banner-detik
HEALTH & NUTRITION

Hati-hati! Gigi Sensitif, Bisa Disebabkan Oleh Kebiasaan Sepele

author

?author?04 Aug 2017

Hati-hati! Gigi Sensitif, Bisa Disebabkan Oleh Kebiasaan Sepele

Kebiasaan jelek yang terlihat sepele nyatanya bisa membuat gigi sensitif berkepanjangan. Mau tau apa saja pemicunya?

Beberapa bulan terakhir, gigi saya suka ngilu kalau makan yang terlalu dingin atau manis. Sadar diri, sih, sebenarnya, kemungkinan besar gigi saya berlubang, atau ada beberapa gigi yang sensitif, tapi belum sempat ke dokter gigi buat periksa apa penyebab utama sebenarnya (tolong jangan ditiru, ya, mommies).

Hati-hati! Gigi Sensitif, Bisa Disebabkan dari Kebiasaan Sepele - Mommies DailyImage: www.creativedentalcare.com

Ternyata apa yang saya alami ini juga dialami 45% masyarakat Indonesia yang juga cenderung merasakan ngilu ketika mengonsumsi makanan atau minuman yang dingin, panas, manis atau asam. Tapi sayangnya 52% dari mereka nggak sadar kalau mengalami hal tersebut.

Ganggu! Satu kata ini yang suka saya lontarakan waktu mengalami gigi sensitif. Bayangkan aja, di tengah meeting lagi menyeruput kopi, tiba-tiba merasakan ngilu sekian detik, sampai saya harus terdiam sejenak. Momen nggak menyenangkan ini nggak dominasi untuk orang dewasa, aja, lho mommies. Juga bisa dialami mereka yang berusia 20 tahunan, huhuhu.

Pada acara peluncuran Sensodyne Repair & Protect baru, akhir Juli lalu di Jakarta, saya sempat mencatat beberapa poin penting, penyebab gigi sensitif yang paling umum ditemukan.

  • Erosi enamel
  • Enamel adalah permukaan terluar gigi yang keras. Meskipun lebih keras dibandingkan zat lain dalam tubuh, enamel juga bisa terkikis dan membuka dentin di bawahnya. Inilah yang menyebabkan gigi sensitif. Erosi enamel terjadi karena, terlalu sering menggeretakkan gigi, menyikat gigi terlalu keras, atau mengonsumsi makanan dan minuman yang bersifat asam terlalu sering.

  • Resesi gusi
  • Disebut juga penuruan gusi. Hampir mirip dengan erosi enamel. Resesi gusi disebabkan menyikat gigi yang terlalu keras dan sering. Hal ini mengakibatkan penyakit gusi jangka panjang. Saat gusi turun atau surut, dentin di bawahnya juga secara certahap akan terbuka.

    Jika dibiarkan berlarut-larut, gigi sensitif bisa merembet ke persoalan gigi lainnya. Atau sebagai tanda awal dari gigi berlubang. Nah, jika tidak tertangani dengan baik, ada kemungkinan infeksi pada gusi atau rahang yang nyeri terjadi, dan terjadi pembengkakan. Risiko lain yang lebih berat, masalah bisa menyebar ke area kepala dan leher.

    Menurut Drg. Hardini Dyah Astuti, SP. Perio, Owner and Main Director Divine Dental Clinic Jakarta, mengatasinya dengan menggunakan pasta gigi khusus gigi sensitif, atau desensitasi dua hari sekali. Lalu dipantau, jika dalam 14 hari masih merasakan ngilu, sebaiknya segera kosultasi ke dokter gigi.

    Selain itu dokter Hardini juga mengingatkan seputar ritual gosok gigi. Karena masih ada anggapan, saking mau bersihnya, gosok gigi dilakukan setiap habis makan. Namun pada praktik yang sebenarnya, dokter Hardini menyarankan dalam sehari dianjurkan gosok gigi sebanyak dua kali. Setelah sarapan dan mau tidur. Jadi bukan sebelum sarapan, ya, mommies. Dan tunggu minimal 30 menit, setelah kegiatan makan, baru boleh gosok gigi.

    Khusus untuk si kecil, dokter Hardini sempat menggaris bawahi, kebiasaan menggigit benda asing juga bisa menyebabkan gigi ngilu. Sementara itu untuk perawatan sehari-hari, penting banget memerhatikan pasta gigi sesuai usianya, pilih bulu yang halus. Serta pemilihan pasta gigi yang juga sesuai dengan usia anak. Untuk pasta gigi, biasanya saya pilih tanpa fluoride. Jadi tidak berbahaya jika tak sengaja tertelan.

    Ada yang giginya sering ngilu? Segera periksakan ke dokter gigi secepatnya, jika ngilu tak berkurang lebih dari 14 hari, ya, mommies.

    Share Article

    author

    -

    Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan