banner-detik
BEHAVIOR & DEVELOPMENT

Kenali Bahaya Peter Pan Syndrome & Cinderella Complex

author

adiesty22 Sep 2021

Kenali Bahaya Peter Pan Syndrome & Cinderella Complex

Tanpa disadari salah satu pemicu perceraian adalah pola asuh orangtua yang salah di mana membesarkan anak dengan peter pan syndrome dan cinderella complex.

Sebuah seminar yang digagas oleh Supermoms Indonesia mengangkat topik  Peter Pan Syndrome dan Cinderella Complex. Narasumber seminar, Ibu Elly Risman memaparkan bahwa Peter Pan Syndrome dan Cinderella Complex merupakan salah satu faktor  yang menyebabkan ketidakharmonisan dan perselingkuhan dalam rumah tangga.

peterpan syndrom

Ibu Elly Risman memaparkan kondisi perceraian yang kian melesat. Yang memprihatinkan, perceraian ini dilakukan oleh pasangan muda di Indonesia dan lebih dari 60% perceraian dilakukan atas kehendak istri. Pertanyaannya, kenapa banyak pasangan muda yang bercerai? Kenapa juga banyak istri yang meminta cerai?

Masih ingat dengan cerita Peter Pan? Cerita tentang anak laki-laki kecil yang berharap dirinya tidak tumbuh dewasa. Jadi, peter pan syndrome ini adalah sindrom orang dewasa yang secara psikologis, sosial dan seksual tidak menunjukkan kematangan.

Beberapa Ciri Peter Pan Syndrome & Cinderella Complex:

  • Pemarah (mudah marah jika keinginannya tidak terpenuhi)
  • Tidak bisa menerima kritikan
  • Mudah sakit hati
  • Cinta diri sendiri secara berlebihan (narsistik)
  • Senang memanipulasi
  • Punya keyakinan yang melampui hukum-hukum atau norma norma yang ada di masyarakat
  • Menolak berhubungan dengan lawan jenis
  • Sulit untuk berkomitmen
  • Tidak ingin menjadi dewasa dan tumbuh mandiri
  • Sementara untuk Cinderella Complex juga tidak jauh berbeda, yaitu sindrom yang dialami seorang anak perempuan di mana ia memiliki ketakutan tersembunyi untuk menjadi dewasa. Hal ini disebabkan karena anak terbiasa hidup enak, selalu dilindungi, dimanjakan oleh ayahnya sehingga ia memimpikan untuk mendapatkan suami yang seperti ayahnya.

    Selain itu, anak yang tumbuh dengan cinderella complex punya keinginan untuk selalu diselamatkan, dilndungi, dan disayang. Seakan-akan ada ‘pangeran’ yang akan meminang dan menjadi pasangannya.

    Nah, kebayang ya, bagaimana sindrom ini benar-benar berdampak buruk karena menghambat anak untuk menjadi dewasa. Sementara, pernikahan membutuhkan kedewasaan, baik dalam berpikir ataupun bertindak.

    Tanpa disadari, jika kita terus-menerus memberikan semua kebutuhan dan keinginan anak, bahkan ketika anak belum memintanya hal ini akan akan membuat anak memiliki Adversity Quotion (AD) yang rendah. AD ini sendiri adalah kemampuan seseorang untuk tabah dalam menerima dan menyelesaikan masalah.

    Apabila anak memiliki AD yang baik, maka ia pun akan tumbuh menjadi anak yang "tahan banting" dalam menghadapi masalah hidupnya. Sebaliknya, jika anak laki-laki kita tidak  punya AD yang baik, maka sangat mungkin memiliki Peter Pan Syndrome, sedangkan untuk perempuan akan mengalami Cinderella Complex.

    Anak yang tidak memiliki AD yang baik juga akan cepat terpengaruh pada pergaulan yang negatif, mulai dari terlibat narkoba atau pergaulan bebas. Kebayang, sih, ya hal ini bisa saja terjadi kalau kita membesarkan anak laki laki  ini tidak bisa bertanggung jawab ketika dan selalu tergantung ada orangtua. Kalau sudah menikah, ia pun akan terus bergantung pada istrinya karena sudah terbiasa dimanjakan oleh orangtua. Kalau istri tidak bisa memenuhi keinginannya, ia pun akan lekas marah.Begitu juga anak perempuan, ketika ia sudah dewasa ia akan mencari suami yg mampu memberinya segalanya dan akan mudah meminta cerai di saat sulit.

    Baca juga:

    Anak Mudah Menyerah? Lakukan 5 Hal Ini!

    Bagaimana cara mencegah anak mengalami peter pan syndrome dan cinderella complex?  Yaitu mulai membiasakan diri melatih anak-anaknya utk BMM (Berfikir-Memilih-Mengambil Keputusan). Tunggu artikel selanjutnya, ya.

    Share Article

    author

    adiesty

    Biasa disapa Adis. Ibu dari anak lelaki bernama Bumi ini sudah bekerja di dunia media sejak tahun 2004. "Jadi orangtua nggak ada sekolahnya, jadi harus banyak belajar dan melewati trial and error. Saya tentu bukan ibu dan istri yang ideal, tapi setiap hari selalu berusaha memberikan cinta pada anak dan suami, karena merekalah 'rumah' saya. So, i promise to keep it," komentarnya mengenai dunia parenting,


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan