banner-detik
FITNFAB MOMMY

Djuanita Agung, “Sediakan waktu me time, dalam bentuk olahraga”

author

?author?12 Oct 2018

Djuanita Agung, “Sediakan waktu me time, dalam bentuk olahraga”

Setelah 15 tahun berjibaku dengan jam kantor. Kini Djuanita Agung mantap menjadi instruktur olahraga. Apa pemicunya? Dan bagaimana ia menjalankan pola hidup sehat?

Djuanita Agung - Mommies Daily

Ngobrol dengan para fit mom ini, rasanya seperti ditampar bolak balik, deh. Mereka kok hebat-hebat banget ya. Urus keluarga iya, tapiii masih punya energi luar biasa buat ngajar olahraga hampir setiap hari. Salah satunya adalah Djuanita Agung, yang menjadi instruktur di SANA Studio.

Nama Mbak Djudju, panggilan akrabnya, sudah sering hilir mudik di kantor Female Daily Network. Gyanda, Video Producer FDN, sering olahraga bareng Mbak Djudju. Penasaran akan sosoknya, yang kata Gyanda dikenal ambisius di kelas, MD mau gali lebih dalam mengenai sosok ibu anak satu ini.

Apa ya yang membuat Mbak Djudju berani resign setelah 15 tahun merintis karier? Hingga akhirnya bermuara menjadi instruktur Pound Fit, Strong by Zumba dan yang terbaru Generation Pound (Pound Fit khusus anak-anak, yang akan MD bahas di artikel terpisah, ya.)

Djuanita Agung - Mommies Daily

Simak obrolan MD dan Mbak Djudju selengkapnya.

Apa yang membuat kamu menjadi fit mom/rajin olahraga? Ada pencetusnya?

Awalnya saya bekerja kantoran. Dan dengan rutinitas sehari-hari ngantor, berpikirnya nggak sempat buat olahraga, cuma bisa di weekend aja. Sampai pada saatnya anak saya mau masuk SD. Saya dan suami berpikir, seperti kami berdua harus lebih fokus ke anak.

Hasil diskusi dengan suami, saya memutuskan untuk berhenti kerja. Singkat cerita, saya ikut SANA 8 week challenge. Ternyata  pas saya rasakan, olahraga rutin itu enak ya, sambil bisa urus anak. Dan bikin badan terasa lebih fit. Nah, Laila Munaf menawarkan saya untuk ambil sertifikasi mengajar. Awalnya merasa tidak mungkin, tapi karena suami juga mendukung, dan kasih semangat, saya ambil sertifikasi untuk ngajar Pound Fit. Jadinya malah ketagihan olahraga.

Jenis olahraga yang dipilih? Frekuensi berolahraganya?

Dulu itu saya suka berenang, jogging dan lari, sampai akhirnya saya mencoba group exercise. Nah, saya merasa cocok dengan group exercise yang disediakan di SANA studio. Pertama coba Zumba Toning, Pound Fit, Strong by Zumba, TRX dan Yoga. Dan ternyata saya cocoknya di group exercise. Kalau olahraga yang sendirian ngerasanya malah jadi stres.

Saya lebih nyaman group exercise, mungkin karena saya orangnya ekstrovert, yang dapat energi lebih kalau ketemu orang banyak. Contohnya setelah saya ngajar, kalau feed back yang olahraga semangat, pakai teriak, energi yang saya rasakan jadi bekali lipat, senang banget!.

Frekuensi olahraga enam kali seminggu. Tapi dikombinasi, ada cardio, strength, stretching. Karena saya merasa otot-otot tubuh butuh di-challenge sama sesuatu yang berbeda untuk mendapatkan postur tubuh yang saya inginkan.

Manfaat olahraga yang sudah dirasakan? Untuk kesehatan dan kecantikan?

Djuanita Agung - Mommies Daily

Banyak banget ya. Pertama saya jarang sakit, merasa badan saya lebih fit. Dulu sering flu, pusing, dan migrain, sekarang sudah tidak. Lebih percaya diri pakai baju apapun. Kalau dulu kayaknya kok serba salah mau pakai baju apapun. Ternyata sekarang, baju yang sederhana saja, contohnya t-shirt, saya nyaman pakainya. Karena ke badan pas.

Selain itu membantu kulit saya tetap lembap, karena otomatis harus tetap menjaga tubuh terdehidrasi selama olahraga.

Gear favorit kamu apa?

Tergantung jenis olahraganya apa. Kalau Pound Fit saya pakai legging dan sport wear biasa. Untuk SBZ, saya pakai sarung tangan. Dan training shoes. Kiat dari saya, selalu gunakan training shoes, dan hindari running shoes saat group exercise. Karena kita butuh mobilitas tinggi, ke kanan dan kiri. Kalau running shoes di- design untuk bergerak ke depan. Memilih sepatu yang tepat juga bermanfaat untuk menghindari cedera.

Selain olahraga, apakah ada pola hidup sehat lain yang dilakukan?

Banyak ya. Sebenarnya bisa karena biasa, ya. Semua yang saya lakukan awalnya susah, dan belum biasa. Tapi saya menjalankan pelan-pelan saja. Nggak usah ngoyo, dalam satu hari semuanya harus berubah. Ke badan nantinya juga kaget.

Yang pertama, selalu mencoba disiplin tidur 7 jam. Itu susah memang saya akui, apalagi untuk ibu bekerja. Saya mengusahakan paling malam, tidur jam 10. Kedua mengusahakan  minum air putih 2 liter sehari. Kalau pun dikombinasi, saya pakai lemon atau sesekali minum air kelapa. Kalau bisa tidak mengonsumi minuman yang manis-manis. Paling mentok pas pingin banget manis, saya minumnya sparkling water. Kopi masih minum, tapi black coffee, nggak pakai gula atau susu.

Ketiga usahakan makan sayur dan buah setiap hari. Mengenai jumlah, tidak perlu banyak, yang penting ada. Karena saya belajar dari Jansen Ongko, ahli nutrisi. Dia bilang, kalau bisa makanan  yang kita asup setiap hari, warnanya seperti pelangi. Karena masing-masing sayuran dan bahan makanan lain punya manfaat berbeda.

Untuk sumber karbohidrat, saya masih makan nasi putih, tapi itu hanya seminggu dua kali. Sisanya nasi merah, dan shirataki konnyaku rice. Dan masih makan roti, nggak bisa lepas, hahaha. Setiap pagi harus makan roti. Diusahakan roti gandum.

Intinya sih mencoba fleksibel dengan diri sendiri, tapi tahu asupan apa yang masuk ke dalam tubuh kita. Kalau pagi sudah makan roti plus taburan cokelat, siangnya yang hindari yang manis-manis. Diatur saja polanya, jangan sampai stres.

Oh iya satu lagi kiat seputar kesehatan bagus dari Jansen Ongko. Kalau mau sehat, yang pertama kenali bentuk tubuh kita masing-masing. Jangan bentuk kita tipe A, mengidamkan bentuk tubuh seperti si C, yang kakinya jenjang misalnya. Sementara modal awal kita, kakinya tidak sepanjang si C. Setelah itu cari referensi, tubuh seperti kita itu, diet sehatnya seperti apa.

Quotes favorit as Fit Mom?

Djuanita Agung - Mommies Daily

“Bisa karena biasa.” Karena biasanya orang yang masuk ke kelas saya, banyak yang berujar nggak bisa melakukan satu jenis olahraga. Karena saya dulu pun seperti itu. Dari yang nggak olahraga rajin, terus mencoba satu jenis olahraga. Saya tekuni dari yang seminggu hanya satu kali, menjadi dua kali, tiga kali dan akhirnya saya menjadi instruktur. Semua memang butuh proses, karena badan juga akan menyesuaikan.

Ada kiat nggak untuk mommies lain supaya bisa meluangkan waktu untuk berolahraga?

Ngerti banget, sih, ya. Untuk ibu bekerja, setelah pulang kerja pinginnya quality time sama keluarga. Saya juga pernah merasakan itu. Jadi coba sediakan waktu untuk me time, dalam bentuk olahraga. Selain biasanya ke salon, arisan dan kumpul dengan teman-teman.

Kalau di weekdays sulit olahraga. Coba olahraga di weekend, sebelum anak bangun.

Contohnya saya pernah ikut dalam komunitas lari. Yang kegiatannya dilakukan jam 6 pagi, otomatis saya harus bangun jam 5. Mulai dari hal yang seperti ini dulu misalnya.

Atau bisa ikut olahraga di studio-studio yang menyediakan kelas pagi, yang sekarang berjamur. Harganya memang sedikit lebih mahal, tapi kelebihannya akses ke studio-studio ini lebih dekat dengan kantor, dan rumah.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sebagai seseorang yang beberapa bulan lalu rajin olahraga, tapi harus terhenti sejenak karena alasan tertentu. Sepertinya obrolan dengan Mbak Djudju, jadi a wake up call saya. Ada yang merasakan hal yang sama? Yuk! aktif bergerak dengan olahraga, karena antara pengorbanan dan manfaat yang didapat, WORTH IT untuk investasi kesehatan, ya kan Mbak Djudju? :)

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS