banner-detik
PRE-SCHOOLER & KINDERGARTEN

Agar Anak Jadi Sahabat yang Baik untuk Teman-temannya

author

annisast18 Apr 2018

Agar Anak Jadi Sahabat yang Baik untuk Teman-temannya

beach-children-cute-160849

Saya inget banget, waktu zaman sekolah dulu, kalau ada teman saya atau teman adik-adik yang main ke rumah, ibu saya selalu excited menyiapkan makanan dan berusaha sebisa mungkin agar teman-teman betah di rumah.

Sekarang Xylo usianya baru 4 tahun, tapi karena dia sudah di daycare sejak umurnya 3 bulan, dia sudah tahu konsep teman dan bukan teman. Sejak masuk preschool, dia bersahabat dengan anak lain, kita sebut saja di K. Awal-awal sekolah, kalau duduk maunya di sebelah K. Kalau di sebelah K kursinya habis dia rela berdiri dong.

Ternyata persahabatan ini tidak bertepuk sebelah tangan. Ibunya K cerita bahwa waktu awal-awal Xylo masuk, K sampai tidak mau pakai seragam sekolah karena Xylo belum pakai seragam juga (seragamnya belum dibagikan oleh pihak sekolah karena Xylo masuk di tengah tahun ajaran). Dan ternyata saya seneng banget! Begini ya rasanya kalau anak punya sahabat, rasanya saya ingin cari tips bagaimana biar anak bisa sahabatan terus, akur terus, dengan sahabatnya.

Saya pun bertanya pada Psikolog Anak dan Remaja Vera Itabiliana Hadiwidjojo, di umur berapa anak bisa menyadari konsep sahabat?

“Sejak usia 4 tahun saat kebutuhan sosialisasi meningkat, biasanya anak sudah kenal yang namanya teman baik tapi hanya sebatas teman bermain atau bersenang-senang bersama,” jawab Mbak Vera.

Jadi justru di usia ini bisa diperkenalkan konsep sahabat atau teman baik. Kenalkan juga konsep berbagi, bermain bersama, dan memaafkan. K

Sahabat yang lebih dekat secara emosi justru akan muncul saat usianya remaja. Memang iya sih ya, saat SMP dan SMA, sahabat rasanya adalah segalanya karena dianggap lebih mengerti kita, ya. Di sini menurut saya yang lebih complicated karena tidak sedikit yang jadi “memusuhi” orangtua yang dianggap tidak sependapat dengan teman-teman sepergaulannya. Penting bagi orangtua untuk tetap dekat dengan anak dan tidak melulu menyalahkan keputusan anak karena di usia remaja ini, anak sudah menganggap dirinya dewasa sementara bagi kita ia masih anak-anak.

“Di usia pubertas nanti akan lebih mendalam karena teman baik biasanya juga menjadi teman curhat, sehingga hubungan emosionalnya lebih mendalam,” lanjut Mbak Vera.

Oiya, bukan sekali dua kali saya juga berpesan pada Xylo untuk memilih teman lho. Karena ada beberapa anak yang saya kurang suka dengan cara mereka bermain. Salah satu di antara mereka malah senang bicara kasar sehingga jadi pengaruh buruk bagi Xylo karena dia langsung “praktek” ngomong kasar di rumah. Huhu.

Namun menurut mbak Vera hal tersebut justru tidak baik untuk dilakukan. Tidak memilih teman merupakan salah satu cara agar anak bisa bersahabat baik dengan siapa saja karena dia terbiasa dengan toleransi perbedaan. Ia juga akan terbiasa menghargai pilihan setiap orang.

“Sebaiknya memang jangan pilih-pilih teman saat anak masih usia kanak-kanan agar anak bebas melatih keterampilan sosialisasinya dengan siapa saja. Menginjak remaja, anak bisa lebih selektif lagi tapi bukan menjauhi teman yang mungkin berpengaruh negatif tapi lebih ke membatasi interaksi,” pungkas Mbak Vera.

Semoga anak-anak kita bisa jadi sahabat yang baik, ya!

Share Article

author

annisast

Ibu satu anak, Xylo (6 tahun) yang hobi menulis sejak SD. Working full time to keep her sanity.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan