Sorry, we couldn't find any article matching ''
Ingin Sukses Menyusui? Percaya Diri Saja
"Be who you are and say what you feel because those who matter don't mind, and those that mind, don't matter" _ Dr. Seuss
Kesal nggak, sih, kalau mendengar komentar 'miring' yang bikin nge-drop yang berujung membuat kita nggak percaya diri bahwa kita mampu memberikan ASI pada si kecil? Saya masih ingat, ketika hamil besar, ada teman yang memberikan komentar negatif. Kira-kira begini kalimatnya, "Dis, payudara elo kecil banget, ya? Bisa, tuh, nanti menyusui?"
Mendengar kalimat seperti ini jelas bikin saya kesal. Berhubung teman sendiri yang komentar, saya pun langsung menjawab,"Siapa bilang begitu? Produksi ASI kan nggak tergantung dari ukuran payudara. Lagipula gue percaya, kalau sebenarnya semua perempuan bisa menyusui anaknya."
Hahaha... kepedean banget, ya, saya? Tapi benar, lho, pendapat yang bilang kalau payudara kecil tidak bisa menghasilkan cukup ASI sebenarnya cuma mitos. Kalau saya terjebak dengan mitos seperti ini justru hanya akan merugikan diri sendiri. Besar kecilnya ASI tentu saja nggak berpengaruh pada jumlah ASI yang dihasilkan. Saya percaya semua perempuan mampu menghasilkan ASI yang sama banyak.
Pada awalnya saya memang berpikir kalau menyusui itu effortless karena merupakan proses alamiah, tapi setelah menjalaninya saya paham kalau pemikiran saya tersebut salah. Selain butuh komitmen besar, sukses tidaknya ngASI ditentukan oleh kondisi psikologis.
Dalam hal ini tentu berpengaruh pada hormon oksitosin. Hormon ini juga sering disebut dengan hormon cinta karena dipengaruhi oleh perasaan hati sang ibu. Hormon oksitosin bermanfaat untuk mengurangi rasa cemas dan stress, hormon ini bahkan juga menciptakan perasaan yang nyaman, dan begairah dari sisi hubungan suami isteri. Selain itu produksi ASI tentu saja dipengaruhi oleh rangsangan yang tepat. Mulai dari skin to skin atau menyusu langsung dengan benar.
Rasanya sudah ratusan atau litelatur membuktikan kalau kondisi psikologi ibu menyusui sangat menentukan keberhasilan ASI eksklusif. Menurut hasil penelitian, 80% lebih kegagalan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif adalah faktor psikologis ibu menyusui. Misalnya adalah rasa khawatir yang sangat berlebih kalau ASI tidak akan mencukupi kebutuhan bayi. Padahal, kebutuhan bayi baru lahir akan ASI tidak sebanyak yang kita kira. Kalau terlalu khawatir justru hanya membuat hormon oksitosin (produksi ASI)) bekerja lambat sehingga produksi ASI menurun.
Saya jadi ingat apa yang dikatakan salah satu psikolog favorit saya, Anna Surti Ariani, Spsi, Msi, Psi. Psikolog Anak dan Keluarga yang akrab disapa Mbak Nina ini bilang betapa pentingnya menumbuhkan kepercayaan diri agar menjadi orangtua yang bahagia. “Jika orangtua sudah percaya diri, maka ia akan yakin dan mantap melakukan sesuatu. Sehingga level keberhasilannya semakin tinggi, hal inilah yang bisa membuat orangtua bahagia”.
Hal ini pun tentu saja berlaku dalam semua aspek, termasuk saat kita menyusui si kecil. Sebisa mungkin, kita harus setting otak ini untuk terus percaya diri kalau kita mampu menyusui. Ingat saja jika kita percaya diri, kita pun akan merasa bahagia. Begitu pun anak kita karena mereka tidak hanya tumbuh menjadi generasi yang sehat.
Rasa tidak percaya diri ibu sebenarnya bisa diatasi dengan diberi motivasi dari lingkungan terdekat kita sebagai support system. Dengan begitu kita pun akan lebih yakin bahwa kita mampu bisa memproduksi ASI sesuai kebutuhan bayi. Selain itu, kita pun nggak bisa tutup mata untuk terus meng-update ilmu tentang ASI sehingga bisa lebih terampil dalam menatalaksanakan menyusui.
Toh, saat ini banyak sekali media yang bisa membantu kita. Selain membaca berbagi artikel soal menyusui, Mommies pun bisa berkumpul dengan teman yang seperjuangan. Cara seperti ini tentu bisa memudahkan kita untuk bertanya dan belajar tentang masalah menyusui. Yuk, ah, buang semua rasa khawatir yang berlebih dan tanamkan pada otak kita untuk terus percaya diri bahwa kita semua mampu memberikan ASI.
Just trust your body, trust yourself, and trust mother-nature to help your baby grow big and strong. You can do this!
Share Article
COMMENTS