banner-detik
PARENTING & KIDS

Kalimat yang Membuat Anak Saya Merasa Bahagia

author

adiesty28 Dec 2016

Kalimat yang Membuat Anak Saya Merasa Bahagia

Ada beberapa kalimat yang kerap saya ucapkan pada Bumi. Harapannya, ketika mendengar, anak lanang saya ini jadi bisa merasa lebih bahagia.

bumi-ibu

Lagi asik temenin Bumi main lego, iseng-iseng saya tanya ke dia. “Mas Bumi… kamu itu paling seneng, kalau ibu lagi bilang apa ke kamu?”. Sambil menatap saya dengan wajah serius, anak lanang saya ini malah balik tanya ke saya, “Maksudnya, bu? Aku paling seneng kalau ibu lagi ngomong apa, gitu?”. Saya pun langsung membalasnya dengan anggukan.

Saya pikir, anak saya ini bakal jawab, paling senang kalau saya sedang peluk sambil bilang, “Ibu sayang Mas Bumi….”. Eh, nggak tahunya dia malah jawab, “Aku tuh paling senang kalau ibu bilang, mau beliin aku mainan kaya lego baru. Ibu mau beliin?”

Duh…. hahahahaa…. Kok, saya malah kena todong! Tapi memang benar, sih, ya, mana ada anak yang nggak suka kalau dibelikan mainan baru? Jawabannya bener-bener datang dalam hati.

Sebenarnya saya mengajukan pertanyaan seperti ini karena memang penasaran, sebenarnya ada nggak sih, kalimat yang membuat anak saya merasa jadi bahagia. Saya, sih, percaya kalau perkataan yang positif yang kita ajukan pada anak bisa memberikan energi positif juga, syukur-syukur bisa membuat buat hati bahagia. Lah wong, saya saja yang setua ini kalau mendengar kata-kata yang menyejukan, juga jadi happy.

Kadang, kita memang suka lupa bahwa ada hal sederhana yang sebenarnya bisa membuat anak bahagia. Saya pun akhirnya mencoba merangkumnya. Selain sebagai pengingat buat diri sendiri, siapa tahu juga bermanfaat buat mommies yang lain.

“Ibu sayang kamu…”

Aaah… ini, sih, nggak usah saya tulis, sebenarnya semua mommies pasti sudah tahu kalau ungkapan sayang seperti ini punya kekuatan tersendiri. Iya kan? Biasanya, sih, ungkapan ini saya berikan ke Bumi setiap pagi ketika melakukan morning hug sebelum dia berangkat sekolah. Lagipula menurut sejumlah penelitian, cara seperti ini, memeluk dan mengucapkan kalimat sayang bisa meningkatkan hormone oksitosin yang mendatangkan perasaan bahagia.

“Ibu kangen banget, nih….”

Berhubung sekarang anak saya sudah jago menggunakan WhatsApp menggunakan handphone mama saya, kata-kata ‘kangen’ hampir selalu mengisi kalimat dalam WA kami. Lagi pula dengan ungkapan kalimat seperti ini saya berharap, anak saya, Bumi bisa paham meskipun saya tidak berada di dekatnya, bukan berarti saya lupa dengannya.

“Nggak ada yang tidak bisa kamu kerjakan, kok…. Semua pasti bisa.”

Ada saatnya anak saya ini suka gampang nyerah. Sebagai contoh, ketika ia sedang mencoba merakit lego yang memang bentuknya lebih sulit semacam lego teknik. Kalau sudah kaya begini, saya selalu berusaha memberikan motivasi. Merasa gagal tentu saja boleh, yang nggak boleh itu adalah gampang menyerah dan putus asa. Terlebih jika membuatnya tidak mau mencoba kembali.

“Terima kasih, lho, sudah bantu ibu…”

Masih ingat dong dengan beberapa kata sakti seperti ungkapan terima kasih? Iya, sejak Bumi masih kecil, saya selalu membiasakan untuk mudah mengucapkan kata-kata sakti seperti, terima kasih, maaf dan tolong. Percaya, deh, meskipun terlihat sepele tapi dampaknya sangat besar. Dengan bilang terima kasih, anak juga bisa tahu kalau saya sebagai orangtuanya menghargai apa yang sudah dia lakukan, Harapannya sih, anak jadi bisa terpacu melakukan sesuatu dengan maksimal.

“Tahu nggak, Mas Bumi… hari ini ibu senang banget, lho…”

Sebenarnya kalimat yang saya ajukan ke Bumi nggak pakem seperti ini terus. Yang jelas, hampir setiap hari saya selalu berusaha mengungkapkan perasaan senang, bahagia sekaligus rasa syukur yang sudah didapat hari itu. Dengan bercerita hal-hal positif seperti ini saya berusaha menularkan energy positif. Lagipula bemanfaat sebagai pemancing agar anak bercerita juga, kok.

Bagaimana dengan mommies yang lain? Punya kalimat yang hampir selalu diungkapkan pada anak?

Share Article

author

adiesty

Biasa disapa Adis. Ibu dari anak lelaki bernama Bumi ini sudah bekerja di dunia media sejak tahun 2004. "Jadi orangtua nggak ada sekolahnya, jadi harus banyak belajar dan melewati trial and error. Saya tentu bukan ibu dan istri yang ideal, tapi setiap hari selalu berusaha memberikan cinta pada anak dan suami, karena merekalah 'rumah' saya. So, i promise to keep it," komentarnya mengenai dunia parenting,


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan