banner-detik
PARENTING & KIDS

Ketika Balita Gemar Mengambil Barang Orang Lain

author

?author?31 Jul 2015

Ketika Balita Gemar Mengambil Barang Orang Lain
Pernah nggak mommies mendapati balita Anda membawa barang ke rumah yang bukan milknya? Ternyata fase semacam ini perlu mendapatkan perhatian serius lho, karena jika dibiarkan bisa membuat si kecil sulit bersosialisasi, dianggap menyebalkan oleh-oleh temannya dan berbohong. Aaaah tidaaaaaak.

Ketika Si Kecil Gemar Mengambil Barang Orang Lain

“Raka ini mainan siapa? Kenapa kamu bawa pulang?”

“Nggak tahu Bu, tadi ada di sekolah, aku suka sama mainannya jadi aku bawa aja!”

Siapa di antara Mommies yang pernah mengalami kejadian seperti ilustrasi di atas? Ada yang senyum-senyum sendiri ketika membaca kalimat di atas atau lantas bergumam “Iiihh, aku juga ngalamin niih!”. Iya...iya Mommies, Anda semua yang memiliki anak di tataran usia 2-5 tahun pasti pernah berhadapan dengan situasi tesebut. Nah, sebenarnya, kondisi seperti ini apakah kondisi yang wajar dan bisa didiamkan begitu saja atau perlu mendapat perhatian yang lebih serius?

Apakah Termasuk Kleptomania?

Dalam ilmu psikologi kebiasaan tersebut dikenal dengan istilah “Kleptomania”, yang diartikan sebagai suatu gangguan ketika seseorang tidak mampu mengendalikan dorongan untuk mengambil barang yang bukan miliknya dengan tujuan untuk kepuasan, bukan karena  benar-benar menginginkan barang tersebut. Biasanya saat keinginan atau dorongan itu muncul, ada perasaan resah, gelisah, dan tidak nyaman yang dirasakan. Namun pada kasus anak-anak seperti ini indikasinya masih ringan dan bukan mengarah pada gejala klinis seseorang yang mengidap kleptomania.

Menurut Irma Gustiana A,M.Psi, Psi  (Psikolog Anak dan Keluarga) dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia dan Klinik Rumah Hati pada anak pra sekolah, kebiasaan mengambil barang orang lain bisa didasarkan pada beberapa hal misalnya saja:

- Karena seringkali dilarang orangtua tanpa alasan yang logis

- Anak belum paham bahwa mengambil barang orang lain tanpa izin atau secara paksa adalah hal yang terlarang

- Anak ingin mencari perhatian

- Anak ingin menunjukkan kekuasaan atau kekuatannya, anak sedang “uji nyali” atau mencoba-coba atau anak meniru perilaku orang lain..

Menurut Irma, umumnya fase “gemar mengambil barang” ini terjadi pada anak usia 2-5 tahun. Baik anak laki-laki dan perempuan memiliki kecenderungan yang sama. Hal ini terjadi karena fase berpikir mereka yang masih terbatas (berpikir secara egosentrim). Si kecil belum paham mengenai aturan mana yang boleh dan terlarang. Tak berhenti sampai di usia tesebut, pada usia sekolah sampai dengan usia 10 tahun anak juga masih memiliki kecenderungan mengambil barang orang lain, biasanya karena adanya tekanan dari teman sebaya misalnya dipaksa, dibully, atau diintimidasi kelompoknya agar mendapatkan pengakuan.

Bagaimana tindakan pencegahan dan penanganannya?

Ketika Si Kecil Gemar Mengambil Barang Orang Lain2

Gambar dari sini

Pencegahan

Menurut Irma, sebagai orangtua ada beberapa hal yang bisa Anda tempuh untuk mencegah si kecil mengambil barang yang bukan haknya. Ini dia beberapa di antaranya:

  • Coba deh cari tahu penyebab atau alasan si kecil mengambil barang itu. Jangan-jangan dia sengaja mengambil yang bukan miliknya biar dia mendapat perhatian dari Anda sebagai orangtuanya. Kalau ternyata ini alasannya, mommies kayaknya perlu memiliki waktu yang berkualitas bersama anak. Atau sempatkan diri  bermain bersama anak, dan mengajaknya berkomunikasi mengenai aturan-aturan yang berlaku secara konsisten. Seperti aturan tidak boleh mengambil barang orang lain.
  • Nah, kalau melihat si kecil membawa barang yang bukan miliknya, Anda juga jangan terburu emosi ya. Tahan napas, buang rasa marah jauh-jauh dulu. Coba pahami bahwa kemampuan berpikir pra sekolah masih sangat terbatas. Mereka masih egosentrim atau berpikir dengan cara pandanganya sendiri, sehingga ketika anak melihat benda yang menarik dan lucu yang dimiliki temannya artinya benda tersebut juga adalah miliknya. Anak belum paham bahwa mengambil barang orang merupakan perbuatan yang dilarang karena akan membut orang lain sedih.
  • Orangtua perlu mengajak anak “bicara” dengan cara yang dapat diterima anak, misalnya dengan mendongeng atau mencari film kartun yang memiliki nilai moral kejujuran dan kerjasama dan lain sebagainya. Jangan deh mengajak anak diskusi dengan bahasa njelimet. Yang ada kita sudah panjang lebar menerangkan, dia boro-boro ngerti.
  • Penanganan

    Dalam kurun waktu tertentu, jika kebiasaan ini tak kunjung mereda, sebaiknya Mommies segera melakukan tindakan yang lebih serius. “Umumnya jika perilaku tetap berlangsung selama hampir 3 bulan dengan intensitas yang semakin sering, orangtua telah melakukan berbagai pendekatan untuk mengurangi kebiasaan tersebut maka ada baiknya mencoba untuk melakukan konsultasi dengan psikolog anak,” tutur Irma.

    Selain itu 5 poin yang disarankan oleh Irma berikut ini ini dapat Anda tempuh jika si kecil terlanjur mengambil barang yang bukan miliknya:

  • Meminta anak untuk mengembalikan barang yang telah ia ambil dan mengajarkan untuk meminta maaf. Hal ini mengajarkan anak untuk bertanggung jawab.
  • Ketika anak telah mengembalikan barang yang diambil, orangtua perlu memberikan apresiasi pada anak atas usahanya untuk mau bersikap sportif.
  • Menasihati anak dengan cara yang positif, menghindari pemberian hukuman dan mengajaknya berkomunikasi untuk mencari tahu motif utama anak melakukan perbuatan tersebut.
  • Berikan perhatian pada anak, karena bisa saja salah satu alasan anak mengambil barang orang lain karena ingin diberikan perhatian orangtuanya.
  • Jika perbuatannya semakin intens dan disertai gangguan perilaku lainnya maka ada baiknya mencari bantuan ke psikolog.
  • Jika di antara Mommies memiliki cerita seputar kasus di atas silahkan cerita ke kami ya :)

    PAGES:

    Share Article

    author

    -

    Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan