Sorry, we couldn't find any article matching ''
Untuk Para Ayah yang Memiliki Anak Perempuan
Harus saya akui kalau papa saya sangat hebat dalam ‘menangani’ para perempuan yang ada di dalam hidupnya. Ketiga anaknya dan seorang isteri.
Tulisan ini saya buat terinspirasi dari kicauan seorang teman di laman facebook miliknya. Teman saya, sebagai seorang single father mengungkapkan kebingungannya saat menemani kedua anak perempuannya berenang. Selesai berenang dan ingin bersih-bersih, dia bingung antara mengajak anak-anaknya ke ruang bilas perempuan atau laki-laki. Terdengar familiar untuk para single father di luar sana?
Membaca tulisannya membuat saya teringat sosok almarhum papa saya yang saya nilai hebat menjalani hidup sebagai orangtua dari 3 anak perempuan. Bekerja sama dengan mama, papa sangat paham apa yang diperlukan dari anak-anak perempuannya. Sedikit berbagi untuk para ayah di luar sana, mungkin beberapa hal ini bisa dijadikan masukan yang berguna dari saya si anak perempuan :D:
1. Sadari perubahan fisik yang dialami oleh anak perempuan Anda
Percaya atau tidak, papa yang dengan semangat menemani saya hunting miniset pertama. Iya, miniset ini adalah pakaian dalam sebelum bra untuk menopang perubahan payudara pada anak perempuan. Baru setelah itu beralih ke bra. Papa saya akan dengan percaya diri mengatakan ke mbak-mbak SPG kalau anaknya sudah masuk SMP dan butuh miniset.
2. Menstruasi itu bukan nama mahluk dari planet asing
Usia anak perempuan mengalami menstruasi itu berbeda-beda, jadi jangan dijadikan patokan usia menstruasi si kakak dengan adiknya nanti akan sama.
3. Apapun yang dikatakan oleh anak perempuan Anda di saat PMS, jangan dimasukkan ke hati.
Saya ulangi ya.... jangan dimasukkan ke hati. Karena menjelang menstruasi, mood kami itu bisa berubah-ubah bak roller coaster. Kami bisa dengan mudahnya marah kemudian nangis lalu tertawa.
4. Pembalut itu ada beragam jenis
Ada pembalut bersayap, ada yang tipis ada yang panjang dan ada yang lebar. Percayalah, jenis pembalut jauh lebih banyak dari jenis macbook yang dijual oleh apple :p.
5. Jerawat dan tubuh gemuk bisa menjadi masalah besar bagi anak perempuan.
Jangan tertawa ketika anak perempuan Anda menganggap bahwa hidupnya sangat menderita karena ada SATU jerawat bertengger di pipinya atau saat jarum timbangan bergerak ke arah kanan. Jadilah ayah yang supportif dan mendengarkan keluhannya. Ini biasanya menjadi salah satu masalah utama yang dialami oleh anak-anak saat masuk usia pra remaja. Mereka lantas diet mati-matian? Berikan solusi pola makan yang sehat dan ajak mereka berolahraga. Karena bagaimana pun, mereka harus diberitahu bahwa masih banyak hal penting lainnya selain urusan diet ketat demi tubuh langsing.
6. Ajarkan mereka dos & don’ts bergaul dengan laki-laki
Papa saya dulu selalu memberitahu saya, apa yang tidak disukai oleh para laki-laki, salah satunya saat perempuan tertawa terbahak-bahak tanpa menutup mulut. Dari papalah saya jadi paham, bagaimana harus berteman dengan laki-laki, bagaimana bersikap di depan laki-laki.
Memasuki dunia remaja, semakin seru pemahaman yang Anda butuhkan mengenai anak perempuan
7. Bersiaplah jika teman laki-laki anak Anda datang di malam minggu
Saya ingat, papa pernah melempar sandal jepit dari teras rumah ketika dua kakak kelas di zaman SMP datang ke rumah dan berteriak-teriak memanggil nama saya :D. Well, bukan masalah datang ke rumahnya sih, tapi lebih kepada kesopanan untuk jangan berteriak. Bagi papa, sopan santun memang nomor satu.
Di luar insiden sandal jepit itu, papa tidak pernah marah berlebihan kalau sudah urusannya dengan anak laki-laki yang datang ke rumah. Buat papa, lebih baik papa menerima mereka di rumah daripada anak-anaknya harus keluar malam-malam. Izin bisa keluar rumah biasanya didapat setelah pertemuan kesekian. Papa hanya takut kalau anak-anaknya dilarang, mereka malah akan melakukannya diam-diam di luar rumah.
8. Ajarkan anak untuk menjaga diri
Kembali ke curhatan teman saya di facebook, mungkin kalau menghadapi situasi serba salah seperti ini, akan lebih mudah bagi kita jika dari awal kita sudah mengajarkan anak-anak kemampuan menjaga diri. Jika terpaksa anak-anak harus dilepas ke ruang bilas perempuan sendiri, ingatkan mereka hal apa yang tidak boleh dilakukan oleh orang lain terhadap mereka. Minta mereka untuk berteriak jika ada orang yang bersikap tidak sopan. Tetaplah menunggu anak-anak Anda di pintu keluar ruang bilas.
9. Akan ada masanya anak perempuan Anda suka bereksperiman dengan pakaian
Melihat anak memakai rok mini, tank top atau aksesoris aneh-aneh pasti bukan hal menyenangkan untuk para ayah. Jangan langsung marah ya.....! Coba tanya alasan mereka mengenakan, minimal tahu dulu alasannya. Baru setelah itu larang... ahahahahha. At least si anak sudah merasa bahwa ayahnya peduli dengan pendapatnya.
10. Siapkan anak dengan dunia yang buruk
Saya mungkin akan selamanya menjadi ‘princess’ di dalam hidup papa saya. Tapi papa saya menunjukkan bahwa princess tidak bisa selamanya tinggal di dalam istana yang serba indah. Saya harus tahu bahwa dunia di luar sana itu kejam. Saat papa melihat bahwa banyak anak laki-laki yang mendekati saya, papa sudah membeberkan fakta mengenai bagaimana laki-laki biasanya akan bertindak. Memasuki SMA, informasi yang papa berikan semakin lengkap. Mulai dari usaha anak laki-laki untuk mencium saya dsb-nya. Semua papa lakukan karena ia ingin saya siap jika itu terjadi dan sudah tahu harus berbuat apa.
11. Lupakan kemaskulinan Anda sejenak
Saat anak Anda merasa sedih karena putus cinta, jangan gengsi untuk memeluk dan mengatakan kalau laki-laki itu tidak layak untuknya. Karena anak butuh untuk mendengar hal itu. Peluk dia, ajak dia keluar dan habiskan waktu untuk mengobrol. Percaya deh, mama memang bisa juga melakukan hal yang sama. Tapi rasanya akan berbeda jika ayah juga melakukannya.
12. Jadilah role model yang baik untuk anak perempuan Anda
Karena ada kemungkinan kelak ia akan mencari laki-laki yang seperti Anda. Pernah membaca quotes menarik tentang ini “Tutup mata Anda dan bayangkan jika anak perempuan Anda mengencani laki-laki seperti Anda. Apa yang akan Anda rasakan? Bahagia atau khawatir?” Hanya Anda yang bisa menjawabnya :).
Sebagai orangtua kita memang tidak pernah mendapat ‘buku panduan’ seperti saat kita membeli barang elektronik. Buku panduan kita adalah pengalaman kita sendiri. Ada jatuh bangun, rasa takut dan khawatir selama kita menyandang gelar orangtua. Namun kita pasti hanya memiliki satu tujuan, memberikan yang terbaik untuk darah daging kita.
Selamat menikmati peran Anda sebagai ayah dari anak perempuan :)
PAGES:
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS