banner-detik
MD POWERFUL PEOPLE

Presi Mandari, Keluar dari Comfort Zone Demi Membesarkan Bisnis Sackai Bags

author

adiesty15 Feb 2016

Presi Mandari, Keluar dari Comfort Zone Demi Membesarkan Bisnis Sackai Bags

"A comfort zone is a beautiful place, but nothing ever grows there". - unknown

"Saya hanya berpikir, kalau kita kerja terus untuk perusahaan, usia kerja kita akan terbatas sampai masa pensiun, tapi kalau dari muda kita bisa memulai usaha sendiri maka punya harapan yang lebih baik dan usia kerja pun tidak terbatas. Makanya saya berani untuk keluar dari comfort zone," ujar Presi Mandari, owner Sackai Bags

Saya ingat sekali, pertama kenal dengan Sackai Bags beberapa tahun lalu ketika melihat salah satu kontributor Mommies Daily, Kirana, mengenakan salah satu produk tasnya saat main ke FDHQ. Bisa dibilang saya ini penggemar tas, termasuk tas dengan bahan kanvas, terutama dengan model big size. Maklumlah, ya, sudah ibu-ibu jadi bawaannya cukup banyak, hahahaha. Karena penasaran, saya pun segera mencari tahu soal Sackai Bags.

Begitu 'mengintip' koleksinya lewat berbagai akun social media Sackai Bags, saya pun langsung membatin, "Duuuh... koleksinya lucuuuuuu banget, sih". Alhasi, ketika Sackai Bags mengeluarkan koleksi pouch dengan desain gajah saya pun nggak tahun untuk langsung memesannya. Termasuk ketika ada koleksi Crossbody bag Elephant in the rain, saya pun 'keracunan' lagi, hahahaha.

sackai bags*Salah satu koleksi Sackai Bags, crossbody bag elephant in the rain. Lucu, ya? :)

Beruntung, saya punya kesempatan untuk ngobrol langsung dengan penggagas Sackai Bags ini. Namanya Presi Mandari. Siapa sangka owner tas Sackai Bags ini dulunya adalah pekerja media, sama seperti saya. Ia mengaku, demi mengembangkan dan fokus pada bisnis yang mulai dirintis sejak tahun 2013, dirinya harus keluar dari comfort zone.

Memang, sih, saya sudah sering mendengar cerita bahwa salah satu hambatan seseorang untuk meraih kesuksesan itu karena tidak berani ambil resiko dan keluar dari comfort zone. Konon, ketika kita sudah terlalu enak dan nyaman berada dalam suatu posisi atau pekerjaan, justru bisa menjadi berkembang.

Apa yang diungkapkan istri Toto Prastowo ini memang benar. Ketika kita sudah punya alasan yang kuat, dan sudah melihat ada kempatan luas di depan mata, tentu bisa dijadikan alasan kuat untuk melakukan sebuah perubahan. Asal dilakukan secara konsisten dan belajar dari pengalaman, tentu akan membuahkan hasil. Lagi pula bukankah kesempatan tidak akan datang dua kali?

Langkah ini jugalah yang berani dilakukan oleh Presi Mandari. Setelah sempat bekerja sebagai humas di kedutaan besar Prancis di Jakarta dan 8 tahun bekerja di AFP (Agence France Presse-kantor berita Prancis) untuk Indonesia dan East Timor, ia pun berani mengambil langkah merintis bisnisnya sendiri, Sackai Bags.

Penasaran dengan pejalanan usaha yang dirintis perempuan yang  lulusan Sastra Prancis dan S-2 jurusan ekonomi-politik internasional ini? Simak kutipan wawancara saya ini, ya..

Ceritain, dong, Mbak, awal mula Sackai didirikan, idenya dari mana, sih?

Semua bermula dari ketidaksengajaan. Ada seorang teman yang punya usaha online shop dan saya sering ikut hunting kain ke beberapa pasar tekstil di Jakarta. Dari situ saya mulai mengenal berbagai jenis bahan kanvas. Saya sendiri sejak lama memang penggemar dan pengguna tas kanvas dan karena terbuka akses ke bahan baku, saya mulai koleksi bahan-bahan kanvas dan aksesoris tas, membeli mesin jahit dan sedikit-sedikit di waktu luang mulai belajar cara menjahit tas dari tutorial di Youtube. Dan dalam beberapa waktu terlihat hasilnya dan tas buatan saya ternyata diminati orang sekitar seperti teman-teman dan keluarga. Jadi segala sesuatu bermula dari hal yang sederhana yang bisa saya kerjakan sendiri.

presinyasackai*Team Sackai Bags, Elik Ragil. Presi Mandari dan Toto Prastowo (dari kiri ke kanan)

Jadi, saat ini bisnis Sackai bags ini Mbak jadikan sebagai main job, atau bisnis sampingan saja?

Awalnya bisnis sampingan selain bekerja di kantor. Tetapi karena bisnis saya ini semakin mengasyikkan, saya memilih memfokuskan diri untuk @sackaibags dan meninggalkan pekerjaan saya sebelumnya beberapa bulan yang lalu. Tepatnya, sih, sudah 9 bulan saya fokus dengan bisnis ini.

Dari sekian banyaknya lahan bisnis, kenapa memilih produk tas?

Karena menurut saya tas itu merupakan bagian dari kebutuhan keseharian setiap orang dan tas juga bagian dari fashion sehingga memberikan prospek bisnis yang menjanjikan.

Siapa saja target pasar dari Sackai Bags?

Awalnya ibu dan remaja. Tetapi sekarang kita sudah punya produk unisex untuk konsumsi remaja dan dewasa.

Sebenarnya, apa sih artinya Sackai?

Sackai itu nama kakek saya. Sebetulnya ejaan namanya Sakkai, tapi saya ubah menjadi sac yang dalam bahasa Prancis artinya tas.

Di laman selanjutnya Presi bercerita mengenai suka duka membangun bisnis bersama suami dan perlunya membangun networking.

sackaibags1

Ceritain, dong, sebelum berbisnis Sackai Bags ini, Mbak kerja di mana? Ada hubungannya nggak dengan dunia fashion atau desain?

Pekerjaan saya sebelum ini adalah wartawan di sebuah media asing, AFP (Agence France Presse-kantor berita Prancis) untuk Indonesia dan East Timor selama lebih dari 8 tahun. Sebelumnya saya juga pernah bekerja sebagai humas di kedutaan besar Prancis di Jakarta, jadi praktis memang tidak ada hubungan langsung antara pekerjaan saya sebelumnya dengan dunia fashion. Akan tetapi setiap orang tentunya bersinggungan dengan fashion karena fashion adalah kebutuhan sehari-hari. Sebagai bagian dari fashion, disain tas adalah salah satu hal yang saya sukai.

Boleh tahu nggak, sih, berapa modal yang dibutuhkan untuk merintis usaha Sackai Bags?

Mungkin sekitar 5 jutaan dari mulai mengumpulkan bahan dan membeli mesin jahit sederhana.

Mengingat saat ini banyak sekali produk yang serupa, bagaimana Mbak menyiasati agar produk Sackai bags bisa terus diterima oleh pasar?

Tentu saja dengan menjaga kualitas yang baik, mendesain tas yang unik dan menarik, artinya kita harus terus kreatif tanpa melupakan fungsinya dari tas itu. Kalau kita membuat disain yang baik otomatis produk kita memiliki karakter dan pada akhirnya bisa membentuk pasarnya sendiri.

Apa, sih, kekuatan atau keunggulan Sackai Bags?

Karakter kanvas itu sendiri, pilihan warna, disain ilustrasi dan disain bentuk tas yang berbeda.

Saat ini produk Sackai Bags sudah ke mana saja?

Sebagian besar pembeli kita dari dalam negri dan pembeli produk kita dari luar negri sudah mulai bermunculan seperti Australia, Canada, dan negara tetangga Filipina dan Singapur.

Bagaimana dengan strategi pemasaran seperti apa yang sudah Mbak lakukan?

Pembelian online baik dalam dan luar negri. Kalau untuk strategi marketing,  khususnya untuk pemasaran ke luar negeri memang belum ada strategi khusus. Jadi selama ini masih mengandalkan mouth to mouth marketing dan dari pertemanan yang akhirnya membentuk pasaran di luar negeri.

Dalam satu bulan, biasanya produksi berapa desain tas?

Kita memproduksi kurang lebih 100-150 tas per bulan dan berusaha untuk terus membuat desain tas baru.

Dalam menjalankan bisnis ini, ada role model nggak, Mbak?

Kita tidak punya role model secara spesifik tetapi produk tas kanvas dalam dan luar negri yang sudah ada sebelumnya menjadi bahan riset kita.

Sebagai womanpreneur tantangan terberatnya, apa saja, sih, Mbak?

Mempertahankan semangat dan energi untuk tetap belajar dan fokus atas apa yang kita lakukan.

Ceritain, dong, bagaimana keterlibatan suami dan anak dalam bisnis yang Mbak jalankan ini?

Kita bekerjasama dengan cara saling merespon. Suami saya berusaha merespon desain tas saya dengan gambar ilustrasinya dan saya merespon ilustrasinya dengan disain tas. Kita saling berdiskusi, berargumentasi baik itu secara teknis pembuatan maupun desain tas. Apa yang menjadi kekurangan saya ditutupi suami, begitu juga sebaliknya.

sackaibags2

Suka duka kerja bareng suami apa saja, sih?

Sukanya adalah ketika kita menemukan bentuk dan disain yang benar-benar kita inginkan. Proses awal sampai menemukan hasil akhir ini adalah sesuatu yang sangat menyenangkan. Proses berkreasi dan tantangan untuk terus membuat produk baru ini yang membuat kita tidak bosan bekerja bersama. Dalam bekerja, selain dibantu suami, saya juga dibantu oleh seorang teman (Elik Ragil) untuk mencetak gambar secara manual di atas kanvas. Dalam pekerjaan ini kita bertiga saling bersinergi memecahkan masalah-masalah dalam membuat produk tas Sackai. Sementara dukanya, terkadang manusia itu dalam bekerja memiliki energi yang naik turun, ini sangat alami. Hal itu yg kadang menjadi kendala dalam proses berkreasi.

Kira-kira, 5 tahun mendatang Mbak akan melihat perkembangan Sackai Bags seperti apa?

Segala sesuatu yang kita kerjakan dengan sungguh-sungguh akan memberikan hasil yang lebih baik. Dalam 5 tahun ke depan, target kami menciptakan produk yang memiliki karakter yang semakin kuat dan menciptakan pasar yang lebih luas lagi.

Boleh tolong share beberapa kiat buat pembaca Mommies Daily yang mungkin berencana untuk berbisnis?

Mulailah bisnis yang sesuai dengan apa yang kita suka. Apapun jenis produknya, jika kita menyukai aktivitasnya, tantangan seberat apapun akan mudah kita lalui karena kita melakukannya dengan gembira. Selain itu, mulailah dari sesuatu yang kecil dan sederhana, lakukan sendiri agar kita paham semua seluk beluk usaha kita sehingga kita akan lebih mudah memahami jika ada permasalahan.

Jadi, siapa di antara Mommies yang sudah siap keluar dari comfort zone untuk meraih impian? Seperti yang dikatakan Presi, dengan membangun bisnis sendiri nggak semata-mata hanya untuk meraup keuntungan saja, "Punya bisnis Sackai bag ini yang paling utama saya bisa punya kesenangan  dalam berkreasi".

PAGES:

Share Article

author

adiesty

Biasa disapa Adis. Ibu dari anak lelaki bernama Bumi ini sudah bekerja di dunia media sejak tahun 2004. "Jadi orangtua nggak ada sekolahnya, jadi harus banyak belajar dan melewati trial and error. Saya tentu bukan ibu dan istri yang ideal, tapi setiap hari selalu berusaha memberikan cinta pada anak dan suami, karena merekalah 'rumah' saya. So, i promise to keep it," komentarnya mengenai dunia parenting,


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan