banner-detik
BEHAVIOR & DEVELOPMENT

Saya Tidak Ingin Anak Saya Selalu Mengalah

author

fiaindriokusumo22 Mar 2016

Saya Tidak Ingin Anak Saya Selalu Mengalah

Mungkin kita bermaksud agar anak kita aman dan terhindar dari konflik. Tapi kalau terus menerus terbiasa mengalah, anak tidak akan belajar 3 hal penting ini.

Sejak sebelum menikah, setiap kali kumpul keluarga besar dan berinteraksi dengan tante, pakde, bude yang memiliki anak-anak kecil, saya suka merasa terganggu ketika mendengar para orangtua meminta seorang anak mengalah karena 3 alasan ini:

1. Karena kamu kakak, kamu harus mengalah pada adikmu

2. Badanmu kan lebih besar, mengalah dong sama yang badannya lebih kecil

3. Anak laki-laki itu harus mengalah sama anak perempuan

Pertanyaan saya sederhana, memangnya seorang adik, atau mereka yang bertubuh kecil atau anak perempuan tidak bisa berbuat salah, tidak bisa menyakiti atau bersikap menyebalkan? BISA BANGET!

Geschwisterstreit

*Image dari www.wordexplain.com

Jadi setelah memiliki anak, saya tidak pernah menerapkan 3 hal di atas kepada anak-anak saya. Saat si adik memang bersikap menyebalkan dan membuat kakaknya tersinggung, saya akan menyuruh si adik untuk meminta maaf. Saat si kakak sedang bermain di playground, dan ada anak yang tubuhnya lebih kecil merebut mainan yang sedang digunakan sambil memukul, saya akan menyuruh si kakak untuk ‘melawan’ dengan cara baik-baik. Dan, ketika teman satu kelasnya, anak perempuan bertubuh mungil dan berparas ‘pengalah’ memaksa mengambil pinsil miliki anak saya, saya meminta anak saya untuk berani berkata tidak.

Bagi saya pribadi, urusan mengalah hanya bisa dilakukan kalau pihak lain tidak menyakiti, tidak bertindak semena-mena atau tidak memaksa anak saya sehingga membuat anak saya merasa tidak nyaman.

Bukan bermaksud membuat anak-anak menjadi pribadi yang egois, namun jika saya mengajarkan anak-anak untuk tahu kapan waktunya mereka boleh mengalah dan kapan waktunya mereka untuk tidak mengalah, karena saya ingin anak-anak belajar beberapa hal berikut ini:

1. Mereka belajar untuk mempertahankan HAK yang mereka miliki dan membela harga diri mereka

Bahwa hak mereka tidak didasarkan pada posisi mereka sebagai si kakak atau si adik, ukuran tubuh maupun jenis kelamin yang mereka miliki.

2. Mereka belajar untuk berani menyuarakan pendapat mereka

Kebayang nggak kalau demi menghindari konflik atau agar anak kita tetap aman berada di dalam bubble pelindungnya, kita selalu menyarankan anak untuk mengalah daripada dia kenapa-kenapa? Tanpa sadar kita membuat mereka tidak terbiasa menyuarakan pendapat yang mereka miliki. Kalau memang tidak suka ya katakan tidak suka. Kalau merasa keberatan ya katakan keberatan, itu yang saya inginkan.

3. Mereka belajar untuk berjuang

Seorang teman saya bercerita karena dia terbiasa menyuruh anaknya untuk selalu mengalah, alhasil saat sedang bermain bola dan bolanya direbut oleh temannya sambil si teman mendorong tubuh anaknya, si anak memilih melipir pelan-pelan ke pinggir lapangan. Saya hanya tidak ingin anak-anak menjadi pribadi yang serba nrimo dengan keadaaan, ketika sebenarnya mereka dituntut untuk berjuang.

Bagaimana dengan Mommies?

Share Article

author

fiaindriokusumo

Biasa dipanggil Fia, ibu dari dua anak ini sudah merasakan serunya berada di dunia media sejak tahun 2002. "Memiliki anak membuat saya menjadj pribadi yang jauh lebih baik, karena saya tahu bahwa sekarang ada dua mahluk mungil yang akan selalu menjiplak segala perilaku saya," demikian komentarnya mengenai serunya sebagai ibu.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan