banner-detik
BEHAVIOR & DEVELOPMENT

Tahapan Merangkak pada Bayi, Wajibkah Dialami?

author

?author?19 May 2017

Tahapan Merangkak pada Bayi, Wajibkah Dialami?

Ada mitos yang mengatakan, jika seorang anak melewati tahapan merangkak, perkembangan otaknya akan terganggu. Apa benar demikian?

Seingat saya, nih, mommies. Jordy anak sulung saya, nggak melalui tahapan merangkak, gerakannya lebih mirip tentara lagi belajar merayap. Mungkin ini jadi pertanyaan yang sama buat mommies lainnya, merangkak itu sebetulnya wajib dialami setiap anak, nggak sih?

Tahapan Merangkak pada Bayi, Wajibkah Dialami?

Secara milestone merangkak umumnya dialami anak usia 7-10 tahun, namun demikin kata dr. Meta Hanindita, SpA, dari RSUD Dr. Soetomo Surabaya, wajib tidaknya anak mengalami hal tersebut masih kontroversial. Ada juga yang mengatakan, jika tidak merangkak, ke depannya ada mengganggu perkembang otak si kecil. Hal ini ditepis oleh dr. Metta “Sampai sekarang, TIDAK ADA bukti ilmiah yang menyatakan demikian. Merangkak memang banyakmanfaatnya untuk perkembangan anak. Tapi jangan khawatir, yang tidak merangkak pun tidak masalah, otaknya tetap akan berkembang. Jadi, orangtua tidak perlu merasa cemas berlebihan. Kalau dilihat di salah satu screening tool perkembangan anak yang paling sering dipakai para ahli, Denver, jelas tidak ada milestone merangkak yang harus dilewati.

Baca juga: Milestone Bayi Usia 0-12 Bulan

Tapi tetap saja, ada hal-hal lainnya yang mesti diperhatikan. Yaitu selama bayi dapat melakukan gerak koordinasi kanan kiri dan menggunakan tangan serta kakinya secara seimbang, tidak masalah. Orangtua juga wajib peka, terlewatnya anak merangkak, pasti ada sebabnya. Menurut dr. Meta, bisa disebabkan kurang stimulasi, penggunaan baby walker (jadi terlalu nyaman duduk di baby walker), atau alasan yang lebih serius seperti kelainan jantung bawaan, kelainan otot, dan lain-lain. Jadi memang harus tetap diperiksa ke dokter tumbuh kembang, anak, ya mommies. Untuk mengetahui penyebab pastinya.

Baca juga: 6 Tanda Bayi Overstimulasi

Selain itu, walau sampai saat ini, TIDAK ADA bukti ilmiah, yang menunjukkan bayi yang melewati merangkak dapat mengalami gangguan konsentrasi, fokus dan lain-lain. dr. Metta menyarankan mommies melatih merangkak pada si kecil. Karena merangkak juga punya banyak manfaat. Seperti yang dikemukakan, dr. Meta berikut ini:

  • Merangkak dapat melatih motorik kasar anak. Mulai dari menguatkan otot besar dan kecil seperti leher, tangan, sendi, dan kaki.
  • Merangkak juga dapat melatih motorik halus anak, dengan menstimulasi koordinasi mata dan kedua tangan anak.
  • Merangkak dapat merangsang dan melatih otak anak serta kepekaan taktil atau sentuhannya.
  • Baca juga: Tips Mengoptimalkan Perkembangan Otak Bayi

    Selama si kecil sedang belajar merangkak pastikan rumah dan lantai rumah dalam keadaan bersih. Jauhkan benda-benda kcil atau benda apapun yang bersiko diambil, tertelan anak atau mengancam keamanannya. Jangan lupa pastikan furnitir yang masih dalam jangkauan anak, seperti meja, kursi tidak berujung tajam, dapat berpotensi melukai anak.

    Ada beberapa cara yang bisa mommies jalankan untuk melatih si kecil merangkak, dari dr. Meta:

  • Biasakan bayi melakukan tummy time (posisikan bayi tengkurap dengan perlahan), agar otot-otot tubuh dan kepalanya terlatih untuk kuat.
  • Taruh mainan di depan bayi. Geser ke kiri dan ke kanan untuk melatihnya bergerak sedikit dengan perut.
  • Merangkak bersama bayi untuk memberi contoh.
  • Sering-seringlah meletakkan bayi di ruangan luas dan bersih.
  • Beri mainan yang melatihnya “mengejar” untuk membuatnya belajar merangkak.
  • Perhatikan juga keseimbangan motorik di tangan. Kalau bayi tampak belum kuat untuk merangkak, jangan dipaksa. Dudukkan dulu bayi dan rangsang untuk merangkak pelan-pelan.
  • Jangan terburu-buru. Jika anak belum dapat duduk dengan steady, jangan melatihnya merangkak dulu.
  • Hindari penggunaan baby walker
  •  

    Share Article

    author

    -

    Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan