banner-detik
CAREER

Tidak Lagi Jadi 'Bemper' Rekan Kerja

author

adiesty28 Dec 2015

Tidak Lagi Jadi 'Bemper' Rekan Kerja

Menolong rekan kerja tentu sah-sah saja, tapi jangan sampai kebaikan kita terus dimanfaatkan sehingga jadi 'bempernya'.

bamper teman kerja

Belum lama ini saya sempat ngumpul dengan beberapa teman seprofesi. Di tengah obrolan, salah satu teman saya sempat ada yang mengeluh karena merasa kesal dengan rekan kerjanya yang doyan minta tolong.

"Investigasi itu kan nggak gampang, mulai dari ngumpulin data sampai berburu nara sumber. Tapi, kok, teman gue ini dengan gampangnya minta data-data yang gue kumpulin. Teman gue ini kelihatan banget males 'turun' ke lapangan," keluhanya.

Curhatan teman saya ini tentu saja menimbulkan berbagai reaksi. Tapi dari sini, kami pun sama-sama sepakat kalau kasus seerti ini memang bisa terjadi di mana pun. Apapun jenis pekerjaannya, di mana pun kantornya, mau nggak mau kita pasti akan bertemu dengan beragam tipe teman. Termasuk teman yang sering menyalahggunakan kebaikan kita sehingga membuat kita jadi ‘bemper’-nya.

Bisa kebanyang, ya gimana menyebalkannya? Memang, sih, team work ini perlu, tapi kalau setiap saat ada rekan kerja ‘melempar tugas’ begitu saja, ini sama artinya kalau kita sedang dimanfaatkan. Pernah ngerasain hal seperti ini?

Dari hasil obrolan saya bersama beberapa temen dekat, saya pun bisa menyimpukan bahwa ada beberapa hal yang perlu kita lakukan agar tidak terus menjadi 'bemper' rekan kerja.

Mampu Bedakan Sharing dan Caring

Setuju dong, ya, kalau dalam pertemanan kamus yang perlu dingat dan dijaga adalah masalah caring dan sharing. Pada kondisi tertentu kita tentu tahu kapan teman membutuhkan pertolongan tanpa perlu diminta. sayangnya, pada pertemanan manipulatif, prinsip caring dan sharing ini tidak berjalan dengan semestinya. Di mana rekan kerja bisa memanfaatkan kebaikan kita karena tahu kita sering merasa tidak enak untuk menolaknya. Untuk itu, nggak ada salahnya apabila kita mendegar perasaan kita sendiri untuk mengetahui apakah teman kita benear-benar membutuhkan pertolongan atau sekedar memanfaatkan kita.

Berani katakan TIDAK!

Sudah paham, dong, ya, kalau sebagai pekerja tentu kita punya tanggung jawab dan hak  masing-masing.  Dalam hal ini job desk yang perlu kita lakukan pun sebenarnya sudah jelas. Jika kalau memang nggak ada konfirmasi langsung dari atasan,  sebenarnya kita punya hak untuk menolak pekerjaan tersebut. Jangan sampai kita terus menerus mengatakan "iya" pada semua permintaan orang lain.

Bertindak  ‘Keras’

Kalau kita sudah melakukan beragam  upaya untuk menyadarkan sikap rekan kerja supaya tidak melulu melempar tanggung jawabnya, tapi nggak berhasil. Mungkin tindakan tegas dan keras perlu dilakukan. Misalnya, nih, kita bisa saja mengumpulkan teman-teman yang lain yang sering kali jadi bamper kerjanya  untuk meberitahukan sikapnya tersebut. Paling tidak, dengan banyaknya suara yang mengeluhkan sikapnya bisa membuat dia sadar bahwa sudah banyak rekan kerja yang merasa terganggu dengan kebiasaannya yang sering mengandalkan orang lain.

Umh... buat Mommies yang punya pengalaman jadi 'bemper' teman rekan, boleh dong tolong berbagi cerita dan kiatnya :)

Share Article

author

adiesty

Biasa disapa Adis. Ibu dari anak lelaki bernama Bumi ini sudah bekerja di dunia media sejak tahun 2004. "Jadi orangtua nggak ada sekolahnya, jadi harus banyak belajar dan melewati trial and error. Saya tentu bukan ibu dan istri yang ideal, tapi setiap hari selalu berusaha memberikan cinta pada anak dan suami, karena merekalah 'rumah' saya. So, i promise to keep it," komentarnya mengenai dunia parenting,


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan