banner-detik
ELEMENTARY SCHOOLERS

Cegah Penculikan pada Anak dengan Ajarkan 5 Hal Ini!

author

?author?15 May 2022

Cegah Penculikan pada Anak dengan Ajarkan 5 Hal Ini!

Ramai berita tentang penculikan pada anak di daerah Jakarta Selatan dan Bogor. Orang tua perlu lakukan beberapa hal untuk mencegah ini terjadi. 

Beberapa hari ini ramai berita tentang tersangka bernama Rizal Afif yang melakukan penculikan terhadap sekitar 12 anak, di mana tiga di antara korban penculikan mengalami tindak kekerasan seksual. Dengan modus razia masker dan mengancam para korban yang terlihat tidak menggunakan masker maka akan dibawa ke kantor polisi, RA berhasil menculik anak-anak ini dan membawa korban.

Sebagai orang tua, kok kayaknya kita nggak dikasih napas ya buat meletakkan rasa khawatir sejenak. Mulai dari pandemi, hepatitis misterius, sekarang muncul lagi kasus penculikan dengan pelecehan seksual.

Maka sekali lagi, tak peduli berapa pun usia anak-anak kita, pastikan kewaspadaan kita dan anak tidak kendur. Maka, apa yang perlu kita lakukan sebagai orang tua?

Berikut beberapa langkah mencegah penculikan pada anak

1. Pastikan anak paham SOP keamanan untuk dirinya

Setiap keluarga punya Standar Operasional Prosedur berbeda untuk mencegah terjadi penculikan, semua sama: cegah anak dari para predator penculikan. Duduk bareng untuk mengomunikasikan peraturan apa saja yang mommies tetapkan bersama pasangan. Agar semua anggota keluarga satu frekuensi. Jika perlu, lakukan simulasi. Misalnya membuat password yang hanya diketahui oleh anak dan orang-orang kita tunjuk untuk menjemput di sekolah.

2. Ajarkan anak menolak tawaran dari orang yang tidak dikenal

Saya ambil dari artikel Benarkah Stranger is Danger:

  • Permen, cokelat atau mainan?Katakan tidak lalu ucapkan terimakasih. Atau, katakan kepada yang menawarkan kalau ia harus bertanya dulu ke mama atau ayah.
  • Diajak mencari binatang peliharaan?Katakan kalau ia sudah punya binatang peliharaan di rumah. Atau, minta ke orang yang mengajak untuk meminta izin terlebih dahulu ke mama atau ayah.
  • Diajak pergi dari tempat anak berada?Katakan tidak atau bilang mau pamit dulu ke orangtua.
  • Ada yang memeluk atau meraba?Tangkis dengan tangan atau kaki atau teriak tolong sambil lari.
  • Jika dipaksa?Lari ke tempat ramai sambil teriak tolong.
  • Baca juga: Lindungi Anak dari Penculik

    3. Tidak selamanya orang asing berbahaya, alasannya…

    Masih dari artikel yang saya cantumkan di poin  kedua. Kata Anna Surti Ariani Psi, Psikolog Keluarga. Melarang anak berbicara dengan orang yang tidak dikenal adalah MITOS. Karena  jika anak sampai terpisah dari orangtua, maka anak perlu minta tolong kepada orang yang tidak ia kenal, misal: Satpam.

    Makanya makin sering praktik, makin paham si anak, harus minta tolong ke siapa saja ia terpisah dari orangtua. Saat ke mall atau tempat umum lainnya, sempatkan mengadakan safety briefing (lebih baik repot dikit, deh, daripada menyesal kemudian). Latih anak untuk menunjuk mana petugas keamanan dan orangtua seperti kita yang membawa anak, untuk diminta pertolongan.

    4. Tidak main gadget saat tidak bersama kita orangtuanya

    Kita aja orang dewasa kalau lagi main HP, bisa dipastikan kehilangan fokus. Apalagi ini anak kecil. Kitanya juga janga lengah, pasang "mata elang" ketika bersama anak.

    5. Biasakan anak menyuarakan isi hatinya

    Anak yang terbiasa dikenali bentuk emosinya, tidak sungkan menyeruakan apa yang dia rasakan. Membedakan mana perasaan sedih, marah, kecewa, senang dan waspada. Pada saat tertekan dan merasa tidak nyaman, maka dia akan dengan mudah memvalidasi bentuk emosi yang sedang terjadi. Takut ada orang tidak dikenal mengajak dirinya, diharapkan anak akan berteriak atau melawan, respond karena sedang merasa terancam.

    6. Manfaatkan teknologi

    Ketika anak harus pergi sendiri atau bersama teman-temannya, minta mereka untuk share live loc selama 8 jam ke depan. Jelaskan alasannya ke anak kenapa kita meminta mereka melakukan hal ini. Terutama ke anak pra remaja dan remaja yang seringkali malas karena menganggap orang tua "membuntuti" mereka.

    Baca juga: 4 Produk yang Membantu Keamanan Anak di Area Publik

    Share Article

    author

    -

    Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan