banner-detik
PREGNANCY

Hamil Di Usia 40 Tidak Seburuk Itu, Kok!

author

?author?31 Jan 2016

Hamil Di Usia 40 Tidak Seburuk Itu, Kok!

Ada 5 keuntungan yang akan Anda dapatkan saat hamil di usia 40, cek di sini.

Hamil Di Usia 40 Tidak Seburuk Itu, Kok!

Gambar dari www.scrippsmedia.com

“Nita kamu mau punya adik nggak?”

Pertanyaan barusan saya dapat saat ada duduk di bangku SMP, ketika itu orangtua saya telah memiliki 3 anak, dan sayalah yang menjadi si bungsu. Karenanya, Mama saya bertanya tentang kemungkinan apakah saya ingin memiliki adik? Jawaban saya ketika itu adalah: TIDAK! Hahahaha. Jujur saja sih, saat itu lebih kepada ego yang dikedepankan “Saya tidak mau predikat bungsu direnggut!” :D

Alhasil Mama saya pun mengurungkan niatnya melepas spiral, dan resmilah selama 31 tahun ini saya menjadi anak bungsu mereka. Sekian tahun berlalu, saya dan Mama sempat berbincang mengenai hal ini, saya sih yang lebih penasaran – kenapa di usianya yang sudah di atas 40 tahun masih ingin mengandung. Terus terang saja, jika hal ini menjadi kenyataan, saya lebih mengkhawatirkan dari segi kesehatannya. Tapi ternyata, kata Mama – dia sudah menyiapkan rencana mengenai hal ini. Salah satunya, memilih dokter kandungan terbaik yang ia tahu.

Selain itu, kata Mama hamil di usia 40-an nggak seburuk yang dipikirkan orang kok, di antara keuntungan yang didapat, jika memang si bungsu ini terlahir – ada 3 kakaknya yang akan membantu Mama mengurus dirinya. Dan ternyata masih ada keuntungan lainnya yang didapat seorang perempuan jika ia mengandung di usia 40, seperti dilansir oleh situs Scary Mommy berikut ini:

  • Kehidupan sudah lebih mapan
  • Secara finansial kehidupan Anda akan jauh lebih mapan untuk menantikan kelahiran si kecil – lain hal jika Mommies masih ada di tataran usia 20-an, yang notabene masih merintis karier dan menata keuangan keluarga. Dan besar kemungkinan, Anda dan pasangan sudah memiliki rumah, bukan lagi apartemen yang ukurannya jauh lebih kecil. Hal ini akan memudahkan Anda menjalankan tanggung jawab sebagai orangtua.

  • Lebih bijak dengan kesehatan
  • Metabolisme usia 40 tentu sudah berbeda saat usia di bawah 30, ini artinya Anda akan lebih hati-hati dalam melakukan segala sesuatunya. Misalnya bijak dengan porsi makan ibu hamil, menghindari melahap apapun dengan alasan karena sedang berbadan dua. Selain itu Mommies juga bisa melakukan yoga, dan rajin berjalan, demi menjaga kesehatan selama kehamilan.

  • Lebih “santai” dengan kenaikan berat badan
  • Tidak lagi memandang kenaikan berat badan sebagai momok yang menakutkan, dan menggeser persepsi ke pemikiran yang lebih positif. Di usia 40 memang sudah seharusnya ya, Mommies tidak menuntut terlalu banyak dengan tubuh kita sendiri. Karena setelah melahirkan tubuh butuh proses panjang untuk kembali kondisi sedia kala. Pandangi wajah si kecil, karena sesungguhnya dialah yang memperkaya hidup kita. Dan kenaikan berat badan bukanlah permasalahan yang harus terlalu diambil pusing.

  • Support system yang lebih siap
  • Poin ini merupakan hasil pengamatan dan pengalaman saya. Seperti yang sudah saya singgung di atas. Besar kemungkinan jika saya memiliki adik, maka ada 3 kakak yang akan turut membantu Mama saya membesarkan si bungsu ini. Baik dari segi tenaga, maupun materi. Dan hal ini pun bisa berlaku pada siapa saja, secara usia orang-orang disekeliling sudah jauh lebih siap untuk turut mendukung tumbuh kembang si kecil.

  • Merasa lebih mampu dan percaya diri
  • Bisa jadi saat melahirkan anak pertama di usia yang tergolong muda, seorang perempuan baru saja merintis karier dan hidupnya. Belum mengenali hidupnya secara utuh, misalnya apa yang menjadi passion-nya, apa yang dibutuhkan dalam hidupnya, ada yang ia tidak suka. Lain hal saat melahirkan di usia 40, seorang perempuan akan merasa lebih mampu melakukan banyak hal di dalam hidupnya, termasuk merawat bayi yang baru lahir. Pada akhirnya, akan timbul kepercayaan diri yang mampu membuat seorang perempuan bisa lebih menikmati hidupnya.

    Adakah di antara Mommies yang memiliki pengalaman mengandung di usia 40-an?  Silakan bagi ke kami ya ceritanya :)

    Share Article

    author

    -

    Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan