Nilai Parenting di Dalam Film Quiet Place

Di balik genre horror dan thriller yang dimiliki oleh film ini, ternyata untuk saya pribadi, ada nilai-nilai parenting dan keluarga yang cukup mengena.

Setelah sekian lama film ini wira-wiri di bioskop, akhirnya beberapa hari lalu saya sempat menonton akting Emily Blunt dan John Krasinski. Alur cerita film ini tentu banyak dari kita yang sudah tahu, mengenai bagaimana sebuah keluarga berusaha bertahan hidup dari serangan ‘monster’ yang akan muncul jika mendengar suara. Silence is survival! Di akhir cerita, walaupun keluarga ini terlebih dulu harus kehilangan beberapa anggota keluarga, akhirnya mereka berhasil memahami kelemahan dari si monster.

Menariknya, dari sebuah film bergenre horror dan thriller, ada beberapa adegan yang sangat mengena bagi saya sebagai orangtua. Ini beberapa di antaranya:

1. Jangan pernah bosan untuk mengatakan kalau kita menyayangi anggota keluarga kita

Singkat cerita, anak pertama dari keluarga Abbott, Regan merasa bersalah atas kematian adik bungsunya. Ini membuat dia menganggap bahwa sang ayah juga menyalahkan dia dan membuat ayahnya membenci dan tak lagi menyayangi Regan. Tentu saja pemikiran Regan salah besar, karena si ayah tetap mencintai dia, bahkan berusaha membuat alat bantu dengar yang dapat memudahkan hidup Regan (FYI, Regan menderita gangguan pendengaran).

Masalahnya, Regan tidak pernah berani mengatakan perasaannya ke si ayah, dan ayah pun menganggap bahwa Regan otomatis merasakan kasih sayangnya. Jadi kedua anggota keluarga ini menjalani hidup dengan asumsi masing-masing. Semua baru menjadi jelas ketika sang ayah memutuskan untuk mengorbankan dirinya demi menyelamatkan nyawa anak-anaknya yang sedang diserang monster.

Sambil berdiri di tengah jalan dan menangis, sang ayah menggunakan bahasa isyarat mengatakan ke Regan bahwa “Ayah selalu menyayangimu.” Lalu si Ayah pun berteriak sekencang-kencangnya agar perhatian monster beralih ke dia. Maka, ketika Regan menyadari bahwa ayahnya memang menyayangi dia, bersamaan dengan Regan harus menyaksikan bagaimana si ayah dibunuh oleh si monster.

Pelajaran penting, jangan pernah bosan untuk kita selalu mengatakan bahwa kita mencintai pasangan kita, orangtua kita dan anak-anak kita. Mungkin mereka sudah menyadari itu, tapi mendengar kalimat I love you atau aku sayang kamu dari mulut orang yang kita cintai, pasti terasa menyenangkan.

2. Ajarkan anak kemampuan bertahan hidup

Monster pemangsa memang berkeliaran di luar sana, namun ini tidak membuat pasangan suami isteri Abbott selalu menempatkan anak-anaknya di dalam ‘bubble’ keselamatan. Sang ayah tetap memaksa anak laki-lakinya untuk ikut mencari bahan makanan di luar rumah, tetap mengajarkan survival guide di alam, membuat jebakan, dan sebagainya.

Ini adalah point kedua yang menarik bagi saya sebagai orangtua. Bahwa, senyaman apa pun kehidupan yang kita miliki, anak-anak tetap harus memahami dan menguasai keahlian-keahlian dasar agar dia bisa menjadi mandiri dan tidak bergantung pada kita orangtuanya, atau bergantung pada orang lain. Selalu ingat, bahwa kita tidak bisa hidup selamanya dan selalu mendampingi anak-anak kita.