5 Kejutan yang Saya Dapat di Hari Saya Melahirkan si Kecil

Terkadang rencana atau hal indah yang sudah kita bayangkan menjelang hari melahirkan bisa buyar begitu saja di saat hari H, seperti yang saya alami berikut ini. Berbalik dengan kejutan-kejutan yang tidak saya duga sebelumnya.

*Image dari Memorial Gealth

Kalau saya mau berbagi tentang pengalaman saya berikut ini, bukan karena saya ingin membuat ciut hati para ibu hamil yang saat ini mungkin saja pikirannya sedang dipenuhi oleh berbagai macam hal indah dan menyenangkan, yang kalau isi otaknya bisa diteropong maka gambar yang terlihat itu warna pelangi atau ikon senyum berderet-deret.

Saya hanya ingin ngasih tahu kalau saat harapan tidak berjalan sesuai dengan kenyataan, ya jangan dibawa stress. Itu adalah hal yang normal, kok! Dan, paling penting adalah at the end semua akan baik-baik aja.

1. Bahwa segala macam senam hamil, olahraga, jalan pagi dsb tidak menjamin saya bisa melahirkan normal

Wuiiih, niat mulia saat hamil adalah: melahirkan kudu wajib hukumnya secara normal. Segala macam aktivitas saya lakoni. Mulai dari jalan pagi, berenang, senam hamil sampai rajin berhubungan menjelang HPL. Ternyata, saat kontraksi datang dan rasa mules terus menerus meningkat, penantian berjam-jam di ruang observasi tak juga membuat pembukaan bertambah, operasi Caesar menjadi jalan keluar. Nggak usah dibawa stress. Mungkin yang terbaik memang normal, tapi nggak ada yang salah juga dengan caesar. Intinya toh memastikan ibu dan anak selamat. Kalau itu harus dilakukan dengan cara operasi, ya jalani saja.

2. Bahwa ternyata bentuk kepala anak saya bisa sangat ajaiiiib

Jangan shock kalau melihat bentuk kepala bayi tidak bulat sempurna seperti telur ayam. Anak pertama saya keluar dari dalam rahim dengan bentuk kepala yang nyaris lancip di ujung. Begitu melihatnya pertama kali, suami saya sampai melongo. Untung pak dokter cekatan segera mengatakan “tenang saja pak, ini biasa kok namanya juga baru lahir, nanti juga kembali normal.” Ternyata yang membuat bentuk kepala anak saya menjadi lancip, karena sebelumnya dia sudah sempat terjepit di jalan lahir kemudian terpaksa ditarik ketika proses operasi terjadi.

3. Bahwa ternyata operasi caesar itu tidak sesakit yang saya bayangkan

Entah berapa banyak teman yang mengatakan bahwa pasca operasi caesar, sakitnya itu luar biasa dan susahnya itu juga luar biasa untuk beraktivitas. Percaya atau tidak, saya operasi di pagi hari, dan sore hari saya sudah bisa lompat dari tempat tidur dan jalan sendiri ke toilet kamar (well, the power of kebelet BAB, ahahaha). Jadi, kalau memang terpaksa menjalani caesar,jangan rungsing mikirin gimana sakitnya, gimana kalau begitni, begitu dsb. Jalani dulu, rasakan baru kita tahu harus bagaimana.

4. Lupakan rewards dari si kecil berupa senyumannya

Namanya juga baru berjuang ya untuk melahirkan, harapannya, selain terhibur karena pada akhirnya kita melihat wajahnya langsung dan bisa memeluknya, bolehlah kasih senyum manis buat mama, nak :D. Sayangnya, namanya bayi sudah pasti awal-awal itu lebih banyak nangis dan tidur. Jadi jangan berpikir kalau si bayi nangis terus menerus dan nggak pernah senyum atau tertawa di hari pertama berarti kita adalah ibu yang menyebalkan. Memang sebagian besar newborn ya seperti itu. Syukuri aja toch pada akhirnya si kecil bisa lahir dengan selamat :D.

5. Bahwa pada akhirnya saya nggak peduli dengan segala kebusukan penampilan saya

Akhirnyaaaa, saya merasakan bagaimana saya tidak peduli dengan rambut berantakan dan diuntel-untel macam mbok-mbok, wajah tanpa makeup sama sekali, baju yang nggak keren yang penting nyaman dipakai hingga nggak peduli mau ada siapa di ruangan rawat inap saya yang penting saya bisa menyusui si kecil. Masalah dia atau mereka melihat payudara saya, saya sudah tidak peduli.

Kalau segala rencana melahirkan mommies berjalan sesuai dengan harapan, ya selamat. Namun kalau ada hal-hal yang melenceng dari rencana, ingat saja mom,yang paling utama adalah keselamatan si kecil dan ibunya, ya kan?!

Kalau Mommies sendiri, apa yang mengejutkan mommies ketika melahirkan dulu?