banner-detik
BEHAVIOR & DEVELOPMENT

Tumbuhlah Menjadi Anak yang Percaya Diri, Nak!

author

fiaindriokusumo15 Oct 2018

Tumbuhlah Menjadi Anak yang Percaya Diri, Nak!

Pernah iseng bertanya nggak ke anak, meminta mereka menyebutkan 3 sampai 5 sifat baik yang mereka rasa ada di dalam diri mereka? Apakah ada percaya diri di dalamnya?

Kalau seandainya bisa dan kalau seandainya mungkin, saya ingin mengumpulkan semua sifat-sifat baik manusia yang ada di muka bumi ini dan memasukkannya ke dalam diri anak saya. Sebutlah beberapa di antaranya: Rendah hati, bijaksana, tidak mudah menyerah, pekerja keras, percaya diri, suka menolong, dst-nya. Hmmmm, Nampak terlalu ideal ya , hahahaha. Well, namanya juga harapan orangtua, bolehlah berharap yang baik-baik semua.

Namun, sejujurnya, dari sekian banyak sifat positif, salah satu yang saya cukup berharap banget ada di dalam diri anak-anak saya adalah: PERCAYA DIRI. Mereka yang percaya diri saya yakini lebih mudah untuk menaklukkan kejamnya dunia. Lebih mudah beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Lebih mudah meraih impian karena mereka tidak akan mundur mengerut sebelum berjuang. Mereka mampu mengelola rasa takut dengan lebih baik. Mereka tidak lelah untuk belajar. Dan berani mengambil risiko. Itu yang saya lihat di dunia kerja.

Pernah iseng bertanya nggak ke anak, meminta mereka menyebutkan 3 sampai 5 sifat baik yang mereka rasa ada di dalam diri mereka? Saya pernah dan jawaban semua anak saya salah satunya ada kalimat: Percaya Diri. Entah benar atau tidak, at least mereka sudah merasa bahwa mereka percaya diri. Awal yang bagus, menurut saya. Tinggal bagaimana saya melatih agar percaya diri benar-benar ada dan tidak pernah hilang dari diri mereka. Caranya?

Berikut nasihat dari Clare Shipman, penulis buku berjudul “Confident Code for Girls.”

1. Bantu anak keluar dari comfort zone dan berani mengambil risiko

Bantu anak untuk “Comfortable being uncomfortable.” Misalnya sesederhana, ajak anak ikut kegiatan di luar hobinya untuk mencoba hal-hal baru, atau sekadar untuk bertemu dengan orang-orang baru di luar rutinitas yang dia jalani selama ini. Apakah dia akan menyukainya atau tidak? Apakah dia akan sukses di bidang baru itu atau tidak? Biarkan dia dan kita belajar mengambil risiko itu semua. Kita juga bisa mengatakan ke anak kita “Normal kok untuk merasa khawatir atau takut atau tidak nyaman. Tapi kita nggak akan pernah tahu bagaimana akhirnya, kalau kita nggak mencobanya.”

2. Buat list risiko-risiko yang selama ini sudah pernah dia ambil

Berani mengambil risiko untuk ikutan lomba pidato.

Berani mengambil risiko untuk tampil di depan seluruh warga sekolah untuk menyanyikan lagu berbahasa Inggris.

Berani mengambil risiko untuk berkenalan dengan orang asing di tempat les.

Memberikan list risko-risiko yang selama ini telah berani dia ambil dan bagaimana dia sukses melewatinya, can be a reminder of what they are capable of.

 Jadilah Anak yang Percaya Diri, Nak! - Mommies Daily

3. Lakukan juga untuk kegagalan-kegagalan yang terjadi selama ini

Biarkan anak-anak paham bahwa hidup itu nggak selalu tentang keberhasilan, tapi ada juga bagian gagalnya. Bahwa kegagalan bukan hal yang bisa selalu kita hindari. Dengan membuat list mengenai kegagalan yang pernah dia alami, anak dan kita pun bisa belajar, agar tidak mengulang kegagalan yang sama. Kita juga bisa membuat cheat sheet to failure. Cheat sheet ini semacam contekan kita bagaimana melawan kegagalan yang pernah ada daaaan menghibur diri ketika kegagalan menghampiri kita. This will help them distract them from what’s happened and help them stop thinking about it over and over again. Nggak salah juga kalau kita mau membuat satu kalimat penyemangat ketika anak merasa ingin menyerah, misalnya “I've done something like this before. I can do it. I've got it."

4. Berikan contoh orang-orang yang pernah gagal dan namun pada akhirnya mereka sukses

Ada banyaklah pasti tokoh-tokoh yang bisa kita jadikan contoh, tentang jangan pernah menyerah terhadap kegagalan. Selain mengambil contoh-contoh orang terkenal, kita juga bisa memberikan contoh diri sendiri, sebagai orangtua mereka. Contoh-contoh kecil atau besar mengenai kegagalan dalam hidup dan bagaimana kita bisa tetap bertahan :).

Share Article

author

fiaindriokusumo

Biasa dipanggil Fia, ibu dari dua anak ini sudah merasakan serunya berada di dunia media sejak tahun 2002. "Memiliki anak membuat saya menjadj pribadi yang jauh lebih baik, karena saya tahu bahwa sekarang ada dua mahluk mungil yang akan selalu menjiplak segala perilaku saya," demikian komentarnya mengenai serunya sebagai ibu.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan