banner-detik
HEALTH & NUTRITION

Sudah Sehatkah Menu Sarapan Keluarga Anda?

author

?author?02 Mar 2016

Sudah Sehatkah Menu Sarapan Keluarga Anda?

Sarapan menjadi kegiatan di awal hari yang dapat memaksimalkan fungsi otak selama seharian penuh. Apakah sarapan Anda sudah sehat dan benar dari segi kuantitas dan kualitas?

Sudah Sehatkah Menu Sarapan Keluarga Anda?

Image: www.vinehealthcare.com

Sarapan, bagi saya pribadi bukanlah hal asing, karena sedari kecil kebiasaan ini memang sudah ditanamkan oleh orangtua. Ketika kecil, kalau berangkat sekolah tanpa sarapan, seperti ada yang kurang, dan malah saya merasakan dampak negatif ketika melewatkan sarapan. Di antaranya, jadi susah konsentrasi saat proses belajar mengajar berlangsung.

Ketika sudah beranjak dewasa, rutinitas di awal hari ini mendapatkan perhatian yang lebih serius lagi untuk saya. Sebetulnya kenapa sarapan itu memegang peranan yang cukup penting? Sampai-sampai saya susah konsentrasi ketika melewatkan sarapan. Dan sarapan sehat secara kuantitas dan kualitas itu seperti apa, sih?  Beruntung, belum lama ini pertanyaan saya terjawab dalam acara “Bulan Sarapan Sempurna”, yang diadakan oleh Frisian Flag Indonesia.

Sarapan itu penting sekali, karena setelah tubuh beristirahat kurang lebih 8 sampai 9 jam setiap malam – maka di pagi hari gula darah dan cadangan zat gizi dalam tubuh mulai menurun. Kalau dibiarkan terus hingga siang hari, akan mengakibatkan kemampuan otak dan fisik seseorang akan menurun. Untuk anak-anak akan mengganggu daya konsentrasi mereka,” ujar Prof. Dr. Hardinsyah MS, Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia, yang turut hadir dalam kesempatan hari itu.

Dari segi kuantitas dan kualitas, berdasarkan penelitian SEANUTS (South East Asian Nutriton Survey) yang dilakukan pada 2011 di Indonesia – terungkap proporsi anak Indonesia dengan kuantitas sarapan yang tidak cukup dan kualitas yang tidak baik adalah 90,8%. Hal ini disampaikan oleh Peneliti ahli PERSAGI DR. Ir. Heryudarini Harahap, M.Kes.

Ir. Heryudarini mengingatkan bahwa sarapan sebaiknya memenuhi setidaknya 25% angka kecukupan gizi setiap harinya. Sementara dari segi kualitas, sarapan harus mengandung sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.

Hal serupa disampaikan Spesialis Gizi Klinis DR. dr. Samuel Oetoro, MS.Sp.GK, menurutnya penting untuk memerhatikan kombinasi menu sarapan karena “Tubuh itu perlu energi, yang didapatkan dari bahan makanan – dalam hal ini adalah peranan dari karbohidrat, protein dan lemak. Tapi ketiga komponen ini tidak akan bisa digunakan dengan maksimal kalau tidak ada vitamin. Karena kehadiran vitamin ini sebagai mediatornya,ungkap dr. Samuel.

Jadi sudah jelas, ya Mommies – mulai sekarang sarapan si kecil dan anggota keluarga lainnya tidak boleh sekadarnya. Karena akan memengaruhi kegiatan mereka selama seharian penuh. Nggak mau dong, tingkat konsentrasi anak kita menurun saat proses belajar mengajar lantaran asupan sarapan yang tidak berkualitas? :)

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan