banner-detik
ENTREPRENEUR

Motherhood Monday: Riri F. Hasan - Omzet 50 Juta yang Berawal Dari Dua Lembar Kain Jilbab

author

?author?29 Jun 2015

Motherhood Monday: Riri F. Hasan - Omzet 50 Juta yang Berawal Dari Dua Lembar Kain Jilbab
“Family comes first!” Quote ini dipegang teguh oleh Riri F. Hasan (41).  Ia mundur dari jabatannya sebagai Marketing Manager untuk putri dan suami tercinta.  Lalu, bisnis hijab yang ia jalani maju pesat hanya dalam jangka waktu dua bulan.

IMG_8627

Tekad Riri Hasan untuk lebih dekat dengan anak dan memaksimalkan perannya sebagai isteri dan ibu tak bisa dibendung lagi. Ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari tempatnya bekerja, dan merintis bisnis berjualan hijab yang ia beri nama “Hijab Groove”. Bermodalkan Rp 1,5 juta, kini ia bisa mendatangkan omzet minimal Rp 50 juta setiap bulannya. Selain mandiri secara keuangan, kini ia juga bisa menikmati waktu yang lebih luang bersama Qey (10) dan suami tercinta. Ikuti kisah selengkapnya yuk, Mommies :)

Cerita dong, kenapa memillih Hijab sebagai komoditi bisnis Anda ini?

Sebenarnya karena awalnya tidak sengaja, lebih ke kebutuhan saya pribadi. Saya pakai hijab baru tahun lalu. Iseng ke toko bahan, ingin melihat bahan-bahan di sana, dan niat awal tidak untuk berjualan. Karena saya senangnya model jilbab pashmina, kalau beli bahan dua meter untuk dijadikan model tadi, bisa dapat dua jilbab. Jadinya setiap satu motif, saya memiliki dua, saya pikir untuk apa punya dua begitu, akhirnya sisa-sisa pashmina tadi itu saya coba posting di Facebook – totalnya ada 5 waktu itu. Dan ternyata ada sambutan dari teman-teman saya, lama kelamaan saya ketagihan membeli bahan, karena motifnya yang sangat beragam. Dan saya sangat selektif memilih bahan, nggak mau yang panas maupun yang terlalu licin.

Lambat laun, saya mencoba untuk produksi sendiri, awalnya satu motif, saya hanya produksi empat buah hijab model pashmina. Sampai akhirnya memproduksi lusinan, dan menambah variasi hijab segi empat. Saya dibantu teman berjualan hijab, dia bertindak sebagai agen saya dan ternyata berjalan dengan lancar. Dari laporan teman saya itu, ternyata sambutan dari para pembeli sangat bagus dan antusias, terbukti dari enam hijab yang diposting, dalam waktu singkat bisa terjual. Akhirnya kami memutuskan untuk menambah produksi hijab kami. Dan variasi hijab segi empat juga punya peminat yang tinggi.

Modal awal dan urusan keuangan bagaimana?

Pertama beli bahan dalam jumlah yang cukup banyak, hanya menghabiskan modal Rp 1,5 juta. Untuk urusan cash flow, awalnya saya tidak serius, tapi setelah mendapatkan masukan dari suami, akhirnya saya merekrut teman yang expert di bidang keuangan, sehingga bisa teratur antara pemasukan dan pengeluaran. Dan total modal yang sekarang bergulit sekitar Rp 25 juta, dengan omzet Rp 50 jutaan, itu karena akhir-akhir ini produksi Hijab Groove sedang menurun, karena saya sedang kurang tenaga kerja. Target saya sebenarnya a bisa meraih omzet minimal Rp 100 juta dalam sebulan.

Jadi dari yang awalnya hanya iseng melihat peluang bisnis, kenapa nggak, jilbab itu kan sekarang termasuk outfit. Bahkan orang bisa lebih mahal membeli baju daripada jilbab, jadi saya pikir baju nggak perlu banyak, yang perlu banyak adalah jilbabnya, harus ganti-ganti. Dan harganya jauh lebih murah dari pada beli blouse. Saya pikir itu bisa menjadi kesempatan yang sangat bagus dari kacamata fashion.

Waktu menggeluti bisnis ini, apakah Anda juga ada pekerjaan tetap?

Jadi waktu saya memakai jilbab, saya masih bekerja. Artinya ketika saya memulali bisnis ini pun saya masih memiliki pekerjaan tetap di PHD sebagai Marketing Manajer, dan mulai menggeluti bisnis ini dengan lebih serius pada September tahun lalu.

Lalu hal apa yang memotivasi Anda untuk resign dari pekerjaan dengan posisi yang sebenarnya sudah bagus?

Alasan utama saya adalah kebutuhan saya ingin dekat dengan anak. Dan memang terbukti, semakin hari, saya semakin merasa dekat dengan anak saya, attachment kami semakin kuat. Selain itu juga karena keadaan lalu lintas Jakarta yang semakin padat dan sulit untuk diprediksi. Dan satu lagi karena ingin konsentrasi program momongan kedua. Pada akhirnya, saya juga terjun menggeluti bisnis ini, pada dasarnya saya orangnya tidak bisa diam, harus ada kegiatan dan ingin memiliki kebebasan finansial sebagai seorang perempuan.

Selanjutnya Riri berbagi tentang strategi bisnisnya.

IMG_8629

Kekuatan Hijab Groove dengan produk serupa?

Kalau saya bilang, sebenarnya subjektif dan masalah selera, jadi mungkin selera yang saya pilih cocok untuk kalangan tertentu, ada juga selera orang lain yang tidak cocok di saya, tapi ada juga yang cocok untuk kalangan lain. Saya pikir pangsa pasarnya akan selalu ada. Tinggal bagaimana kami mencari keunikan produk kami.

Strategi promoi Hijab Groove?

Selama ini hanya lewat social media dan bantuan promosi dari teman-teman.  Ini sebenarnya saya kerjasama dengan Pink Emma, semacam platforme commerce seperti Zalora dan Elevania. Hanya saja mungkin belum setenar dua nama itu. Jadi mereka mendekati saya untuk dijadikan rekanan mereka, masih jalan sekarang, tapi kerjasama ini lebih untuk ke branding. Saya tidak mengharapkan penjualan banyak dari sini, karena penjualan yang banyak ternyata dari social media dan lewat agen-agen saya. Kalau dari Pink Emma itu, lama turn over-nya. Tapi tidak apa-apa, karena untuk brand awarness saja. Dan kebanggaan bagi saya, produk Hijab Groove ada di Pink Emma.

Beberapa waktu lalu saya juga sempat didekati sama Elevania, dan kebetulan yang mendekati, adalah teman sendiri. Dia melihat barang-barang saya bagus, dan yang bersangkutan bilang, satu barang minimal stoknya harus ada 30. Tapi ternyata, saat itu saya sedang kekurangan SDM. Persoalan SDM ini memang sangat sulit mencarinya, padahal saya mencarinya bukan yang memiliki spesifikasi khusus, hanya yang sekadar mau gunting benang dan melipat, itu sulit sekali. Saya sempat memiliki dua orang, tapi dua-duanya resign, karena mereka suami isteri. Jadi sekarang sementara masih mencari SDM, saya dibantu sama Asisten Ruma Tangga di rumah. Tapi produksi  masih jalan terus, walaupun ada penurunan omzet.

Untuk memperbarui ilmu tentang bisnis ini, Anda berbuat apa?

Saya suka gabung dengan komunitas pengusaha, semacam ajang pertemuan. Jadi di dalam pertemuan itu, ada presentasi dari para pengusaha itu. Saya banyak sekali dapat ilmu dari pertemuan itu. Kiat yang pernah saya dapat dari sana, di antaranya tentang perekrutan tenaga kerja. Harus selalu rekrut, mulai dari operasional, misalnya untuk bagian packing. Dan harus hire admin, yang menerima pemesanan. Jadi kalau bisa jangan di tangani sama kita seorang diri, dan walau memperkerjakan mereka di rumah, tetap harus profesional jam kerjanya – jam 8.00-17.00 misalnya.

Apa keuntungan dan kekurangannya menjadi pebisnis perempuan?

Yang saya rasakan sekarang adalah, “time freedom”, walaupun sebenarnya kerjaan saya juga dimulai dari jam 8, tapi tidak ada perjalanan kemana-mana. Dan jam dua siang saya sudah selesai, tinggal saya mau menambah volume pekerjaan saya atau tidak. Tapi kadang-kadang saking bebasnya, saya suka melewati batas waktu. Misalnya malam-malam, saya masih suka “intip” gadget, apakah ada yang memesan hijab saya. Dan anak suka protes, karena sudah 10 tahun ya, jadi sudah mengerti. Dia sudah bisa bilang “Bunda, jam 8 nggak boleh pegang HP ya!” Tapi anak saya benar juga, mengingatkan saya ya. Dan solusinya saya juga berusaha instropeksi, berarti Qey anak saya meminta perhatian dari saya.

Bagaimana tanggapan suami saat Anda menyatakan akan resign dan mau berbisnis?

Pastinya saya diskusi dulu dengan suami, karena dia harus tahu mengenai perihal ini. Dan dia sudah tahu kalau saya orangnya tidak betah nganggur. Tujuan saya resign juga kan, mau fokus memiliki anak kedua.

Setelah resign ada kejadian lucu. Ketika saya masih kerja, anak saya pernah mengutarakan keinginannya, supaya saya berhenti kerja. Setelah resign, dia malah bilang “Nggak keren lagi dong Bunda, nggak kerja lagi di PHD?” hahaha. Tapi sekarang akhirnya, dia yang menikmati keberadaan saya di rumah. Saya juga menikmati, karena setelah dipikir-pikir, porsi saya sebagai ibu dan isteri itu sepertinya dulu itu tidak pernah tuntas dan maksimal. Sehebat-hebatnya saya membagi waktu antara peran: ibu, isteri, dan pekerjaan – itu masih keteteran, entah saya yang belum bisa mengaturnya atau memang sulit. Jadi kalau yang disebut “Supermom” itu benar-benar super, energi orang-orang super itu sangat berlebihan.

Di antara kesibukan Anda, “Me Time” ala mbak Riri biasanya ngapain?

Saya sudah lama tidak me time gara-gara stres. Karena semenjak berbisnis saya sudah santai banget. Tingkat stres saya sudah menurun. Dulu kalau masih bekerja, saya biasanya berlibur, tapi tidak sama suami dan anak. Kalau sekarang saya pijat, baik ke tempat pijat yang konsepnya seperti Salon dan Spa, atau pijat rumahan. Atau bertemu dengan teman-teman di cafe favorit. Terus sekarang saya sedang hobi masak makanan berat. Lagi rajin bertanya resep-resep sama ibu saya. Karena sudah merasa santai, dan saya suka mencari sesuatu yang baru.

Mau tahu kiat menjalankan bisnis hijab seperti Riri? Siapa tahu juga bisa meraup omzet 50 juta perbulan seperti beliau :)

IMG_8625

Setelah menjalankan bisnis ini, apa sih kekurangan dan kelebihan yang Anda temukan di dalam diri?

Saya ini tipe orang yang kalau mengerjakan sesuatu, “boost”nya cepat sekali, tapi maintainnya sulit, itu kelemahan dan kelebihan saya. Hijab Groove ini “boost” hanya dalam jangka waktu dua bulan. Tapi mempertahankannya butuh perjuangan. Dan sekarang saya harus cari sesuatu yang baru berkaitan dengan komoditas bisnis tersebut, yang bisa membuat saya semangat lagi. Misalnya, model hijab yang saya jual sekarang baru sebatas pashmina dan persegi, sudah mulai bosan sebenarnya. Jadi sekarang saya mulai melirik hijab yang modelnya siap pakai.

Menurut Anda, trend hijab sendiri bagaimana?

Sudah sangat menjamur. Artinya begini, setelah saya mengenakan hijab, dari kalangan lingkungan saya juga banyak yang pakai. Tapi bukan karena pengaruh saya ya, mereka juga ternyata punya keinginan untuk memakai baju muslim. Jadi saya pikir, sekarang orang memutuskan untuk mengenakan hijab semakin dimudahkan. Dan trend fashion hijab juga mengalami perkembangan yang luar biasa. Untuk kemudian misalnya akan mengenakan jilbab yang syar’i adalah proses mencari ilmu tambahan.

Saya perhatikan harga Hijab Groove ini sangat terjangkau. Apakah ini strategi bisnis? Apa nggak takut rugi?

Nggak kok, saya nggak takut rugi. Karena dari awal, saya sudah menentukan siapa target kami, pangsa pasar kami di kalangan mana? Nah, kalau saya bermainnya di kalangan B. Dan saya percaya diri, produk saya kualitasnya seharga itu.

Kiat-kiat untuk menjalankan bisnis serupa?

Yang pertama menurut saya harus dari ketertarikan kita pada suatu hal, karena jika sudah senang pasti akan menjiwai menjalankan bisnisnya. Sebetulnya mau bisnis atau kerja, kalau tahu passion-nya di mana akan sangat membantu, dibandingkan seseorang tidak mempunyai passion di pekerjaannya. Waktu saya kerja di PHD, karena saya senang membuat kue dan memasak, saya sangat tertarik kerja di sana. Energi dan pikiran yang keluar saat mengerjakan sesuatu yang disukai juga jadi maksimal.

Yang kedua harus membuat business plan, yaitu modalnya berapa, harga bahan berapa, jahit berapa, kemasan juga harus diperhatikan, supaya orang tertarik – dari titik ini orang akan melalukan pemesanan lagi. Selain itu strategi pemasarannya juga harus diperhatikan. Banyak belajar dan ngobrol dengan komunitas yang sudah terlebih dahulu menjalankan bisnis, karena dari mereka kita bisa mendapatkan ilmu-ilmu baru. Lalu soal penjualan, nyamannya melakukan penjualan yang seperti apa? Ada yang nyamannya memiliki toko, ada yang nyaman lewat social media, atau ada yang menggunakan agen-agen, atau biasa disebut sebagai reseller. Menurut saya cari yang paling murah, yaitu social media, karena tidak ada biaya sama sekali. Dan jangan segan menjadikan teman sebagai agen. Kalau sudah ketemu dengan teman yang bisa dijadikan agen, jangan lupa membuat skema potongan harga yang jelas, biar mereka juga bisa merekut orang lagi untuk menjual barang dagangan kita.

Sesuatu yang besar, memang berasal dari langkah kecil, ya, Mommies. Mudah-mudah Mommies bisa memetik manfaat dari obrolan saya dengan Riri barusan :)

PAGES:

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan