banner-detik
HEALTH & NUTRITION

Eggsperimen - Cara Menjelaskan Kerusakan Gigi Pada Anak

author

kirana2121 May 2015

Eggsperimen - Cara Menjelaskan Kerusakan Gigi Pada Anak

Bingung menghadapi anak yang kadang-kadang suka malas sikat gigi? Coba, deh, eggsperimen berikut ini agar si kecil mudah memahami  apa  yang akan terjadi jika dia masih malas menyikat gigi.

Coba cek sikat gigi yang biasa Anda pakai selama ini. Jangan-jangan bulu sikatnya sudah megar semua. Sikat gigi lama memang terasa nyaman dipakai karena bulu sikatnya sudah tidak lagi terasa keras. Tapi, tahu nggak? Sikat gigi dengan bulu sikat yang seperti itu daya bersihnya sudah jauuuuuuh berkurang dan otomatis sudah tidak optimal lagi untuk membersihkan gigi.

pio5jAnoT

 

*Gambar dari sini

Selain tidak efektif untuk membersihkan, sikat lama juga berpotensi menumpuk bakteri. Penelitian yang dilakukan oleh The University of Manchester menemukan lebih dari 200 juta bakteri pada bulu sikat gigi, termasuk bakteri E.coli dan staphylococci.  Berdasarkan hal tersebut, ADA (American Dental Association) menganjurkan agar sikat gigi digunakan kurang dari 3 bulan.

”Bakteri sangat mudah dan cepat berkembang biak terutama pada sikat gigi karena kondisinya lembap, terutama yang tidak terawat dan terlalu lama digunakan. Bakteri juga mudah berpindah dari sikat gigi ke tubuh manusia melalui rongga mulut dan kemudian menyebabkan timbulnya penyakit,” jelas Prof. Mel, panggilan akrab dari Prof. Dr. drg. Melanie S. Djamil, MBiomed FICD Lab BioCORE dari Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti, Jakarta yang menjadi narasumber pada workshop Formula.

Memilih sikat gigi juga menjadi ‘PR’ tersendiri terutama untuk orangtua yang memiliki anak berusia sekitar 8-12 tahun seperti saya. Untuk anak-anak yang lebih muda, sikat anak masih efektif dan sesuai dengan anatomi rahang anak yang masih kecil. Tapi untuk usia pre-teen, belum ada kategori sikatnya. Sikat anak kekecilan, namun sikat dewasa masih terlalu besar untuk rahang mereka yang belum berkembang sempurna.

Maka saran dari Prof. Mel adalah pilihah sikat yang bulunya halus, yang ada tulisan soft di kemasannya. Sedangkan untuk ukurannya, disesuaikan dengan besar rahang. Kalau rahangnya termasuk besar, sudah bisa pakai sikat dewasa biasa. Tapi kalau kecil, bisa pakai sikat dewasa dengan kepala sikat yang kecil.

Bagaimana cara mengetahui ukuran rahang?

Sekarang bagaimana cara kita mengetahui ukuran rahang?

Mudah ternyata, cukup dengan menyelipkan jari di antara deretan gigi dengan dinding mulut. Jika jari susah mencapai gigi bagian belakang, berarti anatomi rahangnya termasuk sempit/kecil. Cara pengetesan seperti ini juga berlaku untuk orang dewasa,ya.

Tak hanya malas mengganti sikat gigi lama, menurut survey Formula, orang Indonesia juga malas memilih pasta gigi yang sesuai dengan masalah gigi masing-masing. Sebagian besar hanya sekadar memakai atau mengikuti pilihan orangtua. Sama seperti saya juga yang terbawa kebiasaan sampai sekarang, nggak move on dari merek pasta gigi yang ada di rumah orangtua saya.

Itu sebelum saya melihat Eggsperimen Formula. Eggsperimen ini menunjukkan simulasi bagaimana zat kapur yang ada dalam kulit telur bereaksi terhadap asam cuka dapur. Simulasi ini menunjukkan proses yang sama dengan reaksi gigi saat mengalami pengeroposan akibat sisa makanan.

https://www.youtube.com/watch?v=dSB2kANddJ8

Dari dua kulit telur yang dimasukkan dalam cuka dapur, terlihat bahwa yang di gelas sebelah kiri bereaksi lebih cepat dari yang kanan. Dalam waktu 30 menit, kulit telur dalam gelas sebelah kanan masih belum tampak keropos. Sementara yang sebelah kiri malah sudah mengambang karena sebagian besar kalsium sudah terurai sehingga kulit telur jadi lebih 'ringan'.

edit-DSC_2381

gambar 1. Kulit telur baru dimasukkan air cuka. Perhatikan gelembung yang lebih banyak di gelas sebelah kiri, menandakan pengeroposan lebih cepat.

edit-DSC_2383

gambar 2. Selang 30 menit.

edit-DSC_2387

gambar 3. Selang satu jam. Perhatikan kulit telur sebelah kiri berubah warna.

Kedua gelas tersebut sama-sama berisi air cuka dapur biasa. Yang membuat kecepatan pengeroposan telur berbeda adalah karena kulit telur sebelah kanan sebelumnya sudah direndam dalam pasta gigi Formula yang diklaim mengandung zat yang memperlambat pengeroposan gigi. Hmm, jadi agak meyakinkan, ya, klaimnya kalau begini.

Eggsperimen ini bisa dicoba juga di rumah untuk memberi penjelasan pada anak akibat dari malas gosok gigi dan berlebihan makan yang manis-manis. Gula dalam makanan dipecah oleh kuman dalam mulut menjadi asam yang bisa merusak gigi. Sama seperti yang dilakukan air cuka. Detil bahan dan cara eggsperimen ada di link ini, ya.

Bagaimana Moms? Tertarik mencoba? Oh, ya, jangan lupa menyortir sikat-sikat gigi lama dan diganti dengan yang baru!

PAGES:

Share Article

author

kirana21

FD/MD resident


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan