banner-detik
BEHAVIOR & DEVELOPMENT

Saat Anak Kepergok Masturbasi

author

fiaindriokusumo26 Nov 2018

Saat Anak Kepergok Masturbasi

Sudah siap jika ‘kegiatan’ ini dilakukan oleh anak kita daaaaan tanpa sengaja kita memergokinya? Bagaimana harus bersikap sebelum kita berubah menjadi drama mama?

Saya agak lupa kenapa tiba-tiba saya memikirkan topik yang satu ini. Mungkin, karena anak saya yang besar sudah masuk usia 12 tahun dan sebentar lagi masuk SMP. Kayaknya kok kans untuk dia tahu tentang kegiatan masturbasi rasanya lebih besar. Bisa dari bacaan, tontonan atau teman-temannya kelak, entahlah, saya juga masih meraba-raba.

Tapi kemudian, semacam nyambung, suatu hari di salah satu WAG yang saya punya, ada seorang ibu yang “teriak” histeris lalu bilang, baru aja mergokin anaknya masturbasi. Huhuhuhu. Ibu itu antara shock, marah sama dirinya sendiri, kesal sama si anak, dan malu. Iya, malu karena harus melihat aktivitas yang kurang enak dilihat itu. Akhirnya, jadilah itu topik obrolan di WAG kami.

Selama ini kan, kita selalu membekali anak dengan edukasi seks ya. Tentang menjaga bagian tubuh yang sifatnya personal, tentang menyebut alat kelamin dengan sebutan yang benar, perubahan fisik yang akan dialami oleh anak perempuan dan laki-laki, tentang menstruasi dan mimpi basah, tapi kok rada skip bahas tentang masturbasi ke anak. Alasannya? Jengah. Ada juga yang mengaitkan dengan itu kan kegiatan dosa, nggak enak dong dibahasnya. Laaah, ya karena menurut ngana itu dosa, makanya dibahas dong, biar anak nggak kecebur *__*.

Baiklah, jadi, apa yang harus kita lakukan dengan topik masturbasi ini? Berikut saran dari mbak Vera Itabiliana Psi, psikolog anak dan remaja yang saya wawancara melalui email.

1. Ketika mengetahui anak masturbasi, bagaimana sebaiknya reaksi orangtua?

Tenangkan diri dulu dan beri kesempatan anak untuk tenangkan diri juga karena pasti sama kagetnya. Hindari munculnya amarah, tanamkan di pikiran kita bahwa anak perlu diarahkan sehingga jangan anak sampai merasa takut atau merasa bersalah atas apa yang ia lakukan.

Baca juga:

Masturbasi pada Anak Remaja, Bagaimana Menyikapinya?

Saat Anak Kepergok Masturbasi - Mommies Daily

2. Apa alasan anak melakukan masturbasi?

Usia balita biasanya untuk menghilangkan kecemasan agar relaks. Awalnya bisa karena ada rasa gatal lalu berlanjut. Usia puber atau remaja dilakukan untuk kenikmatan seksual, ini dipengaruhi oleh libido yang menggebu di usia-usia ini.

3. Normalnya, pada usia berapa anak mulai melakukan masturbasi?

Anak mulai merasakan kenikmatan di area genital itu pada usia 3 tahun, jadi mulai usia ini mungkin terjadilah kegiatan masturbasi.

4. Bagaimana menjelaskan tentang masturbasi kepada anak?

Ada waktu-waktunyanya kamu ingin sentuh bagian kelaminmu dan kamu mungkin akan suka rasanya. Lalu lanjutkan sesuai usia anak. Untuk balita: Tapi nanti kelaminmu bisa luka sehingga saat pipis sakit, kuman pun bisa menempel di tangan atau di bagian kelaminmu juga. Untuk remaja: Dari segi kesehatan itu tidak apa dilakukan asal kamu melakukannya secara privasi dan tidak berlebihan tapi secara agama (nah ini bisa disesuaikan dengan ajaran agama masing-masing ya.) Lagipula itu akan mengganggu pikiranmu sehingga kamu jadinya tidak konsen untuk melakukan yang lain...perlu dicari cara lain agar kamu tidak berlebihan melakukannya, antara lain kamu harus rajin olahraga.

5. Bagaimana mencegah anak agar tidak melakukan masturbasi?

Berikan pemahaman tentang ini di awal saat menjelaskan pubertas. Anak perlu tahu bahwa dia akan merasakan dorongan seksual yang akan mengarahkan dia untuk melakukan masturbasi atau melihat pornografi.

6. Apakah ada tipikal anak tertentu yang mungkin lebih memiliki kans lebih besar untuk masturbasi?

Anak yang mendapatkan stimulasi seksual lebih dini, contohnya sudah pernah lihat pornografi dsb.

7. Kapan orangtua harus mulai khawatir ketika anak masturbasi?

Ketika sudah mengganggu aktivitas dan konsentrasi ana dan anak menjadi terobsesi akan hal ini.

Jadiiii, mari jangan panik dan tetap tenaaaaang (gampang kalau ngomong tok, ya mom :D).

Share Article

author

fiaindriokusumo

Biasa dipanggil Fia, ibu dari dua anak ini sudah merasakan serunya berada di dunia media sejak tahun 2002. "Memiliki anak membuat saya menjadj pribadi yang jauh lebih baik, karena saya tahu bahwa sekarang ada dua mahluk mungil yang akan selalu menjiplak segala perilaku saya," demikian komentarnya mengenai serunya sebagai ibu.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan