Mengatasi 5 “Cobaan” di Saat Lebaran

?author?・19 Jun 2017

Lebaran tinggal menghitung hari. Daaan, bisa dipastikan mommies akan ketemu dengan beberapa cobaan di bawah ini. Jangan keburu bad mood yang akan memperkeruh suasana, ya. Atasi dengan beberapa trik berikut ini.

Siapa di antara mommies yang sudah jalan mudik, atau masih persiapan nih? Hati-hati di jalan, ya. Tetap utamakan keselamatan dan kenyamanan anggota keluarga. Walau nggak bisa dipungkiri, nantinya pas hari H, ada saja cobaan yang datang menerpa. Mulai dari macet, cuaca yang panas, sampai cobaan makanan yang merusak program diet! :(

Baca juga: www.tasteasianfood.com

Namanya juga ritual hari raya, ya. Sulit rasanya bisa berjalan 100% mulus. Untuk mengantisipasinya, coba ingat beberapa kiat berikut ini.

Jalanan macet saat mudik

Ini sih sudah hampir pasti terjadi, terutama mommies yang memilih jalan darat. Harus bisa terima kenyataannya dulu, kalau hal ini adalah risiko utama yang bakalan mommies hadapi. Mau itu berangkat habis subuh, atau malam, tetap aja ada titik macet yang bakalan mommies temui. Yang paling mungkin terjadi, persiapkan kondisi kendaraan dan fisik mommies. Stok makanan dan minuman yang cukup di dalam mobil. Pastikan si kecil juga dalam keadaan sehat. Untuk mengakali mood anak yang masih kecil, jangan lupa bawa mainan kesukaannya, dan camilan favoritnya. Boleh juga, lho, pasang lagu jagoan sekeluarga. Pas macet-macetan bisa nyanyi sama-sama.

Jadwal silaturahmi yang padat

Makin besar keluarga yang kita miliki, tentu saja, makin banyak rumah yang bakalan disambangi. Kalau saya biasanya mulai dari terjauh dulu. Dan jangan lupa kenakan baju lebaran yang menyerap keringat. Namanya juga iklim tropis ya, kan? Dari rumah, juga sebaiknya buat kesepakatan dengan si kecil. Katakan padanya, kalau seharian nanti akan keliling dari rumah ke rumah saudara. Bilang, ritual ini penting supaya si kecil juga mengenal siapa saja saudara-saudaranya.

Godaan beragam makanan yang ganggu diet dan kadar kolesterol

Dari semua cobaan selama lebaran, menurut saya ini nih, yang paling berat, hahaha! Bayangin aja, setelah hampir sebulan puasa, dan jarum timbangan bisa melesat ke kiri. Hanya dalam hitungan hari, ancaman jarum jam berganti ke arah kanan bisa menghantui mommies! Dari rumah ke rumah, pasti disajikan makanan dan minuman. Lalu kalau nggak dimakan atau diminum kurang sopan, ya? Untuk mengakalinya saya hanya minum air putih. Untuk kue-kue kecil, kalau nggak tahan satu aja nggak apa-apa, kan? Bagaimana dengan makanan berat? Kalau sudah makan rendang, usahakan jangan pakai ketupat. Intinya lauknya, aja. Itupun, berdua aja sama pak suami, kalau dia bersedia. Atau dengan dalih, sambil nyuapin anak :D

Ketemu anggota keluarga yang nyebelin

Yaaaak, cobaan berat berikutnya *__*, siapa sih yang nggak kepingin lebaran nggak sebel sama orang. Tapi, kalau kita udah adem ayem, sebelah sana yang berbuat ulah mau gimana dong? Trik dari saya, menghindar dari awal saja. Kalau nggak butuh-butuh banget, berinteraksi, nggak usahlah cari-cari masalah :D

Mood anak yang tidak bisa diterka

Buat yang masih punya anak balita atau batita seperti saya, menghadapi mood anak yang sulit diterka, kayaknya udah jadi skill yang wajib dimiliki. Apalagi pas suasana lebara, waduuuh, potensi si kecil ngambek karena suasana terlalu ramai, atau kepanasan pasti ada deh. Solusinya, ya, pencegahan. Misalnya pilih baju lebaran yang menyerap keringat, bawa baju ganti yang adem. Jangan lupa lengkapi dengan mainan dan camilan favoritnya juga. Kalau sudah agak besar dan negerti komunikasi dua arah. Bilang padanya, nanti akan pergi ke rumah suadara A, B, C dan seterusnya. Dan nggak semua rumah nggak pakai AC (misalnya). Pokoknya, beri gambaran sekonkret mungkin mengenai situasi yang akan ia hadapi, supaya lebih siap dan nggak kaget.

Selamat menyambut lebaran, semoga semuanya lancar dan sehat-sehat saja, ya, mommies J

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.