babyology.com.au

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan