banner-detik
PARENTING & KIDS

Ringgo Agus Rahman & Sabai Morscheck, “Kami Lagi Norak-noraknya Jadi Orangtua”

author

?author?11 Nov 2016

Ringgo Agus Rahman & Sabai Morscheck, “Kami Lagi Norak-noraknya Jadi Orangtua”

“Pasangan jenaka”, begitu  saya menyebut mereka. Penuh canda, tapi ternyata sekaligus penuh makna.

Ringgo Agus Rahman & Sabai Morscheck, “Kami Lagi Norak-noraknya Jadi Orangtua”

Pasangan selebriti Ringgo Agus Rahman dan Sabai Morscheck, belum lama ini dikaruniai bayi laki-laki, yang mereka namai Bjorka – unik ya, namanya? Mirip nama penyanyi era 90-an asal Islandia. Ditemui awal Oktober, mereka menceritakan status baru sebagai orangtua.

Hampir 9 bulan menjadi orangtua, diakui mereka kini masih norak-noraknya. Maksudnya semua perhatian tertuju ke Bjorka, sampai-sampai kehadiran Ringgo di rumah, kurang mendapatkan perhatian dari Sabai. Suatu hari, Sabai baru sadar kalau Ringgo sudah pulang, padahal kehadiran Ringgo sudah beberapa jam di rumah itu, hahahaha, sabar ya, Ringgo.

Tapi bukan berarti sebagai istri, Sabai tidak memerhatikan kebutuhan Ringgo, diakui Ringgo, Sabai tetap menyediakan air putih dan kopi setiap pagi untuk dirinya. Hal ini Ringgo anggap sebagai bentuk perhatian sang istri. Maklum saja, Sabai dan Ringgo tidak menggunakan jasa baby sitter. “Saya orangnya lumayan posesif, lebih baik dipegang sama saya sendiri. Bahkan dipegang sama suami, kurang percaya, hahaha” jelas Sabai. Sampai urusan membuat MPASI, Sabai telaten membuatnya sendiri.

Ringgo Agus Rahman & Sabai Morscheck, “Kami Lagi Norak-noraknya Jadi Orangtua”

Di balik sosoknya yang penuh canda, Ringgo menurut saya adalah sosok ayah yang pengertian untuk istrinya. Buktinya nih, mommies, ketika ditanya apakah dia masih punya waktu untuk keluar, sekadar hang out sama teman-temannya, Ringgo memilih untuk di rumah saja. Ya, kecuali untuk soal pekerjaan, “Setega itukah gue pergi sama teman-teman hanya untuk ngopi misalnya, sedangkan Sabai repot di rumah sendirian urusan Bjorka, jadi mendingan gue pulang. Hal kayak gitu, otomatis keluar dengan sendirinya, setelah menjadi bapak.” *aaah so sweet!

Selain pengertian, Ringgo tak segan mengulik informasi mengenai perkembangan ilmu parenting dari berbagai sumber. Meksipun hal ini cukup menantang bagi mereka, mengingat sumber informasi kini sangat beragam, jadi diperlukan kejelian dalam memilahnya.

“Kami mencoba untuk selalu update, berusaha belajar terus, karena ada kejutan-kejutan baru dari perkembangan anak. Dan ilmunya itu dari berbagai sumber yang jumlahnya banyak banget. Kami aplikasikan yang seusai sama karakter kita, masuk akal, baru deh kami berani,” jelas Sabai dan Ringgo dengan kompak.

Contohnya tentang mitos bayi akan bau tangan kalau terus menerus digendong, menurut mereka sih, wajar saja bayi minta digendong. Nggak tega juga membiarkan bayi terlalu lama menangis. "Kasihan juga ya, dengar bayi nangis, dan mereka nggak punya bahasa lain selain nangis. Akhirnya Bjorka sering saya gendong, yaaa nggak akan sampai usia 20 tahun bau tangannya." papar Ringgo sambil berseloroh.

Seperti umumnya pasutri yang baru menikah, normalnya masih diselimuti suasana romantis, dong, ya. Tapi ternyata hal ini dibantah oleh Ringgo dan Sabai, duuuh, ya ini pasangan unik banget, sih, hahaha. “Kami dari pacaran bukan tipe yang romantis, tapi tetap sih kalau saya mau pergi tetap cium kening Sabai, hehehe,” begitu pengakuan yang keluar dari mulut Ringgo.

Tapi, kan sebetulnya romantis itu bisa tergambar dalam aneka bentuk perilaku. Buktinya, Ringgo bisa menjelaskan dengan detail mengenai kegiatan Sabai mengurus Bjorka, dari melek mata sampai malam. Hal ini menurut saya juga romantis, kok.

Selamat mengarungi petualangan menjadi orangtua, tenang....kalian nggak sendiri, saya juga masih norak-noraknya jadi orangtua, hihihihi.

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan