banner-detik
PARENTING & KIDS

Family Friday : Ali Adrian, Pebalap Muda Yang Sayang Keluarga

author

adiesty09 Jan 2015

Family Friday : Ali Adrian, Pebalap Muda Yang Sayang Keluarga

Nggak tau kenapa, saya paling geregetan kalau ngeliat anak-anak atau remaja yang tergila-gila sama sosok pesohor yang cuma  bermodalkan penampilan fisik aja. Sedangkan prestasinya, nol besar. Ya... punya idola  memang nggak salah, sih, karena biar gimana sosok idola bisa bermanfaat untuk memberikan motivasi pada anak-anak kita. Tapi, kalau nggak ada nilai postitif yang patut dicontoh, gimana? Percuma juga kan?

Sebagai Ibu, saya sendiri berharap Bumi punya sosok idola yang bisa ia contoh. Seseorang yang bisa menjadi inspirator untuknya dalam segala hal. Baik yang berpengaruh bagi perilaku atau pun gaya hidup . Harapannya, paling tidak saya dan suami yang bisa menjadi idola utamanya Bumi *amiin.

Kalau ngomongin idola, di mata saya sosok yang bisa memberikan banyak inspirasi pada anak kita contohnya seperti Ali Adrian.  Pemuda 21 tahun ini merupakan pebalap motor yang ini tengah mempersiapkan diri untuk mencetak sejarah baru bagi Indonesia. Menjadi 5 besar di kejuaraan Moto2 kemudian masuk ke dalam kejuaraan dunia terbesar, Moto  GP. Wiiih. Hebat ya! Jadi, selain punya fisik yang oke, prestasi yang sudah berhasil ia dapatkan juga segudang. Pantaskan kalau dijadikan idola?

Adrian and Tito Rabat

Bahkan Ali Adrian juga dipilih oleh David Garcia, mantan pebalap MotoGP yang sukses mengantarkan Tito Rabat menjadi juara dunia Moto2 musim ini untuk menjadi ‘anak asuhnya’. Adrian kini memang tercatat menjadi satu-satunya rider Indonesia yang melakukan persiapan matang dibawah asuhan pemilik International Circuito de Almeria, Spanyol.

Sebenarnya saya sendiri juga baru mengenal sosok Ali Adrian. Itu pun lewat cerita suami saya yang memang bekerja sebagai jurnalis olahraga.  Kebetulan, beberapa waktu lalu saya dapat kesempatan untuk bertemu dan ngobrol dengan Ali Adrian. Dengan semangat, ia bercerita mengenai asal muasal ketertarikannya pada dunia balap motor.

3171-Ali Ardian (1)

Passion dari kecil suka balap motor, suka speed dan dan adrenalin. Saat umur 12 tahun, saya sampaikan ke orangtua kalau  mau serius di sini. Dan orangtua mendukung dengan catatan jadi yang terbaik, lakukan yang serius dan juga disampaikan konsekuensi yang saya hadapi”.

Ketertarikan Adrian pada kendaraan motor ini memang sudah dimulai sejak usianya 3,5 tahun. Bisa dimaklumi, sih, soalnya bakat ini diturunkan sang ayah, Erin Rusmiputro, yang hobi mengendarai motor cross. Alhasil, sejak usia 14 tahun ia pun sudah mulai mengikuti berbagai kejuaraan motor nasional.

Waktu itu saya sempat bertanya, pola asuh seperti apa sih yang diterapkan kedua orangtuanya sehingga ia bisa tumbuh menjadi sosok lelaki yang berani mengambil risiko dengan memilih profesi sebagai pebalap? Sambil tersenyum, anak kedua dari empat bersaudara ini bilang, “Orangtua saya nggak pernah mengajarkan saya untuk bermenye-menye. Harus berani mengambil segala risiko. Pesan orangtua saya,  selalu lakukan yang terbaik, kami mendoakan dan mendukung apa yang menjadi pilihan kamu”.

Selain itu, Adrian punya kunci sukses versi dirinya sendiri yang membuat saya terbengong-bengong karena diucapkan oleh anak usia 21 tahun. Secara ya, biasanya umur segitu lagi happy-happy saja yang dipikirin. Mau tau? Simak di halaman selanjutnya!

“Harus terus mencintai orangtua, ahli dalam sholat malam dan rajin bersedekah. Tiga itu kalau dijalankan Insha Allah bisa tercapai apa yang diinginkan.  Begitu pun harus didahului punya mimpi dan tidak boleh menyerah.”

Ya Tuhan... kebayang nggak kalau anak kelak punya prinsip yang sama seperti Ali Adrian? Waaaah.... gambaran rasa bahagianya pasti nggak bisa dilukiskan dengan kata-kata, ya! Saya jadi terkesima dan mau mengorek ilmu dari Ibunya Adrian. Sosok perempuan yang pasti punya pengaruh besar terhadap kehidupan Ali Adrian. Beruntung, waktu itu saya pun punya kesempatan ngobrol dengan beliau.

aliadrian

Saya pun penasaran dengan reaksinya pertama sang Ibu, ketika mengetahui anaknya memilih jadi pebalap. Biar bagaimana pun, profesi ini kan begitu riskan, dan menurut saya nggak semua orangtua bisa ikhlas dan menyetujui pilihan anaknya yang begitu berbahaya.

“Awalnya sih sempat mikir, aduh bisa nggak ya ini anak? Makanya saya terus bertanya, sampai akhirnya Adrian bisa meyakini saya kalau memang jadi pebalap adalah pilihannya. Sebagai orangtua, ya, saya nggak putus-putus berdoa saja. Karena memang anak saya pilihannya itu, ya saya hanya bisa mengikutinya. Asal dia bisa bertanggung jawab dan tahu apa konsekueksinya. Saya dan suami memang menyerahkan pilihan pada anak-anak, terserah mereka mau jadi apa. Apapun pilihannya harus dijalankan dengan maksimal, jadi yang ahli,” ungkap Ina Noor, Ibu Ali Adrian.

Lewat obrolan ini, saya bisa memetik banyak pelajaran. Terutama dalam hal mempercayakan dan mendukung sepenuhnya pilihan hidup anaknya. Yah... orangtua mana, sih, yang nggak senang melihat anaknya bahagia? Benar, nggak?

PAGES:

Share Article

author

adiesty

Biasa disapa Adis. Ibu dari anak lelaki bernama Bumi ini sudah bekerja di dunia media sejak tahun 2004. "Jadi orangtua nggak ada sekolahnya, jadi harus banyak belajar dan melewati trial and error. Saya tentu bukan ibu dan istri yang ideal, tapi setiap hari selalu berusaha memberikan cinta pada anak dan suami, karena merekalah 'rumah' saya. So, i promise to keep it," komentarnya mengenai dunia parenting,


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan