Book Review: 7 Edgy Keys to Success, 225 Habits For Winner

Product Review

?author?・30 Dec 2017

detail-thumb

Jelang awal tahun, yuk bekali diri dengan sesuatu yang bermanfaat. Buku 7 Edgy Keys to Success, 225 Habits For Winner bisa menjadi pilihan mommies. Tak banyak teks, tapi tetap padat makna.

Walau hampir punya 250 halaman, buku ini tetap ringan untuk dibaca dan diserap. Tak seperti kebanyakan buku pada umumnya. 7 Edgy Keys to Success, 225 Habits For Winner, tidak memuat teks yang padat. Dari halaman ke halaman, mommies akan menemukan ratusan quote dengan makna yang cukup dalam, tapi tetap mudah untuk dimengerti.

Book Review: 7 Edgy Keys to Success, 225 Habits For Winner

Adalah Eileen Rachman, penulis buku ini, yang sekaligus President Director of EXPERD Consultant. Mengatakan, ide awal menulis buku ini berangkat dari hasil pemikiran dan apa yang menjadi tantangan selama memimpin perusahaan EXPERD dari yang awalnya kecil sampai akhirnya beranggotakan 60 orang.

Sejak lama ia dan timnya dikenal sebagai orang-orang yang taat SOP. Bahkan kata Ibu Eileen, boleh dibilang kaku menjalankan kaidah-kaidah yang diajarkan di Universitas zaman dulu. Tapi justru value ini yang menjadikan perusahaannya terus dipercaya kliennya dari berbagai perusahaan.

Namun, seiring berjalannya waktu, kata Eileen ada gelombang baru bernama digital. “Dimana gelombang digital ini menantang kami. Ada klien yang minta, “Bisa nggak test online?”. Lama-kelamaan dunia digital ini makin menantang kami di EXPERD untuk berubah. Untuk perusahaan kecil seperti EXPERD saja sulit, apalagi untuk perushaan yang jumlah karyawannya lebih jauh lebih banyak.”

Dari situlah, Eileen memutuskan untuk merumuskan buku ini. Kerangka besarnya ada di 7 kunci yang akan saya  jabarkan di bawah, berdasarkan penuturan dari Ibu Eileen, sekaligus mengawali bab demi bab. Dan akan diteruskan dengan quote-quote seputar kehidupan dan etos kerja yang bisa mommies serap dan dipraktikkan.

1. Be a Player, Take Intelligent Risks

Sifat yang kini sering hilang dari seseorang adalah keaktifan. Contoh sederhana, dalam kegiatan sehari-hari. Kita sibuk sama handphone, terus-terusan menunduk, hingga lupa berinteraksi dengan orang sekitar. Begitu juga di kantor. Terlalu mengandalkan Google, dan lain-lain. Padahal saat sekarang kita perlu aktif.

Apapun jabatan dan profesi kita, sebaiknay kita menjadi pemain. Tidak bisa menunggu atasan, atau kreativitas dari top manajemen. Selain itu, Eileen mengingatkan, “You must be seen!”

2. Be Data Hungry

Karena kita itu sudah banyak pengetahuan, kadang kita punya kecenderungan untuk ngawur. Kita tidak terbiasa untuk berbicara atau mengambil keputusan berdasarkan data. Hampir semua orang punya data, tapi siapakah yang bisa membaca dan membuat data itu berbicara? Dan mengambil intisarinya, sehingga bisa mengambil keputusan yang kreatif?

3. Explore Solutions

Semua perusahaan bilang ke karyawannya harus kreatif. Tapi tiba-tiba orang yang diminta untuk kreatif stuck, kenapa ini bisa terjadi? Karena semua sudah ada dalam computer, dan handphone. Tetapi tidak ada yang diotak. Hal ini terjadi karena kita tidak biasa menyerap.

Selain baca buku, kita harus menyerap hal-hal lain. Yang di lingkungan, apa yang dibicarakan orang banyak, apa yang dianalisa orang. Sehingga kita terbiasa untuk mengeksplore sesuatu. Terbiasa untuk kepo tidak apa-apa, bertanya. Sehingga apa yang ada di otak kita ini akan muncul apabila ada tuntutan kreatifitas.

4. Be a Solver and Tactician

Terutama di perusahaan-perusaan besar, biasa yang mengambil keputusan adalah bos. Sekarang sudah tidak bisa seperti itu, yang namanya bos itu pasti sudah lebih tua dari kita, ya. Yang harus kita pertimbangankan adalah, yang bisa bikin solusi itu, bukan hanya bos. Anak-anak muda sekarang, justru mempunyai kekayaan pikiran, karena memang cara menyimpannya dari lahirnya sudah beda. Mereka punya modal untuk mencari solusi. Nah, tinggal didorong untuk mengemukakan pendapat. Jangan pas masuk birokrasi, mereka yang jadi berubah mind set. Mereka yang kemudian jadi penurut. Mestinya mereka tahu, mereka hadir juga untuk mencari solusi.

5. Express Clearly and Boldly

Masih ada situasi, dimana yang muda merasa, yang tua-tua saja yang bicara. Padahal inilah waktunya, untuk belajar bicara dan berani tampil.

6. Alwasy Connected

Kita sudah terbiasa berkomunikasi lewat fasilitas di HP. Padahal akan sangat berbeda efeknya jika kita  tatap muka. Dari ekspresi orang, diskusi atau perdebatan kita bisa belajar banyak.  Sama halnya dalam sebuah pertemuan profesi, dan masukannya itu lain dengan apa yang kita dapatkan di What’s App group atau internet. Makanya kita perlu koneksi, dan koneksi itu magic, lho. Di itu letak unsur kemanusiaan kita. Ini penting dilakukan jika kita mau bersaing dengan artivisial intelegent.

7. Be a Lifelong Learner

Belajar itu tidak terbatas usia. Di usianya yang sekarang, Ibu Eileen baru belajar berlatih Yoga, dan dari saiu dia mendapatkan banyak sekali manfaat. Mengutip dari bab ini:

“Untuk melengkapi diri kita sebagai manusia sukses, teruslah mempelajari hal baru. Dalam setiap buku yang kit abaca, cerita yang kita dengarkan, dan pertanyaan yang kita lontarkan. Pasti selalu ada hal yang bisa diserap dan memperbarui sudut pandang kita. Manusia yang sukes pastilah manusia pembelajar. “

Oh iya, menurut Ibu Eileen, poin-poin dalam bukunya ini juga bisa dipraktikkan di tengah keluarga, lho mommies. Tak terbatas pada tataran perusahaan saja.

Dari segi desain, saya suka dengan komposisi dan warnanya, bikin mata sejuk selama membacanya. Cocok sebagai teman liburan, baca buku sambal santai dan tetap mendapatkan banyak ilmu.