banner-detik
NEW PARENTS

Panggul Turun, Bagaimana Bisa?

author

Mommies Daily03 Dec 2015

Panggul Turun, Bagaimana Bisa?

Ditulis oleh: Nina Samidi

Salah satu keluhan yang sering dialami para wanita, ya panggul turun ini. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan panggul turun? Dan, bagaimana mengetahui gejala serta penanganannya?

Siapa bilang senam kegel hanya berguna untuk urusan di atas ranjang? Senam kegel ternyata nggak hanya berguna untuk urusan ranjang, tapi juga berguna mencegah bahkan memperbaiki kondisi panggul turun ringan. Tapi bagaimana kalau kondisi panggul turun sudah berat?

Panggul turun atau secara medis disebut pelvic prolapsed adalah turunnya organ pelvik (panggul), yaitu salah satu dari beberapa organ di sekitar panggul. Yang paling sering dialami wanita adalah turunnya kantung kemih (vesicocele), rahim (prolaps uteri), dan usus rektum (rectocele). 

Untuk menjaga agar organ panggul dan jaringan di sekitar vagina tetap “pada tempatnya”, Tuhan menciptakan jaringan otot, ligamen, dan kulit di sekitar vagina sebagai struktur penyokong yang kompleks pada wanita. Namun, proses kehamilan dan persalinan yang berat bisa membuat organ panggul bergeser, atau istilah awamnya disebut “peranakan turun”. Ketika ini terjadi, organ panggul seperti rahim, kandung kemih, dan rektum, turun ke dalam vagina bahkan keluar dari organ kemaluan, bentuknya seperti bola yang menonjol di dalam vagina.

Panggul Turun

*Gambar dari sini

Gejala

Panggul turun atau pelvic prolapsed banyak dialami wanita yang sudah melahirkan, tapi sayangnya sedikit yang membicarakannya karena malu. Tapi kalau Anda mengalami gejala-gejala di bawah ini, sebaiknya segera periksakan ke dokter untuk mencari jalan keluarnya.

  • Ada perasaan berat dan penuh pada area pelvis.
  • Muncul benjolan keluar dari vagina, tapi bisa dimasukkan kembali.
  • Perasaan tertarik atau nyeri atau ada tekanan pada abdomen (perut bagian bawah) atau pelvis
  • Nyeri punggung bawah.
  • Kesulitan seksual.
  • Tekanan pelvis memburuk saat batuk, mengangkat beban berat, atau dalam keadaan berdiri
  • Susah buang air besar.
  • Pendarahan keluar dari vagina.
  • Penyebab

    Ternyata, kehamilan dan persalinan yang berat akibat bayi besar atau kembar bukan satu-satunya biang keladi rusaknya jaringan sekitar panggul sehingga panggul turun. Pelvic prolapsed intinya disebabkan oleh mengendurnya jaringan di sekitar organ panggul, sehingga hal-hal lain yang berisiko menjadi penyebabnya juga bisa mengakibatkan kondisi ini, seperti:

  • Bertambahnya usia (mengingat semua jaringan memang mengendur saat tua).
  • Sering atau terus menerus melakukan pekerjaan yang mengangkat beban berat.
  • Terlalu banyak/sering mengedan terlalu kencang saat susah buang air besar.
  • Terlalu gemuk atau obesitas.
  • Menapouse, yaitu ketika jaringan-jaringan dalam tubuh melemah dan hormon estrogen menurun.
  • Penyakit paru kronik
  • Pengobatan

    Tidak ada obat tertentu yang dapat mengobati secara langsung kondisi ini. Karena ini menyangkut jaringan tubuh, maka yang diperlukan adalah latihan otot. Yap, salah satu latihan yang paling disarankan adalah senam kegel. Pada kondisi panggul turun yang ringan, senam ini bisa sangat membantu dan memperbaiki keadaan. Sudah tahu kan, Moms, caranya? Iya, tinggal lakukan gerakan seperti menahan pipis, tahan beberapa detik, lalu lepaskan kembali.

    Jika kondisi berat, operasi memang diperlukan. Pada kondisi berat rahim yang turun, pengangkatan rahim memang bisa terjadi. Namun ada juga pemasangan ring karet berbentuk donat yang dimasukkan melalui vagina, walau akan menyebabkan rasa tak nyaman untuk yang masih aktif secara seksual. Ada juga tindakan pemendekan jaringan ligamen untuk menyangga rahim.

    Nah, Moms, untuk menghindari semua itu terjadi, berikut beberapa hal yang dapat mengurangi risiko terjadinya pelvic prolapsed:

  • Jaga berat badan, lakukan diet yang benar.
  • Mengonsumsi makanan berserat tinggi untuk mencegah konstipasi dan mengedan saat BAB.
  • Hindari mengangkat-angkat beban berat.
  • Berhenti merokok, karena merokok dapat meningkatkan gejala.
  • Sumber: Womenshealtclinic.com

    Share Article

    author

    Mommies Daily

    -


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan