banner-detik
FITNFAB MOMMY

Tes Kesehatan Reproduksi Perempuan, Sudah Dilakukan Belum?

author

adiesty22 Nov 2017

Tes Kesehatan Reproduksi Perempuan, Sudah Dilakukan Belum?

Coba ingat-ingat, kapan terakhir mommies melakukan kesehatan reproduksi perempuan? Perlu diketahui, bahwa ada beberapa jenis tes kesehatan yang penting dan wajib dilakukan secara berkala, lho!

Menulis bagaimana pentingnya melakukan cek kesehatan reproduksi, bikin saya mikir dan mengingat kembali, kapan, ya, terakhir melakukannya? Dan oh my god, pemeriksaan ini memang sudah lama sekali saya lakukan. Terakhir saya melakukan pap smear, tapi hampir dua tahun yang lalu!

Padahal sudah bisa bisa dipastikan kalau pemeriksaan kesehatan ini wajib dilakukan. Sayangnya, sampai sekarang masih banyak perempuan yang sering menunda untuk melakukannya. Contohnya, ya, saya sendiri.

kesehatan reproduksi

Saya masih ingat, ketika ngobrol dengan dokter kandungan yang sudah saya kenal sejak mengandung anak saya, dr. M, Soemanadi SpOG, beliau mengatakan idealnya, perempuan yang sudah memasuki usia 20 tahun harus rutin melakukan pemeriksaan. Apalagi, buat perempuan yang sudah melakukan hubungan seksual secara rutin.

Ada pun pemeriksaan yang dimaksud adalah :

USG Payudara

Pemeriksaan payudara sebenarnya bisa dimulai dengan SADARI. Yes, sudah hapal dong, ya, apa yang dimaksud dengan SADARI, yaitu Periksa Payudara Sendiri yang bisa kita lakukan sendiri di rumah. Saya sendiri sudah pernah menulis cukup lengkap mengenai pentingnya melakukan SADARI di rumah. Seperti yang disarankan dr. M. Soemanadi spOg ke saya, pemeriksaan ini bisa kita lakukan sebulan sekali.

Dokter spesialis onkologi, Budi Harapan Siregar juga menambahkan SADARI ini sebaiknya dilakukan setiap bulannya, yaitu satu minggu setelah menstruasi. “Caranya, gunakan tiga jari dan secara lembut raba payudara, termasuk pada bagian ketiak.” Meskipun akurasinya hanya 20%, pemeriksaan ini tetap dibutuhkan..

Namun, jika usia sudah semakin merangkak ke 40 tahun, para dokter kandungan menyarankan untuk melakukan Mammografi setiap dua tahun sekali. Terlebih jika ada riwayat kanker payudara di keluarga.

Pap Smear

Melakukan tes pap smear, memang penting ya? Duh, kalau masih belum percaya kalau tes ini sangat penting untuk mendeteksi penyakit kanker pada mulut rahim dan serviks, lebih baik langsung saja konsultasi pada ahlinya. Setidaknya, tes pap smear ini sebagai langkah awal kita melakukan skrining untuk mengetahui kondisi kesehatan reproduksi.

Selain pemeriksaan pap smear secara konvensional, ada motode lain, yaitu lewat pemeriksaan sitologi cairan atau liquid bases cytology (LBC) yang hasilnya jauh lebih akurat dibandingkan dengan pap smear konvensional. Beberapa tahun lalu saya sendiri sudah pernah melakukannya.

Sebenarnya, cara pemeriksaan LBC ini nggak beda jauh dengan cara pap smear konvensional. Di mana dokter atau tenaga ahli akan mengambil sampel dari leher rahim, kemudian sampel dimasukan ke dalam vial atau botol yang berisi cairan. Setelah itu sel-sel sampel akan segera dikirim ke laboratorium, dan akan dibuat menjadi slide dan diwarnai dengan pewarna khusus sehingga sel-sel tersebut jadi lebih jelas, dan preparat dengan irisan tipis sehingga sel-sel lebih jelas terlihat dan kesalahan interpretasi hasil pun lebih kecil ketimbang dengan pap smear konvensional.

Pemeriksaan lain untuk mencegah kanker leher rahim,  juga bisa dilakukan lewat IVA (Infeksi Visual Asam Asetat). Caranya, hanya dengan mengoleskan asam asetat saja, sudah bisa dilihat apakah ada kemungkinan kanker atau tidak.

STD (Sexually Transmitted Disease)

Nah, menurut saya salah satu pemeriksan reproduksi ini masih jarang dilakukan, ya? Padahal test ini sangat penting, lho, terutama perempuan yang masih melakukan hubungan seksual secara aktif. Tapi tes yang meliputi HIV, Syphilis, dan alat kelamin ini hanya perlu dilakukan sekali saja, kok. Dengan catatan, kita memang tidak berganti-ganti pasangan. Kalau memang sudah ganti pasangan, ya, perlu dilakukan lagi.

Share Article

author

adiesty

Biasa disapa Adis. Ibu dari anak lelaki bernama Bumi ini sudah bekerja di dunia media sejak tahun 2004. "Jadi orangtua nggak ada sekolahnya, jadi harus banyak belajar dan melewati trial and error. Saya tentu bukan ibu dan istri yang ideal, tapi setiap hari selalu berusaha memberikan cinta pada anak dan suami, karena merekalah 'rumah' saya. So, i promise to keep it," komentarnya mengenai dunia parenting,


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan