banner-detik
BEHAVIOR & DEVELOPMENT

8 Kiat Membangun Perilaku Baik pada Anak

author

?author?09 Sep 2018

8 Kiat Membangun Perilaku Baik pada Anak

Karena tidak ada kebiasan baik yang lahir sekejap mata. 8 kiat ini bisa membantu mommies, memunculkan perilaku positif anak.

Pas Jordy berusia 4 tahun, saya makin merasa perilaku positif datangnya nggak bisa tiba-tiba. Merasa sudah berusaha 1-2 kali, lalu berharap anak baik di setiap kondisi. Semua butuh proses mommies.

8 Kiat Membangun Perilaku Baik pada Anak

Yang paling penting dalam perjalananannya, (IMHO) berusaha menjadi ibu yang tenang di segala kondisi. Kalau kitanya dikit-dikit marah, atau menanggapi segala sesuatu dengan berlebih. Respond anak juga nggak jauh-jauh dari apa yang dia lihat.

1.Quality time dengan anak

Yang punya anak satu sih nggak masalah. Kalau punya lebih dari satu, disarankan oleh beberapa psikolog anak yang pernah saya wawancara. Harus ada invest in one-one-one time with kids. Misalnya kata Ayank Irma, selaku psikolog anak dan keluarga, orangtua secara bergantian melakukan pendekatan secara personal kepada setiap anak di malam hari. Memberikan sugesti positif, cari tahu apa yang dirasakan oleh anak. Nantinya anak bisa merasakan kedekatan personal dengan ayah dan ibunya. Selain itu, juga merasa dicintai oleh orangtuana. 5-10 menit setiap hari cukup, lho kata Mbak Irma. Output-nya diharapkan perilaku anak menjadi positif.

Baca juga: Menghadapi Sibling Rivalry

2.Jangan anggap enteng manfaat tidur

dr. Meta HaninditaSpAdari RSUD Dr Soetomo Surabaya mengatakan, sebuah penelitian yang sama menunjukkan selain kognitif, kemampuan emosi dan fisik anak yang tidur sebelum jam 9 lebih baik. Anak cenderung tidak rewel, dan lebih fokus di sekolah.

3.Fokus pada rutinitas

Jangankan anak-anak, orangdewasa saja kadang bosan dengan kegiatan sehari-hati. Untuk yang sudah sekolah, dari pagi mereka sudah ditunggu oleh serangkaian kegiatan. Dari bangun pagi, ke sekolah, jelang tidur, dan begitu seterusnya setiap hari. Biarkan anak memilih dan merasakan setiap rutinitas yang dia pilih. Misalnya, kalau dari malam sudah membereskan perlengkapan sekolah, pagi-pagi tidak tergesa-ges mau berangkat sekolah.

Untuk si kecil yang masih di bawah 5 tahun, sebaiknya dibuat papan khusus dengan gambar & dekorasi yang menarik.

4.Stimulasi anak untuk memecahkan masalah

Mendorong anak memecahkan masalahnya sendiri, punya dampak baik kelak mereka dewasa. Terbiasa menghadapi masalah, tidak menghindari konflik. Dosen saya dulu pernah berujuar, “Konflik itu sesungguhnya baik untuk menimbulkan kebijakan baru.”

Jika terjadi gesekan antara kakak dan adik jangan hadir di tengah mereka, seolah-olah menunjukkan siapa yang salah akan dihukum. Silakan terlibat dengan cara yang lebih mendidik. Ajukan pertanyaan yang akan membuat mereka mencari jalan keluar.

5.Sederhanakan aturan, tapi tetap tegas

Pernah nggak nge-list ada berapa aturan di keluarga mommies? Belasan? Puluhan? Coba mulai sekarang disortir lagi. Buang peraturan yang nggak penting. Tentukan konsekuensi untuk setiap aturan. Jangan lupa komunikasikan sama si kecil ya mommies. Pastikan dia tahu dan nyaman dengan segala peraturan yang dibuat di rumah.

6.Tinggalkan time out

Pada masanya saya pernah memberlakukan hal ini ke Jordy. Para praktiknya, out put yang saya dapatkan justru tidak positif, di antaranya sama saja melatih anak tidak berpikir, solusinya bagaimana? Selain itu anak juga akan merasa disisihkan.

Dikutip dari positiveparentingsolutions, sebaiknya fokus pada pelatihan, bukan hukumannya. Misalnya, kalau mencoret dinding, minta dia untuk membersihkan dinding tersebut.

Baca juga: Alasan Time Out Tidak Efektif

7.Sugesti positif

“You are what you think!” Pikiran itu mirip sama doa. Makin lama kita pikirkan, bisa kejadian lho. Makanya mikirnya yang baik-baik saja, ya, mommies. Iya sih ngerti, kalau lagi lelah tapi harus menghadapi anak cranky, kadang saya juga suka kelepasan bergumam,  “Duh kok ngeselin terus, sih ni anak.” Ganti kata dan kalimat dengan yang lebih positif. Misalnya, “Anak saya lagi belajar, masa-masa ini akan berlalu.” Lebih tenang saat menghadapi anak, maka anak akan bersikap hal yang sama.

8.Jangan sepelekan misbehavior

Tinggalkan kalimat, “Ya sudahlah namanya juga anak-anak.” Nggak bisa menganggap enteng perilaku tidak baik anak, sekecil apapun itu. Soalnya itu bisa jadi cikal bakal masalah yang lebih dalam. Cari tahu penyebabnya, karena akan menentukan strategi untuk memperbaiki.

 *Artikel ini diadaptasi dari positiveparentingsolutions.com

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan