banner-detik
MD POWERFUL PEOPLE

Mereka yang Berlaga di Asian Para Games 2018

author

?author?09 Oct 2018

Mereka yang Berlaga di Asian Para Games 2018

Ini dia sekelumit profil atlet yang berjuang di Asain Para Games. Ketika keterbatasan fisik, bukan alasan untuk menorehkan prestasi. Tapi justru jadi cambuk untuk mengibarkan sang merah putih di negeri sendiri. Tak hanya atlet, ada satu sosok yang memberikan nuansa haru di pembukaan Asian Para Games. Siapa saja mereka?

Ada yang sudah menonton langsung para atlet Asian Para Games berlaga di cabang olahraga tertentu? Saya aja yang nontonnya sebatas di tv atau membaca perjuangan mereka di artikel, selalu diliputi perasaan bangga dan takjub. Meski ada keterbatasan fisik, jiwa juang mereka sama saja seperti atlet normal.

Kami kasih beberapa nama atlet yang berlaga di Asian Para Games. Siapa tahu mommies sekeluarga belum sempat nonton langsung, tapi butuh bahan cerita ke anak-anak, betapa semangat mereka patut ditiru.

Nina Gusmita (atlet voli duduk)

Mereka yang Berlaga di Asian Para Games 2018 - Mommies DailyImage:Tribuns News/Abdul Majid

Nina masih duduk di SMA Negeri 3 Medan, atau baru 18 tahun, ketika mengalami kecelakaan motor, dan harus kehilangan sebagian kaki kanannya karena diamputasi 2006 silam. Namun cita-cita kecilnya masuk tim nasional cabng olahraga voli tak mematahkan harapannya.

Terbukti setelah menjalani masa pemulihan selama 4 bulan, Nina kembali beraksi ke lapangan voli. Meski ia harus beradaptasi dengan cara permainan baru, yaitu voli duduk. FYI mommies, tim putri voli duduk Indonesia mendapat peringkat kelima dunia, lho.

Bulan Karunia

Mereka yang Berlaga di Asian Para Games 2018 - Mommies DailyImage: kolase IG bulankarn

Bulan memang buka  atlet, dia adalah sosok gadis cilik berusia 10 tahun pendamping Presiden Jokowi di opening Asian para Games 2018. Bulan muncul untuk memberikan kotak yang berisikan tulisan “ABILITY” kepada R1. Sesaat setelah itu mereka menghempaskan panah ke arah tulisan “DISABILITY”, dan berganti dengan “ABILITY.”

Warga net mengenalnya karena secarik surat yang ditujukan kepada Jokowi. Ia minta diberikan kursi roda untuk membantu aktivitasnya sehari-hari. Hanya berselang tiga hari, kursi roda tersebut sudah Bulan dapatkan. Bulan dikenal pribadi yang berprestasi di sekolahnya, pandai menggambar, bercita-cita jadi model, dan hobi olahraga berenang hingga panahan.

Suparniyati (atlet tolak peluru)

Mereka yang Berlaga di Asian Para Games 2018 - Mommies DailyImage: Bola.com/Vitalis Yogi Trisna

Ia merupakan atlet pertama yang mendulang emas untuk Indonesia cari cabang para atletik. Meski sudah meraih emas, Suparniyati belum merasa maksimal dengan hasilnya.  “Ini hasil buruk karena tak memecahkan rekor saya sendiri, yakni 11,03 meter di ASEAN Para Games 2017,” ujar Suparniyati, seperti yang dikutip di website resmi Asian Para Games 2018.

Suparniyati masuk kategori atlet F20, yaitu atlet yang memiliki keterbatasan kecerdasan atau IQ, atau di bawah 75.

Mulyadi (atlet renang)

Mereka yang Berlaga di Asian Para Games 2018 - Mommies DailyImage: dokumentasi Kemenpora

Bermula dari sekadar hobi berenang di sungai, berujung mengikurti kejuaraan demi kejuaraan. Mulai dari lebel regional, nasional, hingga kejuaraan Asean Para Games 2017 di Malaysia, Mulyadi berhasil meraih medali perunggu.

Mulyadi kecil asal Kalimatan Timur akrab dengan kursi rodan semenjak kecil. Tulang kakinya rapuh, hingga tak mampu menopang tubuh bagias atas.

Ni Nengah Widiasih (atlet angkat berat)

Mereka yang Berlaga di Asian Para Games 2018 - Mommies DailyImage: Rifkianto Nugroho/Detik Sport

Lifter Indonesia ini meriah medali perak di  angkat berat putri 41 kg. Prestasi yang ia torehkan sebetulnya meleset dari target emas. Di angkatan pertama ia sukses mengangkat beban 97 kg namun gagal di angkatan kedua dan ketiga, ketika angkat beban 100 kg, pada Minggu 7 Oktober di Balai Sudirman, Jakarta.

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan