Sorry, we couldn't find any article matching ''
Untuk Para Ibu Pejuang Try Out, Santai Sedikit Yuk!
Hai para ibu yang anaknya duduk di kelas 6 SD dan saat ini jadwal try out menjadi sahabat terbaik kalian, yuk santai sedikit, kurangin ambisiusnya :).
Saya mau cerita sedikit tentang pengalaman saya mengantar si kakak (anak sulung saya) yang saat ini berada di kelas 6 SD ikutan try out. Awalnya saya nggak niatan mendaftarkan anak ikutan try out di mana-mana. Dia ikut TO di sekolah dan tempat les-nya bagi saya sudah cukup.
Apa yang kemudian membuat saya pada akhirnya berubah pikiran dan jadi rajin hunting jadwal TO? (FYI, jadwal TO si kakak udah full sampai tanggal 11 November)! Karena saya ingin si kakak terbiasa dengan soal-soal UN, terbiasa dengan waktu pengerjaan, terbiasa dengan sistem pengisian soal, terbiasa dengan para pengawas yang hadir dan berkeliling, dan memahami bagian pelajaran mana yang dia sudah bagus dan bagian pelajaran mana yang masih kurang serta butuh perbaikan.
Urusan galak tentang belajar, saya terkenal galak bagi anak-anak saya, sejak SD kelas satu, saya selalu menyelipkan jadwal mengerjakan latihan soal dalam rutinitas harian mereka. Begitu pun menjelang try out, saya meminta si kakak untuk berlatih di rumah agar dia bisa mengerjakan soal-soal try out dengan baik.
Namun, saat hari try out berlangsung, saya malah nggak minta si kakak belajar, nggak minta si kakak harus masuk sekian besar, karena saya merasa try out ya itu wadah si kakak untuk belajar. Jadi buat apa belajar untuk belajar? Ahahahaha. Saya juga nggak minta kakak harus nilai bagus saat try out, ya karena itu, niatnya kan latihan, latihan dan latihan.
Jadi, saya terkaget-kaget begitu perdana menemani si kakak untuk try out, kemudian saya menyaksikan banyak banget ibu-ibu yang meminta anaknya terus mengerjakan soal bahkan sekian menit sebelum try out berlangsung. Atau ketika mendengar seorang ibu dengan penuh tekanan mengatakan ke anaknya “Jangan jelek ya nilai try out-nya, awas aja sampai jelek, percuma ibu antar kamu ke sini!” Oh, atau ketika seorang anak untuk mengisi data diri aja diawasi oleh tiga anggota keluarganya, bahkan sempat ibunya yang mencoba mengisi.
Kebayang nggak, untuk si anak yang mengisi data diri aja dibantu, kalau terus menerus seperti itu, bagaimana dia akan terbiasa, dan sudah pasti di hari UN berlangsung, nggak bisa juga ibunya membantu, kan?
Kebayang nggak, saat try out kan anak-anak sudah mengerjakan banyak sekali soal-soal dari tiga mata pelajaran ya, namun mereka masih dipaksa juga mengerjakan soal-soal sebelum try out berlangsung?
Kebayang nggak, ketika anak dituntut meraih nilai bagus di saat try out, kemudian ternyata hasilnya tidak sesuai harapan, seperti apa stress-nya si anak membayangkan kalau nilai UN-nya kelak tidak bagus?
Give a break, mom!
Biarkan mereka bernapas sejenak dari tuntutan nilai sempurna. Biarkan mereka bernapas sejenak dari deretan soal-soal latihan. Biarkan mereka beristirahat sejenak dari target nilai-nilai yang tinggi. Cukup nilai tinggi di UN aja yang dituntut, jangan terus di Try Out juga mereka harus tinggi.
“Tapi kan nilai TO bisa jadi gambaran bagaimana nilai UN-nya nanti?”
Bisa jadi, tapi saya percaya, ketika anak terbiasa berlatih, dia akan semakin memahami kok. Ketika dia semakin memahami, pasti akan lebih mudah bagi dia mengerjakan soal dan meraih nilai yang baik.
Belajar percaya sama kemampuan anak. Belajar memberi anak tanggung jawab.Tanggung jawab untuk belajar, karena kalau nggak mau belajar dan dapat nilai jelek, akibatnya kan dia yang merasakan.
Jadi, yuk, turunkan dulu ambisi kita ketika menemani anak try out.
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS