banner-detik
PARENTING & KIDS

Lembu Wiworo Jati, “Perhatian untuk Samarra Tidak Boleh Berkurang”

author

?author?09 Dec 2016

Lembu Wiworo Jati, “Perhatian untuk Samarra Tidak Boleh Berkurang”

Lembu Wiworo Jati, mengungkapkan, bagaimana strategi dia menerapkan pola asuh kepada puterinya, ditengah-tengah proses perceraian yang kini dihadapinya

Lembu Wiwori Jati  (40), Ayah dari Samarra (7) ini seakan nggak mau kehilangan  momen sedikitpun dengan puteri kecilnya. Maklum mommies, Lembu hanya punya waktu dengan Samarra di akhir pekan. Sementara proses perceraian dengan Masayu Anastasia (32), masih bergulir.

Pria yang dulu, dikenal sebagai vokalis group musik Clubeighties ini, kini berprofesi sebagai Creative Director dan Co Founder Betamax2.0 Digital Agency, menuturkan pengasuhan Samarra masih dilakukan bersama. Masing-masing pihak, berhak bertemu Samarra tanpa ada peraturan yang mengekang.

Lembu Wiworo Jati, “Perhatian untuk Samarra Tidak Boleh Berkurang” - Mommies Daily“Masing-masing dari kami masih berhak melakukan yang terbaik untuk Samarra, dan juga akses 24 jam masih milik Samarra. Dalam artian, tidak yang bisa menghentikan Samarra untuk bertemu dengan orangtuanya. Jadi sampai saat ini, tidak ada batasan atau jam malam. Yang ada adalah pembagian tugas, misalnya antar sekolah atau les. Tapi kalau untuk akses bertemu dan bermain, kapanpun, dari kami masih sama kok,” jelas Lembu.

Dengan keadaan sekarang, Lembu tak ingin tidak ada yang berkurang dari segi perhatian. Meski kehadiran fisik sebagai kelaurga yang lengkap, akan kurang didapatkan oleh Samarra. “Nggak ada yang berkurang dari segi arahan dan perhatian, cuman mungkin keberadaan secara fisik kami bertiga, yang mungkin kurang didapatkan Samarra. Untuk beberapa waktu tertentu, kami bertiga harus tetap hadir, seperti ulang tahun Samarra dan acara-acara sekolahnya. Walaupun masalah ada di kami orangtuanya, tapi bukan berarti masalah itu harus muncul di momen-momen penting anak,” ungkap Lembu.

Kini Lembu, menyebut dirinya, Samarra dan Masayu tengah berada di masa transisi. Perlahan mereka bertiga sedang mengalami masa penyesuaian. Dengan keadaan seperti ini, Lembu mengakui, Samarra butuh arahan dari psikolog anak. Untuk memudahkan ia dan Masayu menerapkan pola asuh di kemudian hari.

Lembu Wiworo Jati, “Perhatian untuk Samarra Tidak Boleh Berkurang” - Mommies Daily

Saat Lembu bertemu Samarra, ada SOP tertentu yang tidak boleh dia langgar, demi kompaknya nilai-nilai pengasuhan yang menjadi kesepakatan bersama, atau yang sudah dibuat salah satu pihak. Misalnya oleh Masayu, Samarra tidak boleh makan, makanan tertentu. Pada saat Samarra ada di tangan Lembu, ia tidak akan memberikan makanan-makanan yang dilarang sama ibunya.

Bekerja di dunia digital membuat Lembu, sadar, salah satu tantangan terberat membesarkan anak di era sekarang ini, adalah mengelola penggunaan gadget. Ia melihat kecenderungan, sebagian orangtua sekarang mendiamkan anak dengan gadget. Padahal di saat bersamaan, ada fungsi dari motorik anak yang berpotensi tidak berkembang maksimal. Contohnya anak akan kurang kuat memegang pensil, saat berlatih menulis, karena keteraturan sensor motoriknya yang terbiasa dengan layar sentuh dan sliding.

Lembu tak ingin kehadiran gadget, mengganggu kualitas waktunya yang tak banyak di akhir pekan bersama Samarra. “Justru dengan kesendirian saya sekarang, saya merasa harus melakukan kontrol 100% untuk Samarra saat kami bersama, makan, bermain atau bahkan  sampai memilih baju. Saya lebih banyak melakukan aktivitas fisik. Pokoknya jangan sampai kosong, kalau nggak nanti dia minta gadget,” jelas Lembu tentang strategi menjalankan pola asuh ala dirinya.

Selain itu, Lembu juga sadar kalau kelak Samarra akan dihadapkan dengan tantangan yang luar biasa, karenanya ia ingin memberikan bekal hidup yang mumpuni. “Bekal hidup yang harus saya berikan, harusnya 3x bahkan 10x lebih besar, dari apa yang pernah orangtua kita dulu berikan, karena tantangan Samarra ke depan, pasti jauh lebih besar.”

Meski pengadilan belum menyatakan mereka resmi bercerai, Lembu tetap mempersiapkan skenario terburuk. Fokus Lembu, lebih kepada pengelolaan emosi Samarra, “Kalau dia besar dengan pengelolaan emosi yang baik, dia akan bisa menyerap energi kekurangan ini dengan sangat baik?”. Artinya, ketika nanti Samarra dewasa, dan akan mengetahui fakta orangtuanya sudah berpisah, ia tidak akan menjadi anak yang penuh amarah.

Stabilnya emosi anak, menurut Lembu, juga harus didukung oleh keluarga besar. “Keluarga besar juga berperan memberikan informasi yang benar, terkait perpisahan orangtuanya. Karena apa yang terjadi bukanlah pilihan anak,” tutup Lembu.

Hmmm, semoga Samarra tumbuh dan berkembang seperti apa yang diharapk, Lembu, ya. Dan sebagai orangtua, Lembu dan Masayu, tetap kompak demi buah hati mereka :)

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan