banner-detik
SELF

9 Hal Tentang Anak yang Dapat Kita Rayakan

author

Mommies Daily08 Jan 2016

9 Hal Tentang Anak yang Dapat Kita Rayakan

Ditulis oleh: Nayu Novita

Kalau berkaitan dengan anak, pasti banyak yang mau kita rayakan, benar nggak? Dari yang banyak itu saya mengerucutkan lagi menjadi 9 hal tentang anak yang dapat kita rayakan.

Dan ini di luar merayakan ulang tahunnya karena merayakan pertambahan usia anak pasti sudah biasa kita lakukan, kan!

Namanya  menjadi orangtua memang selalu penuh dengan warna dan petualangan baru. Sejak kelahiran si kakak (9,5) hampir sepuluh tahun lalu hingga peristiwa gigi tanggal si adik (5) untuk pertama kalinya minggu lalu, hidup saya rasanya tak pernah sepi dari berbagai kehebohan dan keseruan yang bersumber pada mereka berdua. Bagi saya, setiap pencapaian dan pengalaman pertama dalam kehidupan si kecil layak diganjar dengan perayaan—meski hanya dalam bentuk jepretan foto ataupun goresan catatan.

Bukan hanya menjadikan si kecil tahu bahwa setiap detik dalam kehidupannya adalah sebuah momen yang berharga bagi kita—orangtuanya, melainkan juga menjadi pengingat bagi diri sendiri agar senantiasa bersyukur atas kehadiran makhluk mungil yang tak pernah gagal menghadirkan perasaan cinta tanpa syarat (yang datang silih berganti dengan perasaan jengkel akibat rengekan yang tak kunjung berhenti, ha ha ha!) Anyway, menurut saya, ini beberapa hal penting dalam kehidupan si kecil yang layak kita rayakan sesuai dengan periode tumbuh kembang bayi.

Merayakan hidup anak

1. Tangisan pertama

Setiap ayah yang mendampingi persalinan dan setiap ibu yang sadar penuh ketika melahirkan pasti tahu bahwa tangisan si kecil adalah hal penting yang amat dinanti-nanti kehadirannya. Semakin kuat tangisan pertamanya mencerminkan semakin sehat pula kondisi tubuh—terutama paru-paru si kecil. Makanya, jangan anggap saya (atau suami saya) lebay kalau menganggap tangisan pertama si kecil ibarat musik terindah.

2. Senyum atau tawa pertama

Hal berikut yang membuat saya kegirangan adalah saat berhasil menangkap basah si kecil tersenyum atau tertawa untuk pertama kalinya. Beneran deh. Apalagi saat sedang menyusui di malam hari (sambil mengantuk) kemudian dia tersenyum. Oke.... mood booster bagi saya untuk rela begadang kembali. Menyaksikan senyum pertama si kecil ketika sedang menyusu di pelukan saya? Priceless!

3. Gigi pertama

Ada bayi yang terlahir dengan sudah memiliki gigi di dalam mulutnya, tetapi lebih banyak lagi yang giginya baru muncul saat menginjak usia beberapa bulan. Kedua anak saya termasuk golongan kedua. Saya punya tuh, foto mereka sedang nyengir dengan hanya satu gigi yang muncul malu-malu dari dalam gusi. Seminggu lalu, saya juga membuat foto si adik yang dengan bangga menunjukkan gusi ompongnya yang pertama.

4. Kata pertama

Nggak enaknya memilih panggilan “bunda” adalah karena kecil kemungkinan untuk menjadi kata pertama yang diucapkan oleh anak (ya iyalah, susah gitu lho melafalkannya…). Makanya, “mama” menjadi kata pertama yang diucapkan oleh si kakak dan si adik (ibu saya—yang dipanggil dengan sebutan “mama” oleh anak-anak tentu senang jadinya). Tetapi, apa pun itu, kata pertama dari si kecil tetap kedengaran begitu lucu.

5. Langkah pertama

Ketika kaki mungilnya mulai melangkah, itulah saatnya saya tahu bahwa petualangan si kecil menjelajahi sendiri dunianya sudah berada di depan mata. Saya ‘merayakannya’ dengan memberikan alas kaki yang nyaman untuk melindungi kakinya dan menjadi pemandu soraknya agar ia termovitasi untuk mengayunkan langkah selanjutnya.

first step

6. Makanan pertama

Seperti anak-anak lainnya, setelah lulus ASI eksklusif, anak-anak saya mulai mencicipi beraneka jenis makanan pelengkap ASI. Lucu deh menyaksikan ekspresi wajah mereka ketika mencicipi makanan untuk pertama kali. Kadang-kadang curiga, lain waktu tampak kaget, dan di kali selanjutnya mengernyit sambil mengedipkan mata berkali-kali.

7. Teman pertamanya

Ketika kami masih tinggal di rumah orangtua, teman pertama si kakak adalah anak dari si mbak yang bekerja pada orangtua saya. Berhubung umurnya lebih tua setahun, abang Jupi—panggilan sayang dari Zulfikar, bersikap ngemong pada si kakak yang masih bayi. Berinteraksi dengan teman pertama juga bisa dibilang sebagai kali pertama si kecil mengasah kemampuannya bersosialisasi.

8. Karya seni pertama

Entah itu berupa segumpal playdough (yang disebutnya sebagai mobil), coretan pada tembok, atau sapuan kuas yang menyerupai jejak minuman tumpah di atas kertas, karya seni pertama si kecil adalah suatu hal yang layak mendapatkan apresiasi. Ini adalah kali pertama ia menuangkan imajinasinya ke dalam bentuk karya. Simpan fotonya, karena kelak saya bisa mengajak si kecil membandingkan hasil karya pertamanya dengan yang akan dibuat pada waktu-waktu selanjutnya.

9. Hari pertama sekolah

Hari pertama sekolah menandai dimulainya kehidupan mandiri si kecil di luar rumah, terpisah dari ayah dan ibunya. Itu sebabnya, tak sedikit orangtua yang menitikkan air mata haru ketika melepas sang buah hati pergi ke sekolah untuk pertama kalinya (termasuk saya). Apalagi hari pertama sekolah memang penting dalam meningkatkan rasa percaya diri anak. Abadikan hari pertama bersekolah ini dalam bentuk foto dan video, Mom, karena ini adalah momen yang akan selalu muncul dalam benak Anda ketika mendapatkan undangan untuk wisuda TK, SD, SMP, SMU, dan seterusnya.

Celebrate your children’s life.

PAGES:

Share Article

author

Mommies Daily

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan