banner-detik
OTHERS

Pneumonia – The Forgotten Killer of Children

author

fiaindriokusumo09 Nov 2015

Pneumonia – The Forgotten Killer of Children

“Semua vaksin itu harusnya memang wajib. Masalahnya nggak semua vaksin memiliki harga yang bersahabat dengan dompet.”

Kalimat di atas adalah penggalan kalimat  obrolan saya dengan seorang sahabat yang kebetulan ia juga berprofesi sebagai dokter anak. Kalau dipikir-pikir memang benar sih. Namanya vaksin itu kan bermanfaat untuk melindungi anak dari serangan penyakit, ya seharusnya memang diwajibkan. Tapi saat berbenturan dengan harga vaksin yang membuat napas jadi cukup sesak, si wajib pun berubah menjadi “kalau ada duit”. Padahal penyakit kalau mau singgah nggak pakai melihat-lihat dulu.

Mundur ke tahun 2006 saat anak pertama saya lahir, saya ingat ketika itu vaksin IPD lagi gencar disarankan. Terlepas dari kontroversi mengenai vaksin, saya dan suami memutuskan untuk tetap melakukan vaksinasi IPD ke anak saya. Soalnya, sebelum termakan isu, saya pasti akan mencari tahu fakta tentang imunisasi. Di tahun itu, biaya vaksin IPD sebesar Rp.1.100.000 sudah sama dokter. Dan harus tiga kali. Untuk saya dan suami yang kedua-duanya bekerja saja, saat mendengar nominalnya agak kaget (tapi nggak diceplosin di depan dokternya, ahahaha). Nggak kebayang buat mereka yang punya tantangan secara ekonomi, pasti lebih beban lagi.

Bicara tentang biaya vaksin yang tinggi, akhirnya tidak semua anak mendapatkan hak-nya untuk menerima imunisasi karena masalah finansial yang dimiliki orangtuanya ini. Salah satu jenis vaksin yang hingga saat ini masih mahal adalah vaksin anti pneumokokus yang dapat mencegah penyakit pneumonia serta penyakit saluran pernapasan lainnya.

Padahal, Pneumonia adalah penyakit mematikan yang berbahaya – hampir satu juta anak menjadi korban setiap tahun, terutama di negara berkembang. Faktor risiko Pneumonia sendiri ada karena tertular oleh penderita batuk, imunisasi yang tidak lengkap, kurang gizi, pemberian ASI yang tidak memadai dan terpapar asap terus menerus. Gejalanya sendiri ditandai dengan batuk disertai napas sesak atau cepat, kadang disertai juga dengan demam tinggi dan pilek. Karena harganya yang terlalu tinggi, vaksin pencegahan pun tidak terjangkau di banyak negara. Ironis? Iya. Pasrah dan berdoa? Ya jangan! Terus, apa yang bisa kita lakukan? Mari turun tangan.

DWB Banner Revisi

Mommies Daily bersama Doctors Without Borders akan mengadakan event bertajuk A Fair Shot. Kenapa namanya A Fair Shot? Karena kami ingin semua anak bisa mendapatkan kesempatan yang adil atau fair untuk mendapatkan vaksin pneumonia, hal ini hanya bisa diraih jika negara memiliki kesempatan yang adil untuk menegosiasikan harga vaksin.

Jadi, mari kita bersama-sama meminta kepada produsen obat yang membuat vaksin pneumonia supaya harga vaksin lebih transparan dan terjangkau di negara-negara berkembang. Bersama narasumber dr. Dirga Sakti Rambe, Vaksinolog pertama di Indonesia, kami akan mengupas tuntas mengenai bahaya Pneumonia dan pentingnya vaksin ini.

Catat ya moms, tanggalnya, Sabtu, 14 November 2015, pukul 09.00-12.00 WIB di Community Center FDHQ. Kalau mommies berminat, silahkan daftarkan diri Anda ke sini.

 

Share Article

author

fiaindriokusumo

Biasa dipanggil Fia, ibu dari dua anak ini sudah merasakan serunya berada di dunia media sejak tahun 2002. "Memiliki anak membuat saya menjadj pribadi yang jauh lebih baik, karena saya tahu bahwa sekarang ada dua mahluk mungil yang akan selalu menjiplak segala perilaku saya," demikian komentarnya mengenai serunya sebagai ibu.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan