banner-detik
ACTIVITY & DESTINATION

Mengenal Kecerdasan Naturalis & Bagaimana Cara Menstimulasinya

author

?author?19 Jul 2017

Mengenal Kecerdasan Naturalis & Bagaimana Cara Menstimulasinya

Pernah mendengar tentang kecerdasan naturalis? Satu dari Sembilan jenis kecerdasan majemuk, yang (juga) butuh distimulasi dengan baik.

“Bunda, kalau harimau tinggalnya dimana?”

“Bunda, ini udah pagi, ya?”

“Bunda, kalau kepiting makannya apa?”

Sekelumit pertanyaan di atas sering kali dilontarkan anak saya, Jordy (3). Sehari-hari Jordy memang senang mengamati lingkungan sekitarnya. Secara paralel mengajukan pertanyaan, yang sering kali bikin saya “mata gaya” untuk kasih jawaban, hahaha. Semuanya memang berhubungan dengan alam sekitar, dan pas saya cari tahu lebih lanjut, ternyata benar, ini ada berkaitan erat dengan “Kecerdasan Naturalis.”

Mengenal Kecerdasan Naturalis & Bagaimana Cara Menstimulasinya - Mommies Daily

Secara garis besar, Irma Gustiana, M.Psi, Psi, Psikolog Anak dan Keluarga menuturkan kecerdasan naturalis menurut Howard Gardner. “Kecerdasan naturalis adalah satu satu dari 9 jenis kecerdasan majemuk menurut teori (Howard Gardner.  Ia mendefinisikan kecerdasan naturalis sebagai kemampuan untuk mengenali, melihat perbedaan, menggolongkan, dan mengkategorikan apa yang dia lihat atau jumpai di alam atau di lingkungannya.”

Baca juga: Komunitas Bermain yang Seru dan Sarat Edukasi Buat si Kecil

Fungsi kecerdasaran naturalis untuk tumbuh kembang anak

Dari segi tumbuh kembang anak, tentu ada korelasi yang erat. Menurut Mbak Irma, jadi pada praktiknya, otak anak akan bertanggung jawab mengenali pola, menangkap persepsi sensor melalui seluruh panca inderanya, dan melakukan pemisahan dan pengklasifikasian objek tertentu. Contohnya seperti yang di atas sempat saya ceritakan, Jordy mulai engeh, bahwa ada perbedaan antara pagi, siang, sore dan malam.

Nah, lalu apa respond baik yang akan ditunjukkan si kecil? Intinya akan menjadi lebih peka terhadap hal-hal yang ada di sekitarnya, “Mampu untuk mengenali tanda-tanda alam yang akan bermanfaat bagi kehidupannya, misalnya ketika anak melihat ada sekelompok burung terbang, anak yang peka terhadap alam mampu mendeteksi bahwa akan ada peristiwa alam,” jelas Mbak Irma.

Sementara itu, dampak jangka panjang yang mungkin muncul adalah pemilihan bidang studi saat di bangku sekolah yang akan cenderung memilih bidang yang berhubungan dengan lingkungan, misalnya floar dan fauna. Bisa jadi memilih bidang zoology, botani, biologi, geografi, meteorology dan lain-lain untuk ditekuni.

Kenapa sih, kecerdasaran naturalis ini juga penting untuk distimulasi? Kata Mbak Irma, erat banget kaitannya dengan bagaimana nanti ke depannya anak memperlakukan lingkungannya. Percuma kalau nilai akademisnya keren, tapi berlaku kasar dengan lingkungan, misalnya seenaknya buang sampah sembarangan, menginjak taman yang sudah jelas dilarang. Ini hanya akan membuatnya tidak berharga. Namun kebalikannya, anak yang jauh lebih peka terhadap lingkungannya, walau kemampuan akademiknya biasa-biasa saja, hal ini akan membuatnya lebih dihargai.

Baca juga: Tanaman Hias yang Aman untuk Anak Kecil

Sampai di sini saya setuju banget. Efeknya bisa sampai besar, sih. Contoh paling nyata yang sering kita temui di jalan raya, kendaraan keren, tapiiiii…kok tangannya enteng banget buang sampah lewat jendela mobil :( Atau dengan entengnya injak taman yang sudah jelas ada tanda dilarang menginjak rumput.

Bagaimana cara menstimulasi kecerdasan naturalis?

Sesungguhnya dari sekian pertanyaan saya ke Mbak Irma, pertanyaan ini yang mendapat jawaban paling singkat. Artinya, saya mau bilang ke mommies, kalau sebetulnya kecerdasaran naturalis, bisa dengan mudah kita terapkan ke anak-anak. Dengan cara berikut ini:

  • Menanamkan jiwa kemanusiaan, misalnya saja menyayangi sesama,
  • Menyayangi lingkungan, tidak membuang sampah sembarang,
  • Mengajaknya berkebun,
  • Berkemah
  • Membacakan buku tentang alam sekitar
  • Mendaki gunung, ke pantai dan lain sebagainya
  • Baca juga: Mulai dari Camping hingga Hiking di Tanakita

    Untuk mommies yang kini berdomisili di perkotaan, dan jarang ada lahan terbuka luas, mesti pintar-pintar cari alternatif lain untuk memberikan sarana mengenalkan anak terhadap alam sekitarnya. Misalnya Mbak Irma, mencontohkan, memelihara ikan di aquarium, jalan-jalan di taman kota. Atau bisa mengajaknya wisata alam, yang memungkinkan si kecil terpapar flora dan fauna dari dekat. Poin penting lainnya, Mbak Irma mengingatkan, kecerdasaran naturalis, bisa sedari dini dikenalkan kepada anak, ya, mommies.

    Ciri-ciri anak yang punya kecerdasaran naturalis

    Setidaknya ada 7 ciri-ciri anak yang punya kecerdasan naturalis:

  • Sangat peka terhadap lingkungan jadi biasanya bisa menunjukkan hal-hal yang tidak dilihat orang lain misalnya “Mama, lihat deh ini ada kumbang di sini!”, sambil menunjuk ke arah dedaunan.
  • Bisa mengamati, perbedaan, atau persamaan yang ada pada tumbuhan hewan atau hal lain yang ada disekitar anak
  • Bisa mengingat secara detil dan tajam hal yang ada dilingkungannya
  • Menyukai hewan dan senang mencari tahu tentang binatang atau hewan tertentu
  • Seringkali membicarakan mengenai fenomena alam, membaca buku yang ada kaitannya dengan lingkungan
  • Ketajaman panca inderanya untuk merasakan, mencium, menyentuh hal-hal yang ada kaitannya dengan alam sekitarnya
  • Selalu bersemangat untuk bermain di luar rumah, misalnya berkebun, bermain pasir di pantai dsb.
  • Namun, tentu tidak bisa disamakan antara anak satu dengan lainnya. Setiap anak itu unik dan punya potensi masing-masing. Jika memang mommies merasa, si kecil kurang berminta dengan hal-hal naturalis, Mbak Irma mengingatkan, “Orangtua tetap saja bisa memberikan stimulasi bagi anak agar lebih peduli pada lingkungannya, selain mendorong kegiatan mencintai alam bisa juga dengan aktivitas sederhana seperti membuang sampah pada tempatnya.”

    Baca juga:

    Ajak Anak Menanam Pohon, Aksi Nyata Mencintai Bumi

    Liburan Keluarga Mengunjungi Taman Nasional? Why Not!

    Di antara mommies ada yang mau menceritakan pengalaman menstimulasi kecerdasan naturalis, ini?

    Share Article

    author

    -

    Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


    COMMENTS