banner-detik
#MOMMIESWORKINGIT

8 Hal yang Dialami Ibu Baru Saat Kembali Bekerja

author

Mommies Daily30 Nov 2015

8 Hal yang Dialami Ibu Baru Saat Kembali Bekerja

Ditulis oleh: Nina Samidi

Buat Anda yang sedang menikmati masa cuti melahirkan, persiapkan diri menghadapi 8 hal ini tepat setelah Anda kembali bekerja dari cuti melahirkan.

Bayi saya sudah hampir dua tahun sekarang (bahkan saya masih menyebutnya bayi hingga saat ini!), tapi saya masih ingat betul apa yang terjadi di hari pertama saya meninggalkannya di rumah untuk kembali bekerja. Di hari itu, saya nyaris tidak bisa berhenti menangis seharian, terutama di jam-jam memompa ASI sambil memandangi ratusan fotonya di galeri HP saya. Mata saya berair tak henti-henti, memikirkan si bayi yang pasti sedang rindu untuk menyusu pada ibunya, mengingatnya merengek atau tertawa. Oh, demi Tuhan, saya seperti akan kehilangan dia selamanya (bukan 8 jam!) hari itu. Sampai akhirnya saya ‘meledak’ di depan seorang teman hanya gara-gara dia bertanya, “Bagaimana bayimu?”. Tumpah-ruahlah air mata saya.

ibu baru kembali bekerja

*Gambar dari sini

Cerita saya tampak berlebihan? Saya dulu juga berpikir bahwa orang-orang yang dengan heboh menceritakan masa-masa meninggalkan anaknya untuk kembali bekerja, yang tampaknya begitu berat, sepertinya melebih-lebihkan ceritanya. Tapi ketika akhirnya mengalami hal yang sama dan merasakan “kegilaan” itu, saya sungguh berempati pada semua ibu yang begitu kuat melakukannya. Dan inilah “kegilaan” yang biasanya terjadi saat awal-awal Anda mulai kembali bekerja:

  • Pagi yang lebih gila
  • Ini akan menjadi pagi yang benar-benar heboh,  saat Anda bersiap berangkat kerja. Gugup dan gelisah saat akan meninggalkan si bayi membuat Anda tidak fokus pada segala hal. Jangankan menyiapkan kemeja dan dasi untuk suami, memakan sarapan sendiri saja bisa lupa. Anda seperti bingung mau apa. Saya pribadi mencoba tenang dengan menyiapkan segala sesuatu untuk si bayi.

    Mulai dari ASIP, botol-botol, popok, baju ganti, boneka musiknya, sampai peralatan memompa ASI di kantor. Saat saya melihat semua sudah disiapkan, saya akan lebih tenang meninggalkan si bayi. Intinya mencari cara agar pagi hari tidak terlalu heboh. Oh, dan ya, di hari pertama ini, buat saya, boleh kok telat 15 – 30 menit sampai kantor. *kedip

  • Tidak tega meninggalkan si bayi
  • Saya termasuk beruntung, meninggalkan si bayi dengan kakak-kakak ipar perempuan saya. Ini membuat perasaan saya lebih tenang saat berangkat. Meski ada perasaan tidak tega, namun mengingat keluarga yang memegang bayi kita, itu akan membuat kita lebih tenang. Saran saya, lebih baik untuk masa-masa awal, ada keluarga yang menemani si bayi.

  • Menangis ‘sepanjang hari’ di kantor
  • Yap, itulah yang terjadi pada saya. Namun ternyata, ketika akhirnya saya meledak di depan seorang teman, saya merasa sedikit lega. Persiapkan siapa yang akan menjadi “tempat sampah” Anda ketika pertama kali kembali ke kantor. Pilih rekan kerja yang cukup dekat, sebaiknya yang juga sudah menjadi ibu (karena pasti lebih mengerti perasaan yang Anda alami), dan buanglah uneg-uneg Anda kepadanya. Jangan lupa untuk bilang dulu kepadanya bahwa Anda telah memilihnya menjadi “tempat sampah” di hari pertama ya, supaya dia tidak kaget. Hehehe…

  • Anda butuh dibuat tenang
  • Jangan biarkan Anda merasa sangat stres dan frustasi, ini tidak baik untuk kinerja Anda di hari pertama.  Tidak apa-apa jika Anda memilih untuk membeli kopi atau cake yang agak mahal untuk menghibur Anda. Anda butuh memperbaiki keadaan psikis Anda, hibur diri Anda, lakukan hal yang menurut Anda menyenangkan asalkan tidak mengganggu rekan kerja yang lain.

    Anda pun juga akan menjadi ‘selebriti’ sehari, bersiaplah.

  • Bersiap pada pertanyaan
  • Hari itu Anda akan menjadi selebriti sehari. Bersiaplah untuk pertanyaan-pertanyaan, seperti “Oh, sudah balik kerja lagi?”, “Anaknya siapa yang pegang di rumah?” dan sebagainya. Buat saya waktu itu sebenarnya pertanyaan-pertanyaan itu seperti memojokkan  dan membuat saya ingin buru-buru pulang. Pertanyaan seperti itulah yang membuat saya akhirnya tidak bisa menahan ledakan tangisan.

  • Menelepon rumah berkali-kali
  • Ingin mendengar suaranya atau sekadar ingin tahu si bayi sedang apa, menjadi alasan Anda jadi sangat “akrab” dengan handphone hari itu. Para ahli justru menyarankannya, ini membuat Anda terus terhubung dengan si bayi. Kalau perlu, bisa pulang dulu saat makan siang (kalau rumah dekat, ya). Anda juga bisa memasang online CCTV sehingga Anda bisa mengecek si bayi kapan saja. Tapi ingat ya, perlihatkan bahwa Anda serius kembali bekerja di kantor. Jangan kelihatan terlalu sering menelepon ke rumah. Kalau saya, pilih curi-curi telepon saat tidak di depan bos atau rekan-rekan kerja yang lain.

     

    Ibu baru kembali bekerja2

    *Gambar dari sini

  • Foto si bayi di mana-mana
  • Yap, sudah pasti ini akan terjadi. Sebelum masuk kerja kemarin, Anda pasti sudah memenuhi timeline Facebook, Instagram, atau Path dengan foto-foto si bayi. Bahkan Anda mengganti profile picture Whatsapp atau BBM dengan fotonya, alih-alih foto selfie favorit Anda. Sekarang, saat masuk kantor, saya yakin Anda juga akan memasang wallpaper dan screen saver komputer dengan foto-fotonya, plus mungkin Anda akan membawa bingkai cantik berisi wajah lucunya. It’s ok, Moms. Selama membuat Anda senang, lakukan saja. Rekan di sebelah mungkin akan muak, tapi juga akan maklum.

  • Menghitung setiap detik di kantor
  • Sangat-sangat mungkin Anda akan memperhatikan jam setiap saat di hari pertama ini. Oh Tuhan, kenapa menunggu lima menit saja seperti lima jam lamanya?!! Itulah yang akan terjadi. Untuk membuat Anda mengalihkan perhatian dari jam, buatlah Anda sibuk dengan pekerjaan di meja. Ucapkan terus mantra ini, “Semakin banyak yang saya kerjakan, semakin cepat waktu berlalu, semakin cepat saya pulang dan bertemu bayiku.” Dan begitu detik pertama jatuh di angka jam pulang, dijamin Anda langsung akan kabur dari meja demi bisa segera bertemu malaikat lucu yang menunggu di rumah.

    Nah, sudah siap untuk kembali bekerja, Moms? Oh ya, menurut Mayo Clinic dalam sebuah artikelnya, sebaiknya pilih hari kembali bekerja mendekati akhir pekan, misal Kamis atau Jumat. Ini akan membuat “hari-hari pertama meninggalkan si bayi” jadi terasa lebih ringan.

    PAGES:

    Share Article

    author

    Mommies Daily

    -


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan