banner-detik
PARENTING & KIDS

Persiapan Untuk Para Calon Ibu!

author

?author?06 Jan 2015

Persiapan Untuk Para Calon Ibu!

Tiga Juli 2014 adalah hari bersejarah dalam hidup saya, salah satu tugas perempuan secara resmi saya sandang - being a mom! Kelahiran putra pertama seakan menjadi titik balik kehidupan saya dan suami. Everything changes a good way for sure :) Kami berdua perlahan belajar jadi pribadi yang lebih sabar, lebih teliti mengelola keuangan, menjaga kesehatan satu sama lain untuk alasan ingin besar bersama dengan Jordy dan melihatnya menggeluti profesi yang ia cintai (tiba-tiba mata berkaca-kaca...hehehe).

Di balik semua cerita suka dan mengharukan di atas saya ingin berbagi hal-hal urgent yang mudah-mudahan bisa menjadi referensi calon ibu mempersiapkan persalinan dan beberapa bulan setelah melahirkan. Karena saya merasa, yang saat itu sudah banyak masukan dari banyak pihak, masih saja merasa kurang persiapan. Ok, ready get set go!

moms to be4

Gambar dari sini

PRA PERSALINAN

Survei Harga

Sejak tahu diri saya mengandung, saya rajin survei mengenai biaya persalinan dan harga kamar berbagai kelas. Jika Mommies sudah yakin akan melahirkan di rumah sakit yang sering didatangi untuk cek kehamilan maka akan lebih mudah. Tapi jika masih 50:50 melahirkan di tempat lain, survei via website masing-masing RS atau bertanya via telepon akan lebih baik untuk efisiensi waktu. Untuk kamar, saya memilih kelas VIP (bukan untuk prestige atau maksud apapun) melainkan demi ketenangan saya dan bayi. Selain itu memperhitungkan kondisi psikis yang baru kali pertama menjadi ibu pasti akan mengalami masa-masa penyesuaian, hingga secara energi yang terkuras usai melahirkan. Belum lagi tamu yang akan hilir mudik datang menjenguk. Alhasil benar saja, usai melahirkan saya seakan memasuki dunia baru dan butuh ketenangan ekstra mengumpulkan kembali mood dan energi untuk mengurus Jordy.

Biaya Persalinan

Sementara itu untuk biaya persalinan saya mengambil "the worst case scenario", saya dan suami menambung atas estimasi persalinan operasi caesar, alasannya? Karena jika harus caesar semua biaya sudah ada di tangan, hingga tak pusing lagi cari biaya sana-sini. Sebaliknya, Mommies bisa menggunakan budget yang lebih untuk kebutuhan lainnya jika proses melahirkan berjalan normal. Oiya Mommies, walaupun pada saat itu sebagian biaya melahirkan saya ditanggung oleh kantor, saya tetap menabung  sebesar biaya persalinan caesar, dan perkiraan saya tidak meleset, usai melahirkan sisa tabungan saya gunakan untuk biaya perawatan sehari-hari yang cukup membuat jantung berdegap kencang (hahaha...curcol)

Penting untuk dicatat:

  • Melahirkan normal: Rawat inap ±3 hari
  • Melahirkan caesar: Rawat inap ±5 hari
  • Lihat daftar biaya melahirkan di berbagai Rumah Sakit di forum sebagai referensi.

    Penting juga memperhitungkan jarak dari rumah ke rumah sakit, baca di halaman selanjutnya.

     

    For Mommies To Be

     Gambar dari sini

     Jarak Rumah Sakit

    Sebaiknya pilih rumah sakit yang tidak terlalu jauh dengan tempat tinggal, mengingat jika sudah datang waktunya melahirkan waktu akan terasa sangat sempit, belum lagi lalu lintas jalanan yang sulit untuk diprediksi. Saya memilih rumah sakit yang dekat dengan rumah salah satu alasannya, sewaktu-waktu suami atau orang rumah berhalangan mengantar saya kontrol, maka jalan keluarnya bisa naik taksi ke tempat tujuan atau naik ojeg langganan :D

    Perlengkapan

    Mommies sebaiknya mempersiapkan dua tas berbeda, satu untuk si jabang bayi dan satu untuk diri sendiri.

    Isi tas baby: tissue basah dan kering, popok kain, baju (bisa yang berbentuk jumpsuit atau setelan atas bawah). Kenapa harus repot-repot membawa semua itu? Dari apa yang telah saya lalui, pihak RS memang menyediakan, tapi ada di jam-jam tertentu Mommies lebih baik mengganti sendiri popok saat si kecil buang air kecil atau BAB ketimbang harus merepotkan bidan pada tengah malam. Kondisi saya alami karena kebetulan RS di mana Jordy dilahirkan menganut rawat gabung, yaitu kegiatan perawatan yang membiarkan ibu dan bayinya bersama secara terus menerus selama di rumah sakit.

    Isi tas ibu: underwear secukupnya, baju yang super longgar atau baju dengan bukaan depan, sarung, gurita atau stagen, perlengkapan mandi, celana hamil (karena nanti perut Mommies belum kembali ke bentuk awal), wangi-wangian, dan jika dibutuhkan alat make up secukupnya (setidaknya Mommies kelihatan segar saat ada datang menjenguk, dan harus kelihatan cantik dong di hari berbahagia Mommies :D)

    Lihat diskusi perlengkapan apa saja yang perlu dibawa di forum ini ya!

    Melibatkan pasangan dalam proses parenting sangat diperlukan! Baca di halaman selanjutnya.

    mom to be2Gambar dari sini

    PASCA MELAHIRKAN

    Cari dan Nikmati Ritmenya

    Sesampainya di rumah, rutinitas mengurus jabang bayi dimulai. Di satu bulan pertama saya belum menemukan ritme yang pas dari aktivitas ke aktivitas lainnya (boleh dibilang masa-masa paling sulit untuk adaptasi diri menjadi ibu baru), alhasil saya sempat terkena baby blues syndrom di mana perasaan ini semacam berkecamuk – bahagia, sedih, dan letih bercampur jadi satu. Solusi yang memungkinkan saat itu adalah sharing dengan suami, ibu atau sahabat terdekat yang sudah terlebih dahulu berpredikat sebagai ibu.  Jangan malu jika harus menangis, luapkan saja emosi Mommies, pada akhirnya Mommies akan merasakan efek “the power of sharing” – sebagian ruang di relung hati lega karena “sampah” telah lenyap. Perlahan tapi pasti saya mulai menemukan ritme mengurus seorang bayi mungil dan mulai menikmatinya, terutama saat umur Jordy menuju dua bulan.

    Asupan Makanan

    Di poin ini saya sempat kewalahan, di sela-sela kehebohan mengurus Jordy saya juga harus fokus memperhatikan asupan gizi yang seimbang untuk diri saya, demi produksi ASI yang lancar. Akhirnya saya jujur kepada orang rumah bahwa saya memerlukan bantuan mereka, karena melahirkan melalui operasi caesar maka pada sebulan pertama saya belum diperbolehkan beraktivitas berat. Dikarenakan tidak asisten rumah tangga yang menginap atau pengasuh, akhirnya orang rumah membuat jadwal memasak, bergantian antara Mama atau Papa saya.

    Solusi ini pun saya rasakan cukup efektif. Setelah satu bulan pertema terlewati, saya  mulai rajin memasak, itu pun dengan syarat saat Jordy sudah tertidur pulas. Nah, ini erat kaitannya dengan kepatuhan kita dengan jadwal menjemur, memandikan dan menyusui. Jika sudah bisa mematuhi jadwal-jadwal tadi, artinya Mommies juga memiliki kesempatan untuk melakukan kegiatan lainnya. Walaupun pada akhirnya, jasa delivery service adalah pilihan terakhir yang paling logis saat situasi dan kondisi tidak memungkinkan memasak sendiri :D

    Libatkan Pasangan

    Namanya juga parenting, artinya harus ada unsur kerja sama istri dan suami. Walau secara alamiah – naluri seorang ayah dari pasangan kita juga akan membantu proses mengurus si kecil, tapi tetap jangan segan untuk meminta bantuan suami. Apalagi jika kondisinya kedua belah pihak baru pertama kali menjadi orangtua, pasti ada kekurangan di sana-sini. Dibutuhkan peran komunikasi dua arah, yang berwujud saling pengertian dan saling mengingatkan.

    Misalnya adalah, meminta tolong kepada suami untuk mengingatkan saya perihal asupan minum dan makan yang proper setiap harinya. Walau terdengar sangat sederhana, nyatanya cukup ampuh membuat saya merasa diperhatikan. Sampai-sampai, hingga detik ini suami saya masih rajin membawa aneka macam makanan usai pulang kantor.

    Kita semua tentu sudah tau ya, faktor apa saja yang dapat membuat ASI berlimpah. Salah satu hormon yang berperan besar terhadap keluarnya ASI adalah hormon Oksitosin. Hormon Oksitosin adalah hormon cinta, hormon kasih sayang. Bagaimana hormon ini dapat bekerja dengan maksimal? Apabila ibu dalam keadaan bahagia, nyaman, tenang, merasa diperhatikan dan dicintai, atau perasaan-perasaan positif lainnya. Di poin hormon Oksitosin inilah saya mengingatkan suami bahwa, perasaan bahagia dapat membantu saya memproduksi ASI yang maksimal. Tak lupa sebelum melahirkan saya rajin ngobrol mengenai hal ini dengan suami. Efeknya?  Suami selalu ingat untuk berusaha menjaga perasaan saya, agar tetap bahagia! :D

    Bagaimana dengan Mommies? Bagi dengan kami apapun cerita, pengalaman atau kiat Mommies menjadi ibu baru, karena pasti bisa membantu para Mommies to be di luar sana :)

    PAGES:

    Share Article

    author

    -

    Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan