Clean Eating 101

Health & Nutrition

vanshe・10 Feb 2015

detail-thumb

Clean-Eating*Gambar dari sini

Sudah agak lama saya mendengar tentang konsep clean eating, meski masih samar-samar, sih. Berhubung belum tahu secara lengkap, saya beranggapan clean eating itu semacam diet regimen. Kata "clean" menarik perhatian saya karena menunjukkan fokus pada pemilihan bahan makanan yang menyehatkan, bukannya semata-mata rendah kalori. Saya sendiri sudah berniat untuk mengubah gaya hidup, tak cuma (inginnya) rutin berolahraga, tapi juga merasa sudah waktunya, deh, lebih memerhatikan apa yang dimasukkan ke perut. Sudah masuk kepala tiga, soalnya…

Beruntung, nggak lama kemudian, lewat Twitter saya mendapat informasi workshop untuk membahas clean eating!

Penggagas workshop yang saya ikuti ini adalah Farah Mauludynna atau disapa Dynna (akun Instagramnya: @dynzzzz), sosok yang kiprahnya terkait gaya hidup sehat sangat menginspirasi. Ia memulai kebiasaan healthy eating secara disiplin, berbagi weight loss story, lantas kepikiran untuk 'meracuni' orang lain dengan metode clean eating. Keren banget!

Pada workshop ini, sebelum mulai menjelaskan apa dan bagaimana metode clean eating itu, Dynna berbagi tentang perjalanannya menuju gaya hidup sehat. Dia bercerita kalau awalnya dia tidak tahu bahwa yang dimakan itu "salah." Contohnya, dia kerap jajan makanan dan minuman kemasan (hihihi, ini juga kebiasaan saya sejak SD), sarapan 'berat,' dan juga nggak memerhatikan kualitas makanan yang dikonsumsi, apakah mengandung MSG, pengawet, atau dibuat dari bahan-bahan yang kualitasnya tidak terjamin.

Sampai lalu lewat Instagram, dia 'kenal' dengan gaya hidup sehat, yaitu dari akun para pelakunya, seperti Sophie Navita dan Nadya Hutagalung. Simpel saja, awalnya dia hanya penasaran ingin mendapatkan kulit yang sehat tapi glowing seperti kedua selebriti itu. Hihihi, don't we all?? Nah, dari situlah perjalanannya menapaki gaya hidup sehat dimulai.

Apa saja, sih, yang harus diperhatikan kalau mau clean eating? Lihat di halaman selanjutnya ya.

 IMG_5855

Secara singkat, basic principals of eating clean adalah sebagai berikut:

1. Eat whole foods

2. Avoid processed foods

3. Eliminate refined sugar

4. Eat 5-6 small meals a day

5. Cook your own meals

6. Combine protein with carbs.

Sounds quite simple, right?

Untuk prinsip nomor 1 sampai 4 juga 6, sepertinya bisa kita terapkan dengan mensubstitusi pilihan-pilihan kita, ya. Misalnya mengganti beras putih dengan beras merah, coklat atau hitam. Mengeliminir makanan olahan dan white sugar dari menu sehari-hari. Kita juga bisa mengubah porsi dan frekuensi makan. Hal-hal itu butuh determinasi tinggi, tentunya, tapi bagi saya, langkah yang dibuat tidak sebesar nomor 5, yaitu memasak sendiri makanan kita!

Jujur saja, hal itu akan menjadi perubahan yang sangat drastis untuk saya. Hidup tanpa ART dan kurangnya minat untuk mengeksplorasi dapur sendiri, menjadikan saya pelanggan setia katering rumahan. Terbayang repotnya harus belanja, memotong-motong, memasak, dan ujungnya harus mencuci semua perkakas masak. Jasa katering menjadi solusi praktis. My savior, even!

Dynna kemudian menjelaskan tentang filosofi di balik clean eating. Ia memaparkan bahwa diet seolah hal yang ekslusif dan tidak wajar dalam masyarakat kita. Perlu disadari bahwa clean eating is all about attitude, yaitu pilihan sikap atas apa yang kita masukkan ke tubuh. Kehidupan modern saat ini menyodorkan kita dengan banyak pilihan makanan jadi dan cepat saji dengan alasan kepraktisan - seperti alasan saya malas memasak sendiri.

Lama-kelamaan, yang terjadi ketika kita memasuki supermarket, meskipun bertebaran banyak jenis produk dan merek, tapi pilihan kita hanya terbatas pada makanan jadi, cepat saji, atau processed food. Saat ini adalah era food capitalist, di mana kita sebagai konsumen disodorkan processed food yang tidak kita ketahui dari mana asal bahan-bahannya, bagaimana makanan itu diproses hingga sampai ke tangan kita, dan seterusnya.

Dengan clean eating, kita "merebut kembali" (reclaiming) kuasa kita atas dapur, by knowing exactly what we cook and eat. Kita akan menjalani proses memilah bahan makanan yang sehat dan baik (tanpa pestisida, pengawet, dll) dan kita memasaknya dengan cara yang kita pilih. It does sound better to me.

Dynna juga mengingatkan kalau ibu adalah penentu masakan di rumah. Jika ibu memilih menyediakan makanan yang sehat dan bersih, keluarganya pasti mengikuti (karena mereka 'kan tinggal makan saja tugasnya, hehehe). Wah, semangat saya jadi tumbuh, nih, untuk kembali ke dapur. It's time to reclaim my kitchen!

Apa saja yang perlu disiapkan saat mau menjalani clean eating? Lihat di halaman selanjutnya!

Beberapa kiat dalam menjalani clean eating:

1. Saat akan memulai clean eating, 'ngobrol' dulu dengan tubuh. Rencanakan makanan apa saja yang mau kita cut, dicicil juga boleh, kok. Yang jelas-jelas penting, pertama-tama kita perlu membiasakan no-processed-food policy. Buat saya, contoh perubahan yang kecil tapi drastis karena sudah jadi kebiasaan: berhenti mengonsumsi sambel botolan. God, I'm addicted to it!

Perubahan kecil lain seperti lebih banyak mengonsumsi buah-buahan. Kita bisa memulainya dengan buah-buahan yang kita sukai terlebih dulu.

Oh ya, sudah pernah mendengar teori 21 hari untuk mengubah kebiasaan? Jadi, jika kita melakukan kebiasaan baru selama 21 hari berturut-turut, besar kemungkinan kebiasaan itu akan stick with us. Nah, cara ini bisa kita terapkan dalam menjajal clean eating. Kalau gagal, kita mulai dari (hari ke-) satu lagi. Begitu seterusnya.

2. Cemilan yang tidak sehat membuat craving tidak berhenti. Deg! Ini, nih, yang kerap saya alami. Dynna menyarankan untuk selalu membawa bekal, termasuk bekal cemilan. Ganti cemilan dari jajanan yang nggak sehat menjadi buah-buahan, kacang-kacangan, dan lain-lain. Dynna juga selalu membawa air putih ke mana-mana. Menurutnya, kalau kita merasa lapar padahal sudah makan, coba minum air putih dulu, deh. Kalau setelah minum rasa lapar itu hilang, berarti kita hanya kehausan. Infused water juga bermanfaat untuk menambah energi, lho.

3. Nggak boleh jutek! Hahaha… Menurutnya, karena kita ingin memulai sesuatu yang baik, jadi ya dibarengi sama attitude yang baik juga. Sepertinya lumrah, ya, ditemui kalau kita lagi diet, ada aja komentar dari sekitar. Dynna yang selalu bawa bekal ke mana-mana, sudah 'kenyang' diledek seperti anak sekolah. Tapi, stay positive saja. Surround yourself with positive vibes. Yakini kalau dengan niat yang baik, hasilnya akan baik pula.

4. Cheat day itu penting. Maksudnya, nggak apa-apa kalau let's say 2 hari dalam seminggu, seperti saat weekend, kita 'libur' dulu dari ritual clean eating. It's part of the process, make it playful.

5. Mem-post apa yang kita makan di social media juga oke-oke saja. Malah bagus, karena kita bisa tracking perubahan yang sudah kita lalui. Siapa tahu juga bisa menginspirasi orang lain dan jadi ada teman sesama penggiat clean eating.

meal-planning*Gambar dari sini

6. Inti dari clean eating adalah berencana.

Kita bisa membuat weekly meal plan sendiri, atau meng-googling-nya. Banyak banget kok, sampel menu gratisan yang bisa kita tiru. Dengan punya menu plan untuk seminggu, kita jadi punya patokan untuk berbelanja.

Nggak cuma soal menu, supaya proses masak bisa praktis, Dynna berbagi kiat-kiat cerdiknya dalam memasak makanannya sendiri.

  • Membuat rendaman bawang putih dan merah dengan olive oil/canola oil yang dimasukkan dalam toples kaca. Berguna banget untuk mengurangi keribetan memotong-motong bawang sebelum masak!
  • Pisah-pisahkan bahan masakan menurut harinya dalam kemasan yang berbeda-beda. Lalu taruh di dalam kulkas. Ini contoh isi kulkas yang "clean eating banget," hihihi...
  • Gambar dari sini*Gambar dari sini

  • Pilih bahan makanan seperti sayur dan buah dari tempat produksi yang terdekat dari tempat tinggal kita, because it means less pollution.
  • She really makes it sound so simple, and doable!

    Terlebih, dia juga memaparkan efek dari menjalani clean eating yang dia rasakan. Irama tubuh jadi enak, jarang sakit, kulit bersih dan sehat, dan meskipun bukan tujuan utama, bobot tubuh turun.

    Lastly, she shared this quote:

    "Every time you eat or drink, you are either feeding disease or fighting it." - Heather Morgan.

    Jadi, mungkin ketika kita merasakan ada yang nggak enak pada badan kita, alih-alih sibuk menghilangkan gejala dari penyakitnya, kita justru perlu berusaha mencari penyebabnya. Maybe, it's because of the things we've been choosing to consume.

    Bagaimana, tertarik jugakah untuk mencoba clean eating, Mommies?