Sorry, we couldn't find any article matching ''
Gangguan Oromotor Bayi
Ditulis oleh: Nayu Novita
Mommies, tahu nggak kalau proses menyusu seorang bayi ternyata ada hubungannya dengan gangguan yang kerap terjadi pada fungsi oromotor bayi?
Saya gembira karena saya baru dapat ilmu baru tentang nilai plus pemberian ASI secara langsung, yaitu memberikan stimulasi terhadap kemampuan oromotor bayi. Wait, apa sih oromotor itu? Buat mommies yang belum tahu, secara singkat, pengertian oromotor adalah alat gerak mulut (oral). Nah, kenapa oromotor bayi ini perlu stimulasi? Dan, kok bisa, kegiatan menyusu menjadi media untuk stimulasinya?
*Gambar dari sini
Menurut dr. Luh Karunia Wahyuni, SpKFR(K), dokter konsultan kesehatan fisik dan rehabilitasi dari RSIA Bunda, Jakarta, proses menyusu yang kelihatannya sederhana ternyata merupakan sebuah pengalaman belajar pertama yang sama sekali tidak bisa dibilang mudah bagi bayi baru lahir. Kalau mau diibaratkan nih, proses bayi menyusu itu barangkali sama beratnya dengan lari cepat 100 meter pada orang dewasa!
Ketika menyusu, bayi harus mengerahkan segenap keterampilan dan kepandaian yang dimilikinya untuk bisa “memerah” ASI dari payudara sang ibu. Agar bisa mengeluarkan ASI dari payudara, bayi harus mengoordinasikan gerakan lidah dan rahang dalam suatu gerakan yang unik. Saat mengisap ASI itulah peran oromotor bayi berlangsung. Bayi akan berusaha menyeimbangkan fungsi mengisap-menelan-bernapas secara kompak. Yang disebut oromotor itu meliputi otot wajah, bibir, langit-langit mulut, anak tekak, kerongkongan, pita suara, gusi, gigi, dan lidah.
Lantas, mengapa sangat dianjurkan bagi busui, jika memungkinkan untuk sebisa mungkin menyusui bayi secara langsung? Apa bedanya dengan menyusu dengan menggunakan dot?
Ternyata, walaupun sama-sama ‘menyusu”’ tapi jika minum susu dari botol, bayi cukup mengandalkan gravitasi bumi untuk membuat susu keluar dari lubang pada dot. Untuk bisa mengeluarkan susu, puting dot juga tidak perlu mencapai bagian dalam rongga mulut bayi sehingga lidah tak perlu bersusah-payah melakukan gerakan untuk memerah. Otot lidah hanya digunakan sesekali untuk menghambat aliran susu yang terlalu cepat dari dalam dot. That’s why, penggunaan otot-otot oromotor pada bayi yang menyusu dari botol tidak seoptimal bayi yang mendapatkan ASI secara langsung.
Jika penggunaan fungsi otot oromotor pada mulut bayi kurang optimal, mommies harus waspada terhadap 4 gangguan yang akan terjadi. Apa saja? Dijelaskan di laman berikut.
Maka, jika penggunaan fungsi otot oromotor pada mulut bayi kurang optimal, ada cukup banyak penelitian yang membuktikan terjadinya gangguan pada perkembangan fungsi oromotor bayi. Ini beberapa diantaranya:
*Gambar dari sini
Proses mengisap pada dot yang berbeda dengan proses mengisap pada pemberian ASI secara langsung mengakibatkan otot-otot oromotor bayi tidak berfungsi secara optimal. Akibatnya, si kecil kurang terlatih mengendalikan koordinasi otot-otot oromotor sehingga artikulasi bicara dan perkembangan bahasa pada anak bisa mengalami hambatan.
Dot terbuat dari jenis material yang lebih keras dibandingkan puting payudara. Karenanya, tidak seperti puting payudara yang bentuknya bisa berubah mengikuti bentuk susunan organ dalam mulut bayi, bentuk dot tidak mengalami perubahan saat digunakan untuk menyusu. Malah sebaliknya, pemakaian dot yang keras justru bisa berisiko mengganggu pertumbuhan rahang, lengkung gigi-geligi, lidah, serta otot-otot wajah.
Seperti juga rahang, lengkung pertumbuhan gigi-geligi akan terpengaruh mengikuti bentuk dot, terutama jika pemakaian dot dilakukan dalam jangka waktu lama. Akibatnya, pertemuan antara gigi atas dan bawah pada saat melakukan gerakan mengunyah akan berisiko tidak selaras sehingga menghambat kemampuan menggigit.
Dot selalu meneteskan susu meski bayi tidak sedang ingin mengisap atau bahkan sudah tertidur. Air susu yang tergenang di dalam mulut dalam waktu lama akan menjadi sarang bakteri “jahat” dan memicu penumpukan plak yang pada akhirnya mengakibatkan gigi berlubang.
Yuk, mommies, sebisa mungkin, berikan ASI secara langsung supaya bayi bisa mendapatkan manfaat stimulasi secara optimal.
PAGES:
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS