6 Alasan Kenapa Baby Walker Tidak Disarankan Untuk Anak

Kids

fiaindriokusumo・27 Jun 2017

detail-thumb

Walaupun terlihat menyenangkan dan memudahkan, tapi penggunaan baby walker tidak disarankan untuk anak ternyata.

Masuk usia 8 bulan, Gia sudah mulai jalan merambat, pegangan sana sini untuk belajar jalan. Saat itu juga, kedua nenek Gia (Mama dan mama mertua saya), berlomba-lomba ingin membelikan baby walker. Sepertinya memang lucu, menaruh bayi di atas baby walker, kemudian si bayi bisa bebas jalan-jalan dengan bantuan alat beroda itu, dan saya pun tak repot memegangi. Saya juga bisa duduk santai atau bahkan mengerjakan pekerjaan lain. Ibu tenang, bayi senang.

Tapiiiii, impian ini sepertinya harus saya tangguhkan. Sebab, ternyata penggunaan baby walker tidak disarankan untuk anak. Begitu juga yang dikatakan oleh Dr. Marissa Pudjiadi, SpA dari Klinik APAP Kuningan dan RS Archa Medika BSD. “Baby walker di luar negeri sudah banyak dilarang. Begitu juga di sini, sebaiknya tidak menggunakan baby walker untuk bayi belajar jalan,” jelas dr. Marissa.

Hal ini dipertegas oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia American Academy of Pediatrics. Keduanya juga tidak merekomendasikan penggunaan baby walker ini. Awalnya saya pikir baby walker akan membantu memacu gerak motorik kasar Gia, sehingga ia bisa cepat jalan. Tapi, penggunaan baby walker, tanpa disadari, ternyata membahayakan bayi. Menurut AAP, ribuan bayi berakhir di gawat darurat rumah sakit akibat ‘kecelakaan’ saat menggunakan baby walker. Umumnya, bayi yang menggunakan baby walker terjatuh dari atas, terlempar kebawah dan tertabrak perabotan dan bahkan oven. Duuh, seram ya! Saya juga menemukan beberapa alasan tidak disarankannya penggunaan baby walker, seperti:

Alasan Baby Walker Tidak Disarankan Untuk Anak - Mommies Daily

1. Baby walker mengurangi keinginan anak untuk berjalan

Design baby walker yang memiliki roda di setiap sisinya, membuat alat ini mudah bergerak. Dengan sekali sentakan kecil (bahkan hanya menggunakan jari kaki), bayi bisa berpindah tempat. Hal ini tentu membuat bayi senang, karena ia tak perlu berusaha keras untuk mencapai tujuan. Tapi akibatnya, karena terbiasa mudah bergerak, keinginan untuk belajar berjalan dengan menggerakkan kaki, dikhawatirkan berkurang.

2. Bayi tidak belajar keseimbangan

Di dalam baby walker, bayi tak perlu mengatur keseimbangannya untuk berdiri. Sebab, kursi yang berada di tengahnya sudah diatur sedemikian rupa agar bayi tetap seimbang. Padahal, agar bayi bisa berjalan dengan baik, ia perlu belajar keseimbangan. ini akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, karena anak jadi lebih lama bisa berjalan.

3. Gerakan bayi terbatas

Meskipun bayi bisa berjalan ke sana ke mari dengan bantuan baby walker, tapi sebetulnya ia hanya memiliki ruang gerak yang terbatas. Yaitu di bagian tengah baby walker saja. Saya sendiri tidak terlalu suka membatasi ruang gerak Gia. Saya terbiasa membiarkan Gia bereksplorasi terhadap sekitarnya. Dengan begitu, ia bisa belajar lebih banyak terhadap lingkungan sekitarnya.

4. Risiko bayi meraih benda berbahaya

Saat bayi ‘berjalan-jalan’ dengan baby walkernya, ia bisa berjalan ke manapun ia mau. Bayi yang menggunakan baby walker juga seakan bertambah tinggi. Ini yang bahaya. Saat tak diawasi, bisa saja ia meraih benda yang berbahaya di atas meja, seperti gunting, pisau, pematik api, lilin, cangkir minuman panas atau bahkan botol cairan berbahaya lainnya. Tidak terbayang deh kalau hal ini sampai terjadi.

5. Kecepatan ekstranya membahayakan bayi

Saat menggunakan baby walker, bayi bisa menempuh jarak satu meter per detik. Terbayang, kan, saat bayi ‘berlari’ bisa saja terjadi kecelakaan sebelum Anda berhasil mengejarnya. Belum lagi, baby walker juga tak stabil pada permukaan yang tidak rata. Kecepatan tinggi ini sangat mungkin mengakibatkan kecelakaan.

6. Baby walker tidak membantu bayi berjalan

Ini yang terpenting. Kenyataannya, baby walker tidak akan membantu bayi belajar berjalan. Dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa bayi yang menggunakan baby walker, baru bisa berjalan sekitar satu bulan lebih lama daripada bayi yang tidak mengguanakan baby walker.

Bagaimanapun, untuk belajar berjalan bayi memerlukan beberapa tahapan. Mulai dari berguling, duduk, merangkak hingga berjalan merambat dan akhirnya berjalan. Dengan begitu, secara fisik bayi sudah terlatih secara perlahan dan bayi pun belajar memahami bagaimana kaki mereka bergerak. Jadi, tak apalah repot sedikit dan berteriak-teriak sedikit saat mendapati Gia berjalan 2 langkah lalu terjatuh. Sebab, proses ini justru membantu bayi berjalan dengan baik.