banner-detik
KINDERGARTEN

Pendidikan yang dibutuhkan Anak untuk Bisa Bersaing Di Masa Depan, Seperti Apa?

author

adiesty24 Jan 2018

Pendidikan yang dibutuhkan Anak untuk Bisa Bersaing Di Masa Depan, Seperti Apa?

Memberikan pendidikan anak jangan hanya sekadarnya. Pendidikan anak jelas harus mendukung masa depan anak sehingga ia bisa bersaing dan memiliki kompetensi yang baik. Salah satunya pendidikan yang science, technology, engineering, art dan math (STEAM) seperti yang diusung oleh Sampoerna Academy.

"Zaman sekarang cari kerja itu susah banget, ya. Adik gue sudah hampir setahun nganggur. Nggak kebayang, deh, gimana kondisi 20 tahun mendatang, saat anak-anak kita dewasa nanti?"

“Iya, apalagi perkembangan teknologi itu makin cepat. Kalau nggak diimbangi dengan baik, bisa ketinggalan.”

Obrolan saya dengan salah satu sahabat beberapa waktu lalu ini membuat saya berpikir keras. Membayangkan bagaimana kondisi jika saya sebagai orangtua nggak membekali anak dengan modal yang cukup. Modal yang saya maksud ini bukan soal materi, lho, ya. Tapi lebih kepada menyiapkan anak untuk bisa kuat, dan berjuang untuk bisa mapan di atas kakinya sendiri ketika ia sudah dewasa.

Saya paham PR orangtua begitu banyak. Salah satunya adalah menyiapkan anak agar bisa terus mengejar zaman dan beradaptasi dengan perubahan. Sudah terbayang, kalau 20 tahun lagi, ketika anak saya sudah besar, pasti kondisinya sudah jauh berbeda dari sekarang.

sampoerna

 Lah wong saat ini saja kita dituntut untuk bisa bersaing hampir dengan 7 miliar orang. Bayangkan ketika anak kita sudah besar nanti? Jumlah saingannya tentu akan berkali-kali lipat. Jangan sampai anak saya nanti merasa agak tertatih-tatih mengejar perkembangan zaman, termasuk perkembangan teknologi.

Intinya, sih, perlu menyiapkan pendidikan anak yang tepat agar bisa bersaing secara global. Saya membaca sebuah data yang cukup bikin saya deg - degan, data dari World Economic Forum (WEF) 2017 menyebutkan kalau sekitar sepertiga kebutuhan tenaga ahli akan jauh berbeda pada tahun 2020. Selain itu, ada sebuah penelitian yang dilakukan oleh US National Science Foundation yang menyebutkan kalau beberapa tahun mendatang,  ada 80% pekerjaan yang menuntut kemampuan berpikir kritis dan problem solving.

Dari sini justru menyadarkan saya kalau sebagai orangtua kita harus melek teknologi, jangan bangga dengan mengatakan kalau kita gaptek. Kalau nggak bisa mengikuti, bagaimana bisa mendukung proses belajar anak? Mau lepas tangan begitu saja? Jelas saja nggak.

Nah, sudah siap belum? Apa bekal yang kita berikan ini sudah memenuhi kebutuhan anak di masa datang?

Melihat data ini, saya seakan ‘disentil’ dan kembali diingatkan kalau pembekalan ini harus dimulai. Tapi sebagai orangtua tentu nggak bisa jalan sendiri. Perlu partner yang tepat dan membantu kami untuk mencapai goals. Dalam hal ini tentu saja terkait dengan pendidikan sekolah. Salah satu yang harus dipertimbangkan bagaimana kurikulum sekolah tersebut.

sampoerna academy*Anak sedang beraktivitas di kelas (photo doc. Sampoerna Academy)

Agak berat kalau kita hanya memberikan pendidikan yang konvensional. Pendidikan yang lambat dan tidak menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Karena setahu saya, tenaga yang dibutuhkan masa depan itu adalah mereka yang punya kemampuan kompetensi science, technology, engineering, art dan math (STEAM).

Bahkan hal ini sudah diakui oleh Biro Statistika Tenaga Kerja Amerika Serikat juga menyebutkan kalau dalam 10 tahun ke depan lapangan pekerjaan yang membutuhkan kompetensi science, technology, engineering, art dan math (STEAM) akan meningkat 17%.

Saat ini, salah satu sekolah yang sudah menerapkan kurikulum Internasional berbasis STEAM adalah  Sampoerna Academy. Institusi penyedia pendidikan terpadu ini sudah diterapkan sejak tahapan taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas.

sampoerna academy  mommiesdaily*Anak-anak sedang beraktivitas di kelas (photo doc Sampoerna Academy)

Proses kegiatan belajarnya juga sangat menarik, selain menggunakan kurikulum Cambridge yang disampaikan dengan metode belajar interaktif, sejak kecil anak sudah dilatih untuk berpikir lebih maju. Untuk mempersiapkan para siswanya bersaing di sama depan, Sampoerna Academy bahkan sudah menyiapkan beragam tes seperti IGCSE, Cambridge Check Point. ICAS, untuk mengukur kamampuan dan tingkat kompetensi anak.

Mengetahui kurikulum yang ditawarkan Sampoerna Academy, jelas membuat saya tergoda. Punya keinginan untuk memberikan pendidikan yang tepat buat anak sehingga mereka bisa memiliki kompetensi yang baik. Kalau mommies cari tahu lebih lanjut, yuk klik di sini.

Share Article

author

adiesty

Biasa disapa Adis. Ibu dari anak lelaki bernama Bumi ini sudah bekerja di dunia media sejak tahun 2004. "Jadi orangtua nggak ada sekolahnya, jadi harus banyak belajar dan melewati trial and error. Saya tentu bukan ibu dan istri yang ideal, tapi setiap hari selalu berusaha memberikan cinta pada anak dan suami, karena merekalah 'rumah' saya. So, i promise to keep it," komentarnya mengenai dunia parenting,


COMMENTS