Sorry, we couldn't find any article matching ''
7 Hal yang Akan Selalu Diingat Oleh Anak Kita
Anak memiliki memori yang kuat untuk mengingat apa yang terjadi sejak dia kecil. Kira-kira, mana yang lebih banyak diingat oleh anak kita, memori menyenangkan atau sebaliknya?
Setiap kali saya main ke rumah mama alias rumah masa kecil saya, nggak jarang saya suka mendadak mellow, apalagi pada musim hujan. Semua kenangan masa kecil saya seolah-olah diputar dalam sebuah film. Dan, untungnya antara memori menyenangkan dengan memori buruk masih jauuuuh lebih banyak memori yang menyenangkannya, hahaha.
This post is about creating sweet moments that our children will always remember.
Mama saya penggila buku dan hobinya diturunkan ke saya dan kedua kakak saya. Di kelas 3 SD bacaan saya adalah buku-buku Enid Blyton sampai Agatha Christie, tapi satu hal yang saya ingat banget adalah setiap malam sebelum saya bisa membaca buku, mama akan membacakan cerita tentang Tini atau koleksi dongeng dari Christian Andersen. Dan saya pun melakukan hal yang sama ke anak-anak saya dengan harapan anak-anak juga memiliki kenangan yang indah seperti saya tentang membaca dan buku.
*Gambar dari sini
Kadang saya kangen dengan masa ketika telepon yang paling canggih hanya telepon rumah dan komunikasi antar anggota keluarga mudah diciptakan. Nggak jarang, anak saya suka marah kalau lagi di mobil ngajak saya ngomong dan muka saya asik menghadap ke layar ponsel. “Mama dengerin nggak sih?” Waktu saya sudah siap untuk mendengarkan, anak saya sudah keburu melengos dan bilang lupa. That’s why saya mengeluarkan aturan tentang jam tanpa gadget di rumah. Mungkin ‘sebentar’ versi kita berbeda dengan apa yang ditangkap oleh anak kita. Saya pun belajar untuk lebih lama menyediakan telinga saat anak-anak ingin bercerita walaupun ceritanya hanya tentang “Tadi aku kepleset di sekolah.” The smartphone, email, TV show won’t get hurt saat kita melupakan mereka sejenak but our children will.
Sayangnya, orangtua saya bukan tipe yang suka memeluk dan memuji anak :D. Ini salah satu hal yang tidak ingin saya contoh (cium tangan dulu ke mama dan papa :p). Buat saya, dengan memeluk anak itu salah satu ekspresi rasa sayang yang paling dalam tanpa saya harus bicara panjang lebar. Dan saya berharap, saya akan selalu tahu kapan anak-anak saya membutuhkan pelukan dari saya.
*Gambar dari sini
Saat kami kecil, setiap akhir pekan setelah pulang gereja, mama dan papa akan membawa anak-anaknya ke Gramedia Matraman (saat itu hanya Gramedia ini yang sudah buka :D) dan kami diberikan izin untuk membeli 3 buku setiap kali datang. Bagi saya ini merupakan kebiasaan yang seru. Nah, sampai saat ini saya masih mencari ‘tradisi’ yang pas yang akan membuat anak-anak saya selalu kangen dengan masa kecil mereka kelak. Hmmm.... apa ya? Ada ide?
Saya menganggap makan bersama menjadi salah satu hal penting. Kenapa?
Saya dibesarkan dalam keluarga yang mengharuskan makan di meja makan dan bersama. Saat itu menjadi waktu paling nyaman untuk kami saling cerita atau sekadar menikmati masakan bikinan almarhum papa. Sebaliknya, suami saya tumbuh dalam lingkungan yang makan itu bisa di mana saja dan nggak harus bersama. Cukup sulit membiasakan makan bersama pada awalnya. Tapi saya kekeuh melakukannya agar anak-anak juga paham bahwa makan itu adalah kegiatan penting bagi mereka dan di saat itu mereka juga bisa berbicara dengan mama dan ayahnya.
*Gambar dari sini
Setiap anak memiliki waktu berbeda untuk bisa berhasil melakukan segala sesuatu. Si kakak di umur 5 tahun sudah bisa lancar naik sepeda roda dua tanpa ada yang ngajarin. Si adik baru bisa naik sepeda roda dua ketika usinya sudah menginjak umur 6,5 tahun. Setiap hal yang bisa mereka capai, saya usahakan untuk ‘merayakannya.”
Bisa membaca dengan lancar, rayakan dengan membeli 7 buku favorit mereka. Bisa naik sepeda, rayakan dengan membeli helm dan pelindung lutut serta sikut. Bisa meraih nilai bagus di sekolah, rayakan dengan makan mie ayam favorite di warung bakmi dekat sekolah. Bisa nggak ngompol sesaat lepas dari diapers, rayakan dengan tidur untel-untelan di kasur kecil. As simple as that. Intinya, saya merayakan keberhasilan mereka karena saya menghargai setiap jerih payah yang mereka lakukan.
Papa saya itu lebih hangat dibanding mama saya. Kalau bagian senang-senang, biasanya sering saya lakukan bersama papa. Main kartu 41, main monopoli, main ayunan, duduk di antara kedua kaki papa saat papa lagi tidur telentang dan kemudian papa mengangkat saya sampai main petasan melawan anak tetangga, hahaha.
Anak-anak memiliki hasrat alami untuk bermain dan saya mencoba mengakomodir itu. Mulai dari perang air, perang bantal sampai bermain bajak laut mencari harta karun. Saya hanya ingin anak-anak mengaitkan saya dengan hal-ha yang menyenangkan.
Biarkan anak-anak memiliki kenangan yang indah tentang kita sebagai orangtuanya.
PAGES:
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS