banner-detik
PARENTING & KIDS

Family Friday – Dewi Rezer: Sukses Menjalankan 3 Bisnis yang Berawal Dari Hobi

author

?author?22 May 2015

Family Friday – Dewi Rezer: Sukses Menjalankan 3 Bisnis yang Berawal Dari Hobi
Menjalani bisnis dengan passion bisa menjadi senjata utama untuk langgeng dan tak merasa lelah menjalankannya. Dewi Rezer ibu dari Brinette (7) & Jarvis (2) ini membuktikannya.

Dewi2

Dewi saat memasak kue di dapur Dulce De Lece.  Gambar dari Instagram Dewi Rezer

Lama tak terdengar gaungnya, ternyata Dewi Rezer sedang asyik merintis tiga bisnisnya. Semua berawal dari hobi dan akhirnya ia berkomitmen menjalankan usahanya ini dengan serius, profesional dan bertanggung jawab. Simak obrolan Dewi dengan MD tentang kiat menjalankan bisnis dan yang pasti seputar dunia parenting yang Dewi dan pasangannya lakoni.

Ceritakan dong mengenai beberapa bisnis yang sedang Anda rintis?

Bisnis pertama namanya Dulce De Lece, itu awalnya saya mau bantu partner saya yang mau bikin toko pastry. Dia suka sekali sama Colette & Lola, Pipiltin Cocoa, nah, dia berkeinginan punya  pastry & bakery store semacam dua toko tersebut. Terus teman saya minta tolong saya mencarikan chef, kami mencarinya hingga ke Bali, sekalian test food juga. Karena yang test food ada beberapa orang, ada yang suka dan ada yang tidak suka dengan makanan bikinan para kandidat chef tersebut, berujung pada kebingungan. Dia tahu saya suka bikin kue, kata teman saya “Bagaimana kalau pakai resep dari lo aja ya?” Saya bilang, saya kan sebatas home baker – sebatas membuat kue untuk anak dan suami, atau kalau ada acara potluck bareng dengan teman-teman.

Awalnya saya belum percaya diri dengan resep rumahan ini, takutnya nanti nggak jalan. Lalu saya mengusulkan untuk menjalankan usaha ini secara online dulu, karena menurut hemat saya, modal utamanya adalah dapur, pegawai dan delivery guyAkhirnya kami mencoba mulai di April tahun 2014 dan melakukan promosi di akun instagram pribadi. Tanpa diduga pesanaan mulai berdatangan, menunya juga bertambah hingga sekarang. Sekarang kami sudah punya dapur sekaligus kantor di daerah Cipete. Kami rajin ikut bazaar bahkan pernah buka counter  selama enam bulan di Plaza Indonesia. Di Kota Kasablanka juga ada, di Bandung di Riau Junction. Puji Tuhan, perkembangannya sudah sejauh ini, gagal atau berhasil Tuhan yang menentukan, yang penting usaha kami sudah maksimal, quality control selalu dijaga and give the best for customer.

Kedua- Bebelian.com itu justru lebih dulu dari 2011.  Ini adalah penjualan tas branded second yang dulunya dimiliki oleh selebriti. Awalnya saya dan partner saya yang bernama Sari suka sekali sama tas-tas bermerek. Terus kepikiran untuk membuat usaha. Mumpung saya kenal dengan teman-teman artis, karena kan itu tempat beli barang selebriti, jadi harus artis-artis Indonesia. Selebriti, public figurenews caster juga bisa. Atau sosialita dan pengusaha yang sudah dibuat profilenya juga bisa. Barang-barangnya kami pilih yang paling bagus.

Berikutnya Fashion Line, saya  sama Ervan Heriando. Berdirinya April 2014 juga sama dengan  Dulce De Lece. Sempat beberapa kali berganti partner, karena kalau partner kan harus cocok ya – sejalan, saling menopang, ada chemistry, jangan saling mendahului. Nah, saya cocok dengan Ervan ini, saya urusan design dan produksi. Yang saya design baju-baju casual, simple dan bisa untuk dipakai sehari-hari. Harganya pun di bawah Rp.500.000. Kalau Ervan bagian Marketing, PR sama jualan.

Punya skill design darimana?

Kebetulan saya pernah ikut summer course di Esmod – paternmaking and drafting. Walaupun kursusnya cuma sebentar, tapi saya mengerti karena sudah dijelaskan dasar-dasar designNah, lucunya, baru ketahuan passion saya adalah masak dan jahit setelah sudah jadi ibu rumah tangga.

Memang sudah rencana bisnis dari dulu ya?

Saya memang ingin   bisnis banget, tapi belum tahu mau bisnis apa. Ya sudah, saya pikir jalanin dulu yang di dunia intertainment.  Akhirnya setelah ikutan les ini dan itu, saya pikir “Oh I think, I can do it!”. Masak juga awalnya hanya untuk teman-teman saja. Akhirnya di antara mereka banyak yang pesan untuk acara-acara tertentu, dan saya jadi bingung menentukan harganya, hahaha. Dari situ saya senang, karena orang suka dengan masakan saya.

Menu jagoan Dulce?

Nutella Brownies dan Cheese Cake Ice Cream. Dua resep itu saya sempurnakan lagi, dari resep-resep yang sudah ada sebelumnya. Misalnya resep dasar kue bolu yang pernah saya coba, ada yang terlalu manis, basah atau kering, dari situ saya perbaiki lagi.

Bagi Dewi, Marcel adalah suami idaman! Hmmm, apa penyebabnya? Lihat di laman selanjutnya :)

IMG_3377

Setelah ketemu dua passion ini, dukungan dari suami bagaimana?

Dia sangat mendukung dan tahu saya orangnya nggak bisa diam. Intinya kami saling mendukung, Marcel dengan komik superheronya, saya dengan jahit dan masak. Dan, saya pikir Tuhan itu sudah baik banget. Setiap kali saya  ada kerjaan, Marcel pasti nggak kerja. Jadi kalau saya lagi ada kerjaan dan Marcel off, dia bisa jaga anak-anak, antar jemput anak, mandiin, nyuapin – semuanya dia bisa. Dia suami idaman pokoknya! Kalau Marcel yang kerja, saya yang handle urusan anak-anak, kebetulan dapur dan sekolah anak-anak berdekatan, jadi semua masih bisa terkontrol.

Di antara kesibukan Dewi dan Marcel bagaimana menjaga quality time dengan Brinette dan Jarvis?

Saya dan anak-anak pasti bertemu setiap hari. Kami selalu menyempatkan untuk mengantar sekolah, biar anak-anak ingat terus sampai besar nanti. Apalagi waktu mereka TK dan SD, itu merupakan memori yang indah. Sengantuk-ngantuknya saya dan Marcel, kami selalu mengantar mereka sekolah.

Dunia public figure bagaimana?

Saya mulai balik lagi, mulai shooting film, casting, jadi bintang tamu. Ya pelan-pelanlah nggak mau terlalu kaget.

Bagi kiatnya dong, untuk perempuan yang mau memulai bisnis yang berawal dari hobi?

You have to do what you love, jangan hanya berkeinginan bisnis supaya dapat uang. Lama-lama jadi bosan. Dan, harus pakai passion mengerjakannya, karena mau selelah apapun itu, tapi kalau kita suka, kita tidak akan mengeluh mengerjakannya. Setiap talenta dan mimpi-mimpi dalam diri kita, Tuhan sudah tanamkan di pikiran dan hati kita. Dan, Tuhan sudah melengkapi kita dengan alat-alat untuk menuju kesuksesan. Jadi, put God first. Selain itu social media juga penting, harus tahu pasar maunya seperti apa – jangan terlalu idealis, takutnya yang suka dengan pola pikir idealis kita hanya segelintir. Ya namanya juga mencari uang, harus tahu apa maunya pasar.

Kalau Anda sendiri update ilmunya bagaimana?

Kalau saya lebih ikutan short course, misalnya ada chef-chef luar negeri yang datang dan demo masak saya suka ikutan. Mau itu pagi-pagi banget saya kejar deh. Karena dalam memasak harus tahu tekniknya, jangan hanya tahu di permukaannya saja. Contohnya teknik membuat kue kering yang ternyata penuh dengan perhitungan. Dan, itu nggak mungkin sekali atau dua kali langsung sukses. Saya malah pernah loh, test food sampai lima kali. Satu lagi, harus terbuka dengan masukan-masukan dari orang-orang .

Tipe orangtua seperti apa ya Dewi dan pasangannya? Yuk, intip di halaman berikutnya Mommies

Dewi

Kanan: Brinette (7) & Kiri: Jarvis (2). Gambar dari Instagram Dewi Rezer

Dewi dan Marcel tipe orangtua seperti apa?

Kalau kami santai-santai aja, funkyNggak mau terlalu kaku, yang penting kami bisa tahu di mana dan kapan saatnya kami menjadi teman bagi mereka dan kapan saatnya kami menjadi orangtua bagi mereka. Jadi nggak setiap hari jadi teman, karena takutnya mereka tidak respek sama kami sebagai orangtuanya. Dan, kami dari kecil menanamkan untuk kenal Tuhan, sebatas hal-hal yang mampu mereka cerna, sesuai usianya.

Dari beberapa bisnis yang sedang Anda jalankan ini, ada nggak ilmu yang bisa diterapkan ke dalam pola asuh?

Oh ada, sekarang Brinette les masak di sekolahnya. Jadi ada ekstrakulikuler dan itu dia yang minat. Dia bilang  “I wanna cook like Mommy,” terus masakannya selalu dibawa ke rumah dan dia selalu bangga kasih Mommy dan Daddy nyobain. Kadang, ada kue buatannya yang lebih enak dari buatan saya loh. Dia bangga kalau saya kasih pujian. Intinya saya mau encourage dia untuk mengembangkan bakat dan minatnya.

Untuk kesehatan anak, bagaimana?

Makanan semua dicoba nggak apa-apa. Saya pernah kasih  junk food, dengan catatan dalam keadaan emergency saja. Tapi harus lihat kondisi juga, apakah anak dalam kondisi obesitas atau tidak. Misalnya anak-anak mau coklat atau permen, kalau masih siang saya kasih, karena makanan manis memicu anak aktif. Kalau untuk chips, mie instan dan gorengan sama sekali tidak kami kasih. Sementara untuk street food, nanti saja dikasihnya kalau mereka sudah besar, saat metabolisme tubuh mereka sudah sempurna.

Ada olahraga yang rutin dilakukan?

Berenang, terus kami ajak ke playground, terus beladiri. Taekwondo untuk Brinette, manfaatnya untuk pertahanan diri dia. Kami juga suka piknik ke Kebun Raya Bogor, kami bawa makanan dari rumah, gelar karpet dan tikar. Terus ada minuman-minuman dingin, pernah juga bungkus nasi padang, bawa sayur asem buatan Mamaku. Mereka senang, berlarian ke sana ke mari.

Dewi dan Marcel, punya harapan – Brinette dan Jarvis menjadi anak seperti apa?

Tidak takut mencoba hal-hal baru, tidak pantang menyerah, konsisten, jujur, baik hatinya dan dekat sama Tuhan.

Dewi Rezer dan pasangannya, Marcelino Lefrand membuktikan bahwa bisnis ternyata bisa selaras dengan kualitas waktu bersama si kecil. Dan, usaha yang berlandaskan hobi dapat bertahan. Serta harus  enjoy menjalankannya.

 

PAGES:

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan