banner-detik
PARENTING & KIDS

Ketika Orangtua Merasa Terintimidasi Sistem Belajar Masa Kini

author

?author?09 Sep 2015

Ketika Orangtua Merasa Terintimidasi Sistem Belajar Masa Kini

Childhood is not a race to see how quickly a child can read, wrote, and count. Chilhood is a small window of time to learn and develop at the pace which is right for each individual child. -NN

Ketika Merasa Terintimidasi Sistem Belajar Masa Kini

Gambar dari sini

Jordy memang baru berusia 14 bulan. Dan waktunya dia serius belajar juga masih agak lama  sih. Tapi, mungkin karena saya bekerja sebagai jurnalis, dan sering mendapat informasi tentang trend pendidikan terbaru, saya jadi sering berpikir, kira-kira Jordy kelak bisa nggak ya, mengikuti perkembangan pola pendidikan yang semakin canggih ini?

Saya tahu, kalau saya nggak perlu merasa terintimidasi dengan kecanggihan anak-anak sekarang belajar. Tapi pada praktiknya, sejujurnya saya juga pernah merasa takut kalau nanti Jordy nggak bisa memyamai kemampuan teman-temannya. Dan, kepala saya pun dipenuhi dengan pertanyaan seperti pada usia berapa, sih, anak itu bisa mulai membaca?, dan kapan sebaiknya anak belajar bahasa bilingual?. Alih-alih sibuk mencari jawaban dari pertanyaan yang sangat serius tadi, justru terkadang kegiatan sesederhana memasak justru bisa menjadi momen belajar untuk si kecil.

Menurut Maharani Ardi Putri Msi. Psi Psikolog Anak dan Keluarga dari Universitas Pancasila, perasaan terintimidasi seperti ini seharusnya bisa dihindari oleh kita para orangtua - karena pada dasarnya anak memiliki kemampuan dan standar tumbuh kembang masing-masing. Hal pertama yang perlu diingat oleh orangtua adalah anak akan merasa bersemangat apabila ia menyenangi hal yang akan dipelajarinya. artinya sangat penting menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi anak agar ia dapat belajar dengan optimal.

Walau pada kenyataannya Putri pun mengakui bahawa sistem belajar di Indonesia memang cukup sering mengalami perubahan. Konsekuensi anak perlu terus menerus beradaptasi dengan perubahan yang sedang bergulir. Tapi kabar baiknya adalah proses adaptasi itu bisa menjadi masa-masa menantang bagi anak-anak - baik adaptasi terhadap sistem baru, dan kenaikan ke tingkat yang lebih tinggi, dan pergaulan sosial di sekolah.

Jika Mommie sudah terlanjur merasa terintimidasi atau bahkan merasa stres dengan sistem belajar yang ada  – Mommies bisa melakukan beberapa hal berikut ini:

  • Pikirkan apa yang lebih baik untuk Mommies? Kualitas hubungan Anda dengan anak atau penilaian orang lain terhadap anak Anda?
  • Kalau menurut Mommies penilaian orang lain lebih penting, maka biasanya kita akan terjebak untuk mendorong anak kita harus selalu di atas. Kita akan memaksa mereka untuk unggul terlebih dahulu, kita akan menjejali mereka dengan banyak les, kita akan semakin stres ketika anak kita kalah. Hal ini menyebabkan hubungan Mommies dengan anak hanya dipenuhi dengan tuntutan.
  • Kalau menurut Anda kualitas hubungan lebih penting, maka Anda akan belajar untuk menerima kelebihan dan kekurangan anak anda. Anda juga akan menemukan celah yang dapat mendorong anak untuk lebih berprestasi.
  • Bagaimana jika sumber masalah justru datang dari sistem belajar itu sendiri? Cari tahu di halaman berikutnya yuk, Mommies :)

    Learn

    Gambar dari sini

    Selain itu penting juga untuk melakukan pengecekan pada sistem belajar yang ada, siapa tahu rasa tertekan yang Anda alami, bersumber dari sistem itu sendiri:

  • Apabila ditemukan akar permasalahan ternyata ada pada sistem belajar. Contohnya bermasalah dengan pengaplikasian bahasa Inggris, si anak tidak paham dengan apa yang diterangkan oleh guru yang menggunakan bahasa Inggris. Jalan keluarnya komunikasikan dengan guru, supaya membimbing si kecil dengan perlahan. Dan yang pasti membangun kepercayaan anak dengan lebih giat lagi mempelajari bahasa asing dalam suasana belajar yang menyenangkan.
  • Jika permasalahan ada pada cara guru mengajar, misalnya anak takut karena guru dinilai galak. Coba minta ia mendeskripsikan “galak” menurut versinya. Agar kita dapat menggeser persepsinya. Misalnya, guru tadi bukan galak namun tegas dan berbicara dengan suara keras dengan maksud seluruh kelas dapat mendengr suaranya.
  • Selanjutnya, apabila masalah terletak pada teman-temannya, cari tahu apakah terjadi bullying. Atau hanya sekadar perselisihan biasa.
  • Terakhir, sebagai orangtua harus bisa memisahkan antara apa yang menjadi keinginan kita pribadi dengan apa yang sebenarnya dibutuhkan anak. Hindari menyamaratakan anak kita dengan orang lain - perlu melihat tahapan perkembangan anak dan kebutuhannya.
  • Jangan menuntut anak untuk terus unggul. karena kadang kegagalan adalah pelajaran yang baik untuk anak, agar mereka bisa mengolah emosinya dengan baik.
  • Bagaimana Mommies? Mudah-mudahan persaaan terintimidasi yang Anda rasakan bisa dibuang jauh-jauh, ya. Di artikel berikutnya saya akan membahas bagaimana sebaiknya memotivasi anak dan apa sih yang harus harus diperhatikan dalam memilih sistem atau metode pengajaran untuk buah hati tersayang.

    Jika Anda punya pengalaman seputar tema di atas, boleh loh bagi ke kami ceritanya :)

     

    PAGES:

    Share Article

    author

    -

    Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan