banner-detik
EVENT

Kids Fair 2017, Wadah Alternatif untuk Orangtua Menimba Ilmu Parenting

author

?author?21 Oct 2017

Kids Fair 2017, Wadah Alternatif untuk Orangtua Menimba Ilmu Parenting

Acara semacam ini sudah sepantasnya lebih sering lagi diadakan. Menggali ilmu parenting, dari kesehatan fisik maupun psikis dari para pakar yang terpercaya.

Sebagai perempuan yang baru menyandang status sebagai orangtua 3 tahun lalu, saya punya kesimpulan awal, ilmu parenting nggak pernah habis untuk dibahas. Selalu menarik mencari tahu dari berbagai macam angle. Mau itu soal kesehatan, perkembangan emosi, dan lain-lain. Menantang? Sudah pasti dong. Makanya tetap dibutuhkan peran ayah dalam hal ini. Bukan cuma urusan hands on sama anak, ya. Turut membantu mencari dan memperbaharui ilmu-ilmu parenting di luar sana.

Dan zaman sekarang, kayaknya bukan suatu hal yang sulit, ya. Baca-baca dari website terpercaya dan valid informasinya, atau datang ke acara-acara parenting, di situ berlimpah segala bentuk informasi tentang tumbuh kembang anak.

Kids Fair 2017, Wadah Alternatif untuk Orangtua Menimba Ilmu Parenting - Mommies Daily

Salah satunya yang terjadi di Kids Fair 2017 lalu, di Bintaro. Bertema Let’s Play With Us, acara ini menurut saya berhasil mengakomodir kebutuhan orangtua akan ilmu baru yang bermanfaat, untuk diterapkan ke pengasuhan sehari-hari. Asal mommies tahu saja, panitia Kids Fair 2017 ini 90% ibu-ibu, lho. Hebat ya? Yang tergabung di Komunitas GarASI KITA, perkumpulan Ibu-ibu Bakti Sosial Bintaro Jaya.

Apa saja sih, yang terjadi di sana?

Kids Fair 2017, Wadah Alternatif untuk Orangtua Menimba Ilmu Parenting - Mommies Daily

Sudah pasti ada talkshow. Di antaranya:

  • Optimalkan tumbuh kembang anak di 1.000 hari pertama kehidupan
  • Oleh, dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, SpA. MARS, atau akrab dengan sapaan dr. Tiwi

    Ada poin penting yang sempat saya catat dalam talkshow ini. Bahwa masa “emas” tumbuh kembang anak berada di 6 bulan pertama yaitu disebut masa kritis. Lalu lanjut di 2 tahun pertama, disebut sebagai masa sensitive. Dr. Tiwi berpesan, mommies harus benar-benar memantau tumbuh kembang si kecil. Tumbuh artinya meliputi berat badan anak, tinggi dan lingkar kepala. Sementara kembang meliputi perkembangan indera penglihatan, pendengaran, gerak motoric, kemampuan bicara, kemampuan bersosialisasi, behaviaour dan tak ketinggalan dari sisi kognitif si kecil.

  • Hubungan pengasuhan bermain dan gadget policy dalam keluarga
  • Oleh, Ditha Rachman M.Psi.  Psikolog Anak dan Keluarga & co founder Riang Kemintang  dan Satria Dharma penggiat Literasi Nasional.

    Untuk sesi menekankan pentingnya bermanfaa bermain untuk si kecil, yang meliputi:

  • Kognitif: strategi, problem solving, krativitas, perencanaan, kategorisasi dan lain-lain
  • Keterampilan social: social bonding, komunikasi, berbagi, dan lain-lain.
  • Aspek emosi: kemandirian, pengendalian emosi, dan lain-lain.
  • Motorik halus dan kasar: life skill, koordinas tubuh, keluwasan, ketangkasan, kekuatan otot, dan lain-lain.
  • Dalam praktiknya, bermain kadang melibatkan gadget untuk si kecil. Ya, zaman sekarang, rasanya sulit terlalu idealis si kecil steril dari gadget, ya, nggak sih mommies. Asalkan kita tahu porsi yang pas untuk anak. Menurut Mbak Ditha, penting untuk menerapkan disiplin positif pada anak. termasuk soal gadget.

    Apa sih disiplin positif? Aturan yang dibuat oleh orangtua, namun tetap menghargai anak.  Fokus pada perilaku positifnya. Jika anak sudah bisa bicara, ajak komunikasi. Dengarkan apa yang menjadi keluh kesahnya. Boleh tegas, tapi tetap hangat. Artinya, jika menegur karena si kecil melanggar sesuatu, tetap kontak mata dan berikan sentuhan sayang.

    Gadget policy yang perlu diperhatikan, oleh mommies antara lain:

  • Usia anak di bawah 2 tahun sebaiknya tidak ada screen time, alias belum waktunya diberikan gadget.
  • Area bermain gadget, di ruangan tengah atau ruang tamu. Tempat berkumpulnya keluarga. Agar orangtua juga mudah memantau.
  • Gunakan aplikasi tertentu untuk menyaring situs yang tidak layak ditonton anak.
  • Adakan kesepakatan mengenai aturan, meliputi: frekuensi, durasi, daftar website atau permainan yang bisa diakses anak.
  • Ajarkan data yang bersifat pribadi, jangan sampai dicantumkan di social media (nama lengkap, nama sekolah, alamat sekolah, rumah, nama orangtua dan lain-lain), yang nantinya bisa disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Dan area pribadinya sebagai laki-laki dan perempuan.
  • Selain talkshow, ada kids activity, berupa lomba menghias cupcakes Ayah dan anak, story telling dan puppet show. Peserta yang datang tak perlu khawatir kelaparan selama acara berlangsung, ada aneka booth makanan yang melengkapi keseruan acara.

    Semoga tahun depan, Kids Fair 2017 hadir dengan tema yang lebih menarik dan pastinya makin orangtua yang merasa “ditemani” dalam perjalanan mereka mengawal tumbuh kembang si kecil.

    Share Article

    author

    -

    Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


    COMMENTS