banner-detik
HEALTH & NUTRITION

Mata Si Kecil Sering Berkedip, Tidak Selalu Gejala TIC

author

adiesty29 Jul 2015

Mata Si Kecil Sering Berkedip, Tidak Selalu Gejala TIC

Mata berkedip merupakan  kondisi  reflek mata yang normal terjadi. Namun, bagaimana jika kedipan mata ini terjadi secara berulang-ulang? Apakah menandakan adanya penyakit mata tic pada anak?

Sudah hampir dua minggu mata anak saya, Bumi, selalu berkedip. Awalnya, saya pikir hanya disebabkan serangan kantuk. Maklum saja, di hari pertama matanya mulai berkedip-kedip, memang saat itu Bumi tidak kembali tidur meskipun ikut sahur. Sementara siangnya, Bumi ikut jalan-jalan hingga malam hari.

Waktu itu saya pun sempat bertanya, "Bumi kenapa matanya? Kenapa kedip-kedip terus?" Ia pun menjawab, "Bumi ngantuk, Bu. Matanya pegel". Lewat percakapan ini saya pun menyimpulkan kalau kedipan matanya hanya karena Bumi merasa lelah.

throughAChildsEyes

*Gambar dari sini

Sayangnya makin hari, Bumi malah terlihat makin sering mengedipkan matanya. Jelas kondisi ini bikin saya khawatir. Jangan-jangan, matanya Bumi sakit? Meskipun jatah Bumi main games di handphone atau tablet hanya pada Sabtu dan Minggu, tetap saja tidak menjamin mata anak lanang saya ini sehat kan? Apalagi menurut artikel ini, ada pengaruh nyata antara pemakaian gadget dengan kesehatan mata. Belum lagi kalau mengingat saat liburan selama bulan puasa, intensitas Bumi menonton film kartun semakin meningkat. Duh.

Apa iya mata Bumi sakit karena kebiasan main games atau nonton televisi? Atau karena penyebab lain? Alergi, cacingan atau bahkan karena gangguan neurologi atau yang lebih dikenal dengan istilah TIC?

Namun setelah saya dan suami perhatikan selama beberapa hari, rasanya kedipan mata Bumi bukan disebabkan karena alasan-alasan alergi mata.  Sepengetahuan saya, jika terjadi alergi pada mata tentu akan ditandai dengan mata merah. Mata si anak pun akan terasa  panas, perih dan gatal. Sementara, Bumi mengaku tidak merasakan apa-apa.

Lalu apakah disebabkan karena cacingan? Wah, saya kok bisa yakin 99% kalau anak saya tidak menderita cacingan. Lah wong, nafsu makannya Bumi sangat baik. Ia pun sama sekali tidak merasakan mual, muntah dan mengalami diare ataupun konstipasi. Di mana faktor yang saya sebutkan ini merupakan beberapa gejala anak cacingan.

Akibatnya, saya dan suami mulai khawatir Bumi mengalami gangguan saraf atau TIC. Sebenarnya apa itu TIC? Bagiamana gejala dan cara penyembuhannya? Lengkapnya di laman selanjutnya, ya.

Bumilagi

Ujung-ujungnya kami mulai mencari tahu apa yang menyebabkan seseorang mengalami Tic. Dari beberap artikel kesehatan yang saya baca, saya bisa menyimpulkan bahwa Tic merupakan salah satu penyakit yang diakibatkan oleh gangguan saraf. Di mana Tic merupakan sebuah gerakan involunter, sehingga penderitanya tidak menyadari gerakan tersebut.

Biasanya mulai muncul sebagai gerakan otot-otot wajah, seperti mata berkedip-kedip, mulut monyong ke depan atau menyeringai. Rupanya, Tic ini sering mulai muncul pada anak umur 5 hingga 10 tahun. Sebanyak 6–12% di antara anak-anak mengalami tic. Namun, yang bikin saya deg-degan, anak laki-laki tiga kali lebih sering mengalami Tic dibandingkan perempuan.

Tic ini memang bisa sembuh dengan sendirinya karena pada umumnya akan menghilang setelah 12 bulan, namun tetap saja saya dan suami tidak mau membiarkannya begitu saja. Kami pun segera memastikan apakah kebiasan Bumi mengedip-ngedipkan mata diakibatkan karena Tic atau hal lain.

Langkah pertama yang saya lakukan adalah mengunjungi dr. Sanra Darmawan Rompas, SpA, DSA-nya Bumi. Paling tidak setelah konsultasi dengannya, dokternya Bumi ini bisa  merujuk ke dokter saraf ataupun dokter mata. Setelah menjelaskan kondisi Bumi, saya pun memastikan dengan bertanya, “Apa mungkin Bumi mengalami Tic, ya, dokter?”

Ternyata menurut penjelasannya, Tic merupakan salah satu penyakit yang dilatar belakangi oleh gangguan psikologi. “Biasanya, Tic ini disebabkan oleh gangguan psikolog anak. Entah anak lagi mengalami stress, atau mengalami perubahan yang cukup drastis, bisa juga disebabkan karena si anak sering melihat orangtuanya bertengkar,” begitu jelasnya.

Waktu itu dokter Sandra juga sempat mengingatkan agar saya ataupun orangtua lainnya yang melihat anaknya sering mengedip, tidak perlu melontarkan kalimat yang jutru membuatnya merasa tertekan. Contohnya, "Adek jangan kedip-kedip mata terus, dong”, “Ayo tahan, jangan kedip-kedip terus”, “Kok, masih kedip-kedip? Nanti kamu jadi jelek, lho”.

Cara penyembuhan Tic ini juga sebenarnya tidak memerlukan terapi khusus. “Terapinya itu cuma dengan TWL, Tender With Love. Anak ingin diperhatikan dan disayang. Untuk itu, kalau memang Tic, harus diketahui lebih dulu apa yang menyebabkan anak ini mengalami Tic”. Selain itu, nggak ada salahnya melakukan hal yang membuat anak lebih merasa nyaman, seperti mengelus-ngelus matanya setiap hendak tidur.

Pertanyaan yang paling penting, apakah Bumi mengalami Tic? Apa yang menyebabkan Bumi sering mengedipkan matanya? Syukurnya, waktu itu dokter Sandra mendiagnosa kalau kedipan mata Bumi tidak terlepas karena kornea matanya yang kering. Namun untuk memastikannya, ia pun menyarankan kami untuk membawa Bumi ke dokter mata anak.  Setidaknya, rasa risau yang saya rasakan bisa berkurang. Dalam hati saya pun berdoa mudah-mudahan kondisi mata Bumi anak saya selalu sehat. Minta aamiin-nya, ya.

PAGES:

Share Article

author

adiesty

Biasa disapa Adis. Ibu dari anak lelaki bernama Bumi ini sudah bekerja di dunia media sejak tahun 2004. "Jadi orangtua nggak ada sekolahnya, jadi harus banyak belajar dan melewati trial and error. Saya tentu bukan ibu dan istri yang ideal, tapi setiap hari selalu berusaha memberikan cinta pada anak dan suami, karena merekalah 'rumah' saya. So, i promise to keep it," komentarnya mengenai dunia parenting,


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan