Ketika Perceraian Membuat Saya Menjadi Ayah dan Laki-laki yang Lebih Baik

Sex & Relationship

Mommies Daily・23 Jan 2019

detail-thumb

Setelah mempunyai anak, saya hanya memiliki satu tekad untuk menjadi ayah terbaik untuk anak saya. Dan tiba-tiba, istri saya meminta cerai lalu menyerahkan pengasuhan dua anak perempuan ke saya. Dunia saya pun jungkir balik.

Pernah kebayang, ketika tengah malam sedang berdua di tempat tidur, kemudian istri kita mengatakan “Aku mau cerai, aku sudah nggak cinta lagi sama kamu.” Tanpa ada hujan badai sebelumnya. Respon saya pertama kali? Saya kira dia becanda, dan saya berharap itu hanya candaan nggak lucu. Ternyata saya salah besar. Istri saya (sekarang sudah mantan) benar-benar meminta cerai daaaan menyerahkan pengasuhan dua anak perempuan ke saya. Dunia saya pun jungkir balik.

Saya nggak berminat mencari tahu alasan di balik dia meminta cerai. Buat apa? Nggak akan mengubah semuanya, kan. Setelah semua proses perceraian berakhir, fokus saya hanya satu: Membesarkan anak-anak dengan baik. Empat tahun kemudian, di sinilah saya berada. Seorang single dad, dengan dua anak perempuan yang satu tengah beranjak remaja, masih terus berjuang agar finansial kami tercukupi.

Dan percaya atau tidak, meski saya kehilangan istri, meski saya kehilangan gambaran keluarga utuh versi masa kecil saya, namun saya berhasil menemukan sosok saya yang ternyata bisa lebih baik sebagai laki-laki dan juga seorang ayah setelah perceraian terjadi.

Baca juga:

Mari Bantu Pasangan Menjadi Ayah yang Baik

Ketika Perceraian Membuat Saya Menjadi Ayah dan Laki-laki yang Lebih Baik - Mommies Daily

1. Perceraian membuat saya mencari tahu kekurangan saya sebagai seorang pasangan

Saya mencoba berpikir positif, bahwa pasti saya ada andil yang membuat istri saya dulu meminta cerai. Mungkin saya yang kurang sabar, saya yang kurang peduli, saya yang terlalu fokus bekerja, saya yang tidak bisa memenuhi ekspektasinya dalam urusan finansial, dan masih banyak lagi. Ini secara perlahan membuat saya mulai membenahi diri, memperbaiki kekurangan saya, dan mendorong kelebihan saya untuk berani tampil.

2. Perceraian membuat saya memiliki lebih banyak waktu dengan anak-anak

Nggak ada lagi sibuk dengan gadget ketika bersama anak, karena meskipun hak asuh diserahkan ke saya, tetap saja saya harus berbagi waktu dengan ibunya anak-anak. Ini artinya, saya nggak bisa full lagi bersama anak-anak selama tujuh hari dalam seminggu. Maka, ketika anak-anak bersama saya, saya manfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk bersama mereka.

3. Perceraian membuat saya menjadi pribadi yang lebih sabar

Terutama ke anak-anak karena saya paham bahwa mereka juga melewati sebuah masa yang tidak menyenangkan. Mereka harus kehilangan ibu, mereka harus berganti-ganti tempat tinggal, mereka mungkin merasa malu jika hal ini diketahui oleh teman-temannya.

Baca juga:

5 Perasaan Bersalah sang Ayah

4. Perceraian membuat saya hidup lebih sehat

Karena saya ingin bisa menemani anak-anak selama mungkin saya bisa bertahan hidup. Saya ingin melihat mereka tumbuh besar, beranjak remaja dan dewasa, melihat mereka bekerja, menjalin hubungan, menikah dan punya anak. Saya ingin mendampingi mereka dalam kondisi yang sehat.

5. Perceraian membuat saya hidup lebih teratur dan terencana

Bisa dibilang, saat ini sayalah yang paling ‘dipandang’ dan dijadikan contoh oleh kedua anak saya. Saya harus memberikan teladan, dan ini artinya, saya harus mampu tak hanya menjadi pribadi yang lebih baik namun juga memberi contoh bagaimana menjalani hidup yang direncanakan dengan baik.

6. Perceraian membuat saya lebih hati-hati dalam mencari pasangan, hahahaha

Karena saya tidak ingin mengalami kegagalan untuk berikutnya dan saya juga tidak ingin anak-anak harus melihat saya berganti-ganti pasangan.

7. Perceraian membuat saya lebih paham karakter anak-anak saya

Bagaimana tidak paham, lha wong dari kecil mereka hanya bersama saya. Sayalah tempat mereka mengadu dan berkeluh kesah. Sayalah tempat mereka pertama kali berbagi cerita tentang pengalaman menstruasi mereka (dan yaaa, ini lumayan awkward moment, hahahaha), saya yang melerai mereka ketika berantem, saya yang ikutan hunting mencari pakaian dalam mereka, saya yang menemani mereka melewati masa susah senang di sekolah, saya adalah buku diary versi hidup bagi mereka.

8. Perceraian membuat saya lebih giat dan semangat bekerja

Saya tidak bisa memberikan kehidupan keluarga utuh versi masyarakat pada umumnya. Maka saya ingin memberikan kenyamanan hidup untuk anak-anak saya. Jujur saja, perceraian membuat saya bekerja semakin giat. Selain untuk anak-anak, saya juga ingin membuktikan ke mantan istri, kalau kehidupan kami baik-baik saja setelah ditinggal perginya olehnya, hehehehe.

Saya belajar untuk selalu melihat hidup dari kacamata yang menyenangkan, mau sesulit apa pun hari yang saya jalani. Semua demi anak dan diri saya sendiri.

Baca juga:

Ayah Baru Juga Cemas Akan 8 Hal Ini