banner-detik
PARENTING & KIDS

Motherhood Monday: Meta Hanindita – Seorang Dokter yang Juga Penyiar Radio dan Blogger

author

?author?18 May 2015

Motherhood Monday: Meta Hanindita – Seorang Dokter yang Juga Penyiar Radio dan Blogger

Bagaimana jika seorang dokter spesialis anak aktif ngeblog dan siaran? Dua profesi sampingan yang rasanya jarang dilakukan oleh seorang dokter yang notabene sangat sibuk dengan jadwal praktiknya. Namun, MetaHanindita, SpA, announcer sekaligus penulis membuktikan mampu menjalankan profesi utama dan sampingan dengan selaras.

Meta

Adalah Meta Hanindita perempuan kelahiran Bandung 31 tahun lalu - berhasil menyelaraskan antara profesi utama dan hobinya menjadi satu kesatuan yang bisa mendatangkan banyak manfaat. Simak obrolan kami dengan Meta berikut ini, seputar profesi utama, hobi dan kiat mengatur quality time-nya bersama keluarga.

Anda dikenal sebagai dokter anak yang juga berkecimpung di dunia broadcasting dan aktif ngeblog. Apa dunia broadcasting dan ngeblog dilakukan untuk refreshing atau “me time”?

Iya, betul banget! Saat stress, saya merasa siaran atau menulis bisa menjadi kegiatan yang kembali membuat saya ‘waras’, membuat saya siap menjalani segala rutinitas.

Kegiatan ngeblog ini, biasanya Anda lakukan kapan? Setiap hari atau di akhir pekan saja?

Sebenarya sejak kecil saya sudah suka menulis. Begitu ada media blog pertama kali, saya mulai rajin menulis di blog. Itu sekitar tahun 2003-an ya kalau nggak salah. Saya nggak pernah membuat jadwal. Kadang bisa setiap hari, kadang bisa 2 minggu sekali. Kadang saya menulis saat mengantar Nayara (4 tahun) les, kadang malam hari saat anak dan suami sudah tidur. Kalau sempat saja.

Sejak kecil sebetulnya cita-cita Anda sudah menjadi dokter anak?

Iya, betul. Sejak kecil cita-cita saya memang menjadi dokter anak. Saya sempat mempunyai cita-cita “tambahan” seperti guru atau jurnalis, tapi utamanya tetap menjadi dokter spesialis anak. Saya suka anak-anak dan menurut saya kesehatan anak yang notabene adalah generasi penerus bangsa sangat penting.

Cerita dong awalnya Anda jatuh cinta pada dunia broadcasting dan menulis buku atau ngeblog ini?

Dari kecil –kata keluarga dan teman-teman-, saya memang cerewet. Ngomong terus nggak ada berhentinya, hahaha. Kata mama saya dulu, “Kamu cocok banget jadi penyiar radio”. Apalagi dari kecil saya juga suka sekali mendengarkan radio. Tapi karena suara saya cempreng, saya “sadar diri” nggak pernah mendaftarkan diri untuk lowongan penyiar. Setelah kuliah, teman kost saya minta diantarkan mengikuti audisi untuk menjadi penyiar. Namun pada hari –H, dia malah tak datang – ternyata karena ketiduran dan teleponnya di-silent, lalu panitia audisi meminta saya untuk ikut. Iseng-iseng saya ikuti audisinya, eh keterima dan malah keterusan. Dari situlah saya mulai jatuh cinta dengan dunia broadcasting. Berawal dari penyiar, saya berkesempatan juga jadi presenter televisi, MC, pembicara sampai pengajar di sekolah broadcasting. Jadi penulis buku pun, awalnya kebetulan lho! Saya suka sekali membaca buku-buku karya Zara Zettira. Lalu saya iseng-iseng mengirimkan pesan untuknya di Facebook. Rupanya Mbak Zara membuka link blog saya yang ada di FB lalu menawarkan bantuan untuk “membuatkan” buku. Saya happy banget!

Sebagai dokter anak, Anda tipe ibu yang bawel nggak sih untuk urusan gizi si kecil?

Bisa dibilang begitu. Saya memerhatikan benar asupan nutrisi untuk Nayara  sejak lahir. Saya rutin memasukkan status gizinya di growth chart. Syukurlah dia nggak pernah bermasalah soal makan. Apapun yang dimasak di rumah, pasti dilahap habis, termasuk buah dan sayuran. Sebenarnya bukan soal gizi saja, mulai dari tidur, gadget, apapun aturan di rumah semua saya buat secara detail.  Di zaman sekarang info mengenai apapun termasuk kesehatan anak gampang sekali diakses di internet, tapi banyak juga yang kebenarannya belum jelas. Karena itu, sebelum membuat “aturan”, saya mencari terlebih dahulu jurnal penelitiannya yang benar seperti apa. Agak lebay sih kesannya,hahaha. Tapi saya lebih memilih science atau evidence based yang jelas terbukti secara ilmiah dibandingkan pendapat, pengalaman atau sekedar “katanya”.

Kalau Nayara sakit, Anda tipe ibu yang panik nggak?

Haha nggak sih. Mungkin karena saya terbiasa menghadapi pasien anak-anak setiap saat.  Yang lebih panik biasanya suami saya. Kalau saya lagi bertugas saat anak sakit, dia bisa menelpon saya 5 menit sekali karena bingung saking paniknya.

Di halaman selanjutnya Meta bicara tentang kegiatan siarannya, menulis dan gaya pola asuhnya.

SiaranRadio2 (1)

Anda masih siaran sampai sekarang?

Masih. Saya masih rutin siaran di radio DJ FM Surabaya.

Kalau sedang siaran biasanya tema apa yang suka Anda bahas? Suka bahas tentang seputar kesehatan anak nggak? Atau malah tema yang sama sekali berbeda dari profesi Mbak?

Nggak. Radio saya segmennya lebih ke youngster, jadi yang saya bahas nggak pernah berhubungan sama kesehatan anak. Seandainya ada bahasan kesehatan pun lebih ke yang umum, seperti bicara tentang  jerawat atau kenapa kita harus banyak minum air putih, diet mayo itu sehat atau tidak, lebih umum. Saya memang sengaja memilih segmen yang jauh berbeda dengan aktivitas sehari-hari saya agar tidak bosan.

Anda juga aktif menulis buku, bisa tolong sebutkan buku apa aja yang sudah Anda hasilkan? Dan, mana yang jadi favorit Mbak?

Buku saya yang pertama, “A Piece of My Heart”, lalu kedua “MetaMorphosis”, ketiga “1+1=3, Dont Worry to be A Mommy!” dan yang terbaru “Play And Learn”, baru akan terbit akhir bulan ini. Kalau ditanya yang paling favorit saya bingung. Semua buku punya “ceritanya” masing-masing yang berkesan untuk saya.

Menulis buku dikasih waktu khusus nggak, mengingat sudah banyak jumlah buku yang Anda hasilkan?

Nggak kok. Saya nggak pernah membuat target kapan akan menulis buku lagi. Biasanya sih, begitu ada ide, waktu menulisnya nggak terlalu lama. Seperti ide buku yang terbaru “Play And Learn”, muncul saat saya bingung mengajak Naya bermain apa lagi. Karena aturan pembatasan televisi maupun gadget, saya kadang mati gaya. Akhirnya membuat sendiri permainan sederhana yang sekaligus bisa dipakai untuk menstimulasi tumbuh kembangnya. Tak disangka, ternyata banyak teman dan kerabat yang tertarik dan malah memesan aktivitas tadi. Karena saya pikir cara membuatnya juga sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk bonding time antara orangtua-anak serta menstimulasi tumbuh kembang anak, saya tulis saja cara membuatnya dalam buku. Proses menulis buku ini tak begitu lama, hanya sekitar 3 bulan.

Bagaimana mengakali quality time dengan pasangan dan anak di sela-sela kesibukan Anda?

Sesibuk apapun, kami mengusahakan makan malam bersama setiap hari. Saat makan malam, biasanya kami bertukar cerita. Saya juga selalu menyempatkan diri mendongeng untuk Naya setiap sebelum tidur. Weekend pun selalu kami habiskan bersama. Kalau weekend ada kerjaan, saya pasti mengajak Naya dan suami.

Konsep pola asuh seperti apa yang Anda terapkan kepada si kecil?

Saya dan suami sama-sama tegas. Banyak aturan yang berlaku di rumah. Saya sendiri dididik sangat tegas oleh orangtua. Karena merasakan banyak sekali manfaat dari hasil didikan tersebut, sayamenerapkan pola asuh yang sama kepada Nayara. Saya dan suami yakin, melatih disiplin sejak dini akan sangat berguna bagi Naya kelak.

Saya juga pernah membaca di blog Anda mengenai gadget pada anak. Nah, bagaimana aturan main gadget di keluarga Anda? Khususnya untuk si kecil?

Saya sangat membatasi pemakaian gadget dan televisi untuk Nayara. Sampai Naya hampir berusia 2 tahun, ia tak pernah menonton televisi maupun memegang gadget. Setelah berusia 2 tahun, saya mulai perkenalkan ia dengan tayangan musik anak-anak di youtube dan tontonan di TV kabel, tapi ia tak begitu berminat. Saya juga memperkenalkan dengan aktivitas mewarnai di iPad namun lagi-lagi ia tak begitu suka sehingga kami memutuskan untuk menunda pengenalan gadget maupun televisi pada Naya. Sekarang, setelah 4 tahun, kami mulai mengenalkan kembali gadget dan televisi, tetapi sepertinya karena memang tak terbiasa, Naya kurang begitu tertarik ya. Terkadang dia “membajak” handphone saya untuk whatsapp-an dengan neneknya atau papanya, namun cuma sebatas itu. Soal televisi pun dia hanya tertarik dengan tayangan musik seperti hi-5. Agak sulit sebetulnya karena dengan aturan ini otomatis, saya dan suami pun harus konsisten tak memegang gadget juga tak menonton televisi saat ada Naya. Tapi setelah dijalani ternyata biasa saja kok. Saya masih bisa surfing internet saat Naya tidur. Selain itu yang membuat aturan ini agak sulit adalah karena saya suka mati gaya mau mengajak Naya bermain apa lagi.

Bagaimana dukungan nyata dari suami Meta yang juga berprofesi sebagai dokter? Cek di laman berikutnya.

Family

Sekarang kita bicara tentang pasangan, kalau boleh tahu apa profesi suami Anda? Dan, bagaimana tindakan nyata suami dalam mendukung profesi Anda sebagai dokter anak, announcer dan penulis ini?

Suami saya seorang SpOG alias dokter kandungan. Dia mendukung semua kegiatan saya. Memang dari awal setiap saya minta izin padanya untuk melakukan sesuatu, syaratnya hanya satu, yang penting tugas sebagai istri dan ibu tetap nomor satu. Waktu saya masih menyusui Naya eksklusif misalnya, dia mau lho mengantar Naya ke rumah sakit tempat saya bekerja saat jam menyusui karena simpanan ASIP saya habis. Jadi dia bolak-balik setiap 2-3 jam sekali agar Naya bisa saya susui, padahal dia pun sedang tak kalah sibuk. Dia juga rela menjadi kurir ASIP pribadi saya. Sekarang, saat saya sedang bertugas, suami terkadang mengajak Naya masak bersama.

Bagaimana menyelaraskan antara profesi utama sebagai dokter dan profesi sampingan sebagai penulis dan announcer? Masih sempatkah Anda ikut pelatihan-pelatihan atau workshop yang mendukung dua profesi tambahan ini?

Sejujurnya sih, saya nggak pernah ikut pelatihan atau workshop penyiaran maupun penulisan, yang saya kerjakan benar-benar tanpa teori. Learning by doing saja. Namun saya benar-benar mengerjakannya dari hati. Harapannya, apa yang datang dari hati akan sampai ke hati pula.

Bagaimana kiat Anda menjaga kesehatan di tengah aktivitas yang padat? Adakah resep-resep khusus?

Saya ini suka malas berolahraga, tapi karena menyadari pentingnya aktvitas fisik untuk kesehatan, saya mulai merutinkan diri untuk sekadar treadmill atau lari pagi setidaknya seminggu 3 kali. Saya juga mendisplinkan diri untuk minum cukup air putih.

Banyak perempuan Indonesia yang kini bisa menunjukkan kemampuannya termasuk dalam bidang yang dulunya didominasi oleh pria.  Contohnya Anda sebagai dokter. Menurut Anda bagaimana?

Aktualisasi diri adalah hak setiap orang, termasuk wanita. Saya bersyukur hidup di zaman sekarang ketika kesempatan yang didapatkan pria maupun wanita sama. Namun saya selalu mengingat nasihat mama untuk jangan sampai melupakan fitrah sebagai wanita. Karena setinggi apapun jabatan seorang wanita di sebuah perusahaan atau instansi, jabatan yang terpenting adalah sebagai seorang istri dan ibu. Sehebat apapun karier seorang wanita, pekerjaan utamanya tetap sebagai seorang istri dan ibu.

Di blog Anda tertulis “I believe that positive attitude will bring you a positive life!:D” such a good sentences. Bisa cerita bagaimana dampak dari   positif thinking untuk kesehatan?

Banyak! Contohnya, dengan positive thinking bisa mengurangi tingkat kecemasan dan stres sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan membuat kita tak mudah terserang penyakit. Kalau terbiasa positive thinking, kita jadi terbiasa bersyukur dan dapat menjalani hidup tanpa beban sehingga awet muda.

Terbukti kan Mommies, apapun yang dilakukan dengan hati dan berasaskan rasa cinta hampir tidak ada kata lelah melakoninya. Semoga Mommies dan saya bisa memetik sesuatu yang berharga dari perbincangan MD dengan Meta barusan :)

 

PAGES:

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan