Bengkak di Kaki Anak Kami yang Berujung Rhabdomyosarcoma

Health & Nutrition

?author?・09 Jan 2017

detail-thumb

April 2015 silam, awal dari perjuangan Ediz Mika Rahil (9 tahun) melawan Rhabdomyosarcoma yang menyerang kaki kanan bagian betis sehingga berisiko harus diamputasi.

Hari Jumat sore di bulan April 2015, Wiwik Damayanti (40), mendapatkan keluhan dari anak pertamanya Ediz Mika Rahil (9), berupa pegal pada bagian kaki kanannya, tepatnya betis. Seperti biasa Wiwik, memutuskan untuk mengurut Ediz, pikirnya rasa pegal karena les renang dan aktivitas fisik lainnya, yang normal dilakukan anak lanang seusia Ediz.

Bengkak di Kaki Anak Kami, yang Berujung Rhabdomyosarcoma - Mommies Daily

Seminggu setelahnya, Ediz mengeluh hal yang sama, Wiwik inisiatif mengecek “Saya cek ternyata ada benjolan dibetisnya belum besar memang tapi cukup terlihat karena terlihat lebih menonjol dari bagian yang lain. Hari-hari sibuk, bolak balik ke rumah sakit, dan menemui dokter dimulai,” kata Wiwik.

Hanya berselang dua minggu, benjolan di betis Ediz sudah berkembang sebesar telur bebek. Akhirnya 5 Mei 2015 dilakukan biopsi, yang memakan waktu 1,5 jam, dan berujung bedah sedang. Oleh tim dokter dan suster yang menangani Ediz, Wiwik diperlihatkan isi benjolan yang bersarang di betis Ediz. Dan mereka bilang, belum pernah melihat yang seperti itu. Apalagi Wiwik dan suami yang berprofesi sebagai arsitek, awam mengenai hal ini.

Sampai ketika, hasil tes itu datang juga...

Selama berminggu-minggu Wiwik dilanda cemas, karena hasil test PA (Patologi Anatomi) dari biopsi Ediz belum juga datang. Bahkan ketika Wiwik telepon, sempat dinyatakan “termasuk kasus sulit atau langka.” Akhirnya diputuskan untuk membawa PA Ediz ke Universitas Indonesia. Dibutuhkan lagi waktu dua minggu, hingga akhirnya diagnosa PA berupa “Small Round Cell Tumor”, mengarah Rhabdomysarcoma.

Bengkak di Kaki Anak Kami, yang Berujung Rhabdomyosarcoma - Mommies Daily

Ediz masih terlihat gemuk, meski sudah melewati berbagai macam pengobatan

Satu bulan pasca operasi, kondisi Ediz kian memburuk. Di titik ini Wiwik sempat menyesal tidak mencari tahu dulu lebih banyak tentang biopsi. Setelah beralih ke dokter berikutnya, Ediz disarankan untuk amputasi, jalan paling aman, kata dokter ketika itu. Namun, didahului tindakan kemoterapi, dan minum obat selama 2 tahun.

Apa itu Sarcoma?

Menurut dr. Meta Hanindita, SpA dari RSUD Dr Soetomo Surabaya, Sarcoma adalah keganasan atau kanker yang umumnya menyerang jaringan ikat atau non-epitel lainnya seperti otot, tulang rawan, tulang, dan lain-lain. Kata Sarcoma diambil dari bahasa Yunani yang artinya pertumbuhan berdaging. Sarcoma ini sebetulnya dapat timbul di mana saja di tubuh manusia dan seringkali tersembunyi jauh di tungkai. Sarcoma sering juga salah didiagnosis dan diasumsikan cedera olahraga atau benjolan jinak.

Dan yang paling sering dialami oleh anak adalah Rhabdomyosarcoma (menyerang otot), osteosarcoma (sel tulang) dan Ewing sarcoma (di dalam atau luar tulang). Kasus Sarcoma yang dialami Ediz dan hasil PA menemukan Rhabdomycosarcoma, “Ini adalah salah satu jenis sarcoma yang berawal dari otot yang menempel pada tulang yang dapat membantu tubuh bergerak. Rhabdomyosarcoma ini adalah jenis sarcoma jaringan lunak paling sering diderita oleh anak,” begitu penjelasan dari dr. Meta tentang Rhabdomyosarcoma, yang dialami Endiz.

Dari data yang diberikan oleh dr. Meta, 6% kanker pada anak, merupakan kanker pada jaringan lunak. Dan 53% di antaranya adalah Rhabdomyosarcoma. Hampir 2/3 kasus ini, terdiagnosa, sebelum anak berusia 6 tahun dan lebih sering terjadi pada anak laki-laki.

“Gejala khusus yang ditimbulkan Rhabdomyosarcoma akan sangat tergantung lokasinya. Sebagai contoh, rhabdomyosarcoma yang menyerang anggota gerak memberikan gejala bengkak, benjolan yang tidak terasa sakit. Namun jika sudah menyebar, akan terlihat gejala umum ,bisa saja anak merasakan nyeri tulang, kelemahan, turunnya berat badan,” jelas dr. Meta

Perjuangan Ediz dan orangtua

Wiwik dan pasangan Andi Eka Priyatno (41) sempat memutuskan untuk tidak melanjutkan tindakan medis. Mereka membawa Ediz ke Sukabumi dan Cina. Setelah bolak balik melalukan tindakan pengobatan alternatif, Wiwik kembali konsultasi dengan seorang dokter senior di rumah sakit swasta. Kata beliau, stadium Rhabdomyosarcoma yang dialami Ediz, kemungkinan ada di 3A. Namun, dokter juga sempat tidak yakin, mengingat kondisi fisik Ediz yang terlihat sehat. Ditambah tidak ada penyebaran di paru-paru atau kepala, Wiwik dan pasangan mendapat angin segar dan kembali termotivasi.

Diketahui dari sebuah alat yang rajin Wiwik gunakan untuk mengetahui keganasan tumor atau kanker. Kasus Rhabdomyosarcoma Ediz, ada di angka 0,16 dari angka tertinggi 8. Padahal perkiraan awal Wiwik tingkat keganasannya 3 atau 4.

Bengkak di Kaki Anak Kami, yang Berujung Rhabdomyosarcoma - Mommies DailyHobinya merakit lego model pesawat, kata Wiwik, Ediz ingin hadi pilot!

Sampailah Wiwik bertemu seorang dokter bedah di Yogyakarta. “Dokter  itu memberikan kami 2 opsi. Hanya pembersihan, dengan risiko bisa berkembang atau tumbuh lagi atau pembersihan dan pengangkatan otot kaki artinya anak saya akan cacat  tidak  bisa berjalan normal dan tidak bisa berlari. Dilema besar buat saya. Mas Ediz sudah saya beritahu, dan dengan berani, tapi mata berkaca kaca dia memilih opsi ke 2. Ya Allah… oke itu pilihan dia. Tapi entah kenapa kali ini suamiku tidak setuju. Karena sejujurnya kami cukup trauma dengan operasi. Jadilah kami hanya merawat lukanya yang semakin membesar,” cerita Wiwik kepada Mommies Daily.

Sudah kira-kira Rp 1 M, dikeluarkan Wiwik dan pasangan demi kesembuhan Ediz. Berapapun biayanya, sebagai orangtua, pasti akan berusaha mati-matian demi kesembuhan buah hati tercinta. Kini Ediz sedang menunggu operasi pengangkatan tumor, yang akan dilakukan di Jogjakarta.

Selama kurang lebih 1 tahun 9 bulan berjuang sembuh dari Rhabdomyosarcoma, nilai Ediz di sekolah termasuk bagus. Meski sering berobat, Wiwik tetap komitmen Ediz harus tetap sekolah. “Alhamdulillah sekolahnya sangat membantu dia, teman-temanya juga sangat membantu. Untuk berjalan memang tidak bisa, kadang sedikit-sedikit di rumah dia jalan juga. Nilainya juga cukup bagus untuk ukuran anak yang jarang masuk,” tutur Wiwik bangga dengan anak sulung kesayangannya.

Dukungan dari keluarga besar terasa sangat berarti untuk Wiwik, pasangan dan khususnya Ediz, baik moril maupun materi

Pesan dari Wiwik untuk mommies

Lewat pesan elektronik, ada beberapa poin penting ingin disampaikan Wiwik kepada mommies:

  • Jangan sepelekan kalau anak mengeluh pegal dengan frekuensi yang sering. Dan dalam waktu yang lama.
  • Segera periksa ke dokter, rontgen dan bila perlu tanyakan tindakan macam apa yang harus dilakukan.
  • Yakin jika semua penyakit bisa diobati, termasuk Sarcoma. Karena Tuhan pasti menyediakan obat dari arah manapun selama kita yakin dan ikhlas menjalaninya.
  • Wiwik dan pasangan tentu saja berharap Ediz segera sembuh dan menjalankan aktivitasnya seperti biasa. “Kamu anak yang spesial sayang, Allah memilihmu karena kamu spesial, kuat, pintar dan sholeh. Belajar ikhlas, ya, sayang, seperti Mamih dan Papih belajar banyak hal kepadamu selama ini, terima kasih karena kamu, kami mampu menjalani ini semua dengan ikhlas.” Tutup Wiwik.

    Terima kasih, Mbak Wiwik sudah bersedia berbagi cerita dengan Mommies Daily, tetap semangat dampingi Ediz :)